Ke pesantren atau RSJ?

4 3 0
                                    

Suatu pagi,Kayla pergi ke rumah temannya. Mungkin kali ini dia sedang tidak waras karena berani pergi keluar sendirian.Lebih-lebih rumah teman yang akan didatanginya ini dekat dengan rumah Grandong. Sungguh kenekatan yang haqiqi.

Kayla membawa buku fisika yang dipinjamnya tadi,lalu melewati sebuah gang kecil tepat di samping rumah Grandong.Kayla menunduk. Mungkin saat ini ia tengah berdo'a agar tidak bertemu dengan makhluk menjijikan itu. Dan tiba-tiba ada seseorang yang menarik lengannya hinga Kayla spontan memberikan pukulan ke wajahnya menggunakan buku fisikanya.

"Aww,sakit Kayla"

Ternyata yang menariknya adalah Rey.

"Gila lo,ngagetin gue tau ngga! Jantung gue hampir copot elahh,gue kira si Grandong,lu ngapain disini? Kenapa tau gue disini? Oh lo dari tadi ngikutin gue ya? Ngaku lo!"

"Dih,bawel bat si jadi cewe. Denger ya gue ada berita gembira buat lo"

"Paan?"

"Si Grandong udah pergi dari kampung kita"

"Boong. Berita hoax bukan itu? Nanti ujung-ujungnya juga ketemu pas pulang sekolah"

"Dih,engga Kayla yang cantik dan bawel"

"Kampret,gosah gombal deh lo"

"Eh gila siapa yang gombal pea. Gue ngomong serius, lo cantik tapi bawel. Grandong udah pergi, dia dibawa ke ustadz buat diruqyah karena jin jin yang terbelenggu didalam tubuhnya semakin banyak"

"Lo tau dari mana dia pergi?"

"Tadi pagi,gue kerumah Rifqi,terus liat Grandong digeret ama emaknya,terus gue nguping percakapan mereka"

"Huss,ngga baik tau nguping pembicaraan orang"

"Biarin,orang gue kepo. Yaudah gue mau pulang dulu,nanti momih gue nyariin"

"Ih,dasar anak mamih! Eh Rey,tega lo ninggalin gue sendirian?"

"Yaudah yok bareng,lagian dibilang Grandong udah pergi juga ngga percayaan amat jadi orang"

"Nggak!"

Sesampai di dalam kamar,Kayla terus memikirkan perkataan Rey. Apa benar si Grandong itu sudah pergi? Betapa senang,girang,riang dan tak bimbang jika ia benar-benar pergi. Sekarang Kayla bebas mau kemanapun tak perlu ada yang menemani.

Ketika Rey sedang duduk di teras rumahnya,ia mendengar celotehan ibu-ibu yang tengah membeli sayur di tukang sayur keliling yang kebetulan berhenti tepat didepan rumahnya.

"Eh jeng,kenapa sekarang si Grandong ngga nongol si?"

"Dia udah dibawa ke pesantren tau katanya tapi ngga tau juga si"

"Gila,pesantren ngapain? Belajar bahasa Arab?"

"Ngga,dia disana diruqyah"

Diruqyah? Kyai kuat sekalipun ngga akan bisa ngeruqyah dia. Jin nya udah lima puluh keluarga mana bisa dikeluarin. Batin Rey.

"Yang bener di pesantren atau rumah sakit jiwa nih jeng?"

"Hahaha" serempak ibu-ibu itu tertawa mendengar kata rumah sakit jiwa.

Tak lama kemudian,bu Oyon emak si Grandong pun datang untuk membeli sayur juga. Mungkin mereka mendengar percakapan ibu-ibu disitu sehingga datang dengan muka kusut seperti baju yang tidak pernah disetrika selama satu abad.

"Anak saya tidak gila! Camkan itu"
Bentak bu Oyon kepada mereka tiba-tiba. Mereka langsung pergi tanpa mempedulikan omongan bu Oyon.

Gila akut gitu dibilang ngga gila. Jangan-jangan emaknya juga gila. Keluarga gila,-. Rey terus membatin dengan muka jijik karena barusan mendengar bahwa ada kalimat "anak saya tidak gila".

Grandong mencari cintaWhere stories live. Discover now