Haechan sudah menelpon Jeno kemarin, Jeno berkata kalau ia masih dalam masa heat. dan Haechan harus mengumpat keras kala mendengar geraman keras dari mulut Jeno akibat mendengar suaranya. Haechan tidak habis fikir, sefatal itu akibat rut alpha mendengar suara omega. Eh? Apa Haechan mengakui kalau ia omega?

Haechan menggeleng-gelengkan kepalanya menampik fikiran buruknya kalau ia seorang omega. Memakan makan siangnya ditemani oleh kedua temannya yang mengapitnya ditengah. Jaemin dan Renjun tentu saja. Dan sialnya mereka adalah mantan kekasih seorang Lee Jeno yang tak lain adalah saudara kembarnya.

"Haechan-ah, kau mendengar tentang berita Jaehyun sunbae?" tanya Jaemin sembari menyedot jus mangga miliknya.

Haechan menaikkan sebelah alisnya. Ia sensitive mendengar nama "Jaehyun" yang bahkan ia sendiri tidak mengenalnya. Bahasan tentang "Jaehyun" membuatnya teringat dengan adegan "omega laki-laki" yang dibahas para sunbae beberapa hari yang lalu.

"Jaehyun sunbae? Kita tidak memiliki sunbae bernama Jaehyun omong-omong." Jawab Haechan sekenanya.

Renjun memutar bola matanya malas mendengar penuturan Haechan. Ia menyandarkan kepalanya pada pundak Haechan dan mulai ikut obrolan mereka; "Jaehyun sunbae itu alumni SOPA dua tahun yang lalu. Dia itu yang kau sebut vampire pada acara lomba basket nasional setahun yang lalu."

Jaemin menjentikan jarinya mendengar ucapan Renjun. Ia mulai memakan keripik kentang milik Haechan yang sedari tadi ditatapnya. "Iya, Jaehyun sunbae yang menjadi pelatih basket anak-anak."

"Iya, terus apa hubungannya dengan kita? Kalau kau lupa, tidak ada yang ikut olahraga di antara kita." Haechan menjawab asal, ia kembali meminum strawberry milkshakenya yang tersisa sedikit dalam gelas.

"Dia memiliki mate omega laki-laki." Jaemin berucap to the point.

Haechan mendengus, ia sudah tau bahasan mereka akan pada topik 'omega laki-laki'. Bahasan yang dihindari oleh Haechan.

"Aku tidak suka bahasan ini." ujarnya datar menatap tajam Jaemin yang masih santai dengan keripik kentang menyumpali mulutnya.

"Jangan mulai. Kita ini sahabat, kau tidak boleh memendamnya seorang diri." Ujar Jaemin pada Haechan.

Haechan mendengus melihat sikap Jaemin yang penuntut. Jaemin itu pemaksa, kalau Renjun itu dewasa. Ia akan santai menyikapi kedua sahabatnya yang sering cekcok.

"Yak! kalau yang kau maksud adalah untuk mengakui statusku, jawabanku masih sama. Aku sama seperti Jeno!" ujar Haechan tegas. Ia melotot pada kedua sahabatnya yang jatuhnya tatapan lucu terpampang diwajahnya. "...Lee Jeno mantan kekasih kalian!"

Kali ini kedua sahabatnya menjitak keras kepala bulat Haechan. Renjun yang kalem bahkan menjitaknya keras sekali. Senyum puas terpampang diwajah keduanya melihat Haechan meringis kesakitan dengan wajah memerah menahan tangis.

"Appo~!"

Tidak ada yang sadar ada yang mengamati interaksi mereka dari jauh.

.

.

Mark menyedot vanilla late miliknya sembari melihat interaksi tiga orang siswa yang berada diseberang mejanya. Ia menaikkan sedikit alisnya ketika melihat 'skinship antar sahabat' yang mereka lakukan. Apa sesama lelaki harus saling leledotan dilengan temannya? Mark geli hanya dengan membayangkannya.

"Ada apa dengan wajah itu?" tanya seorang Kang Chanhee yang paling netral di antara semuanya.

Mark mendengus, kegiatan diam-diam mengamati interaksi tiga pemuda itu terbongkar sudah.  "Apa sahabat harus seperti itu?"

Chanhee menaikkan sebelah alisnya bingung, sama dengan Kangmin yang juga menatap Mark aneh. Mereka duduk bertiga tanpa ada gadis-gadis disana.

"Seperti apa?" tanya Kangmin.

Mark menunjuk Haechan dengan dagunya. Haechan kini tengah menepuk-nepuk kepala Renjun sembari menerima suapan keripik kentang dari Jaemin. Mark hanya sedikit... errr... aneh mungkin ketika melihatnya.

"Kenapa? Kau ingin aku menyuapi dan menepuk kepalamu seperti itu?" tanya Kangmin polos. Beta itu dipukul keras kepalanya oleh Mark yang kini bergidik mendengar penuturan Kangmin.

"Yak! aku tidak segan-segan menjauhimu jika kau berlaku seperti itu padaku."

Kangmin dan Mark tertawa keras mendengar ucapannya sendiri. Sementara Kang Chanhee masih menatap Mark intens, ia menatap wajah Mark dengan intens sehingga Mark salah tingkah.

"Kau terlalu menolak dengan apa yang kau lihat. Dia seorang omega, jiwa ingin dilindungi dan diperhatikan sangat besar. Jangan seperti itu." ujar Chanhee menasehati Mark. Walau ucapannya meruncing pada tingkah laku Haechan.

"Menarik, tapi aku tidak cukup tertarik." Ujarnya datar membalas ucapan Chanhee padanya. Ia menatap intens objek yang menjadi bahasan mereka. Haechan yang kini tak sengaja menatap Mark dan terjadi beberapa detik kontak mata sebelum Haechan melengos dengan kedua pipi yang memerah.

"Aku akan menjadi yang tertawa paling keras kalau sampai kau tertarik padanya." Ujar Chanhee disertai dengan tawa ringan keluar dari mulutnya. Kangmin menjadi seorang yang paling berisik di  antara mereka hanya tertawa keras melihat wajah merengut Mark.

TBC

Sorry untuk penulisan yang tidak rapi, belum sempat edit ulang. Bcs, saya akan segerakan book ini selesai. Happy weekend~♡

Jangan lupa vote komen!

See you💞

Sempiternal • MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang