Suamiku

4.3K 186 1
                                        

Tak banyak hal yang dapat ku lakukan. Hanya bisa duduk di atas tempat tidur menunggu hari persalinan tiba. Perkiraan sekitar satu minggu lagi aku akan melahirkan anak kedua dan ketigaku.
"Taraaa. Ayo tebak abang buatin apa?" Ucap bang Rafa memasuki kamar
"Palingan bubur lagi, sheeqa kan gak lagi demam. Bosen di buatin bubur mulu" ucapku
"Yah udah ketebak" ucap bang Rafa seakan-akan kecewa
"Ya ketebaklah sheeqa kan pinter"
"Tapi hari ini buburnya spesial"
"Bubur apa?. Sini sheeqa lihat!"
"Hari ini bubur ikan nila. Yeee. Keren kan?"
"Ih gak mau, gak mau ikan. Mual ah nyium baunya"
"Ya Allah sayang. Abang udah buatin kok gak mau dimakan?. Dijamin gak bau amis kok, karena udah direbus hingga baunya hilang"
"Jadi proteinnya ikutan hilang dong?"
"He he gak tau juga sih. Dimakan ya sayang!"
"Enggak"
"Kok enggak. Abang udah buatin loh ni khusus untuk istri tercinta"
"Kenapa main buatin aja gak nanyak dulu sheeqa mau atau enggak. Salah abang sendiri dong. Ngapain jadi salahin sheeqa?"
"Abang gak nyalahin sheeqa kok.Jadi sekarang sheeqa maunya apa?" Ucap bang Rafa lembut
"Maunya bubur ayam"
"Aduh, kemaren katanya bosan bubur ayam"
"Ya udah kalau gak mau buatin, sheeqa buat sendiri"
"Yaaah ngambek lagi deh dianya"
"Biarin" ucapku jutek
Bang Rafa meletakkan. Bubur ikan diatas meja di sebelah kananku. Bang Rafa pergi meninggalkan kamar.
Aku duduk sambil menatap kearah mangkuk yang seakan-akan memanggilku. Aku mengangkat mangkuk bubur ikan nila yang di buat bang Rafa. Aku sedikit menyicipinya.
"Wah enak juga rasanya" ucapku

Sendok demi sesendok aku melahap bubur ikan yang di buat bang Rafa. Tak terasa bubur itu pun habis.

"Tadaaa. Sayang ini bubur ayamnya" bang Rafa masuk dengan wajah sumeringah.
"Sheeqa udah kenyang"
Bang Rafa menghampiriku
"MasyaAllah, bubur ikannya sudah habis ternyata. Tadi katanya gak mau"
"Sheeqa berubah fikiran"
"Jadi ini bubur ayamnya?"
"Enggak mau. Bosen bubur ayam mulu"
Bang Rafa menghela nafasnya. Aku hanya bisa tersenyum melihat ekspresinya. Bang Rafa duduk di pinggir tempat tidur sambil menatapku.
Aku menahan tawa.
Bang Rafa menatapku tajam
"Ngapain lihat-lihat" ucapku
"Lucu aja. Muka sayang kayak badut, gendut dan bengkak"
"Kan udah mau dekat hari lahiran, jadi sembab gini"
"Gak lahiran juga mukanya udah bontot gitu"
"Ah yang bener?" Aku langsung memegang kedua pipiku
"Hahahahha" tawa bang Rafa.
Bang Rafa mengelus kepalaku
"Bang"
"Iya Qaa"
"Kalau Allah mengambil Sheeqa dari kehidupan abang gimana?"
"Abang akan bilang ke Allah. Jagain Sheeqa biar nanti di surga gak di ganggu sama pria lain"
"Serius, emang bisa mintanya kayak gitu?"
"Ya bisa. Masalah di kabulin atau enggak ya hanya Allah yang tahu"
"Iya juga ya, oh iya mana bubur ayamnya?"
"Ngapain nanyain bubur ayam?"
"Kenapa?.emang gak boleh"
"Ya bolehlah sayang"
"Sheeqa tiba-tiba lapar lagi"
"Ya udah sini abang suapin ya?!"
"Ii so sweet" ucapku sambil mencubit kedua pipi bang Rafa
"Dasar" ucap bang Rafa seraya memencit hidungku.

Suap demi suap bang Rafa suguhkan bubur ayam ke mulutku. Sesekali dia menggodaku. Bang Rafa suami yang baik. Tak pernah memarahiku walaupun aku bertingkah sedikit menyebalkan.

ASHEEQAWhere stories live. Discover now