"Annyeonghaseyo."kataku dengan nafas memburu dan suara serak.

"A-Annyeonghaseyo."kata seorang yeoja terlihat terkejut.

"Apakah ini benar?"kataku lalu menyodorkan poster yang kucabut di jalan tadi.

"O-Oh n-ne itu benar."katanya dengan wajah merona merah.

"Aku bisa jadi guru di sini kalau diperbolehkan."kataku dengan suaraku yang benar-benar aneh untuk ukuran seorang yeoja.

"Oh uhm.. Biar kupanggil sunbaeku. Tu-Tunggu sebentar ya.."katanya lalu berlalu.

Aku menunggu sekitar 3 menit lalu datang seorang laki-laki paruh baya dengan wajah berwibawa dan jas rapih.

"Annyeonghaseyo Ahjassi.."kataku lalu membungkukan badan.

"Ne. Kau tertarik menjadi guru di sini? Tapi apakah kau yakin bisa menjadi guru?"tanyanya dengan suara berat.

"Ne. Saya yakin."kataku penuh percaya diri.

"Mari saya test."katanya lalu membawaku ke sebuah ruangan.

Ia membawaku masuk ke ruangan di mana terdapat 2 orang namja bertubuh seperti layaknya body guard dan mendorongku mendekatinya.

"Kalau kau bisa melawan 2 namja ini, kau diterima."katanya lalu tersenyum.

"Sekaligus?"tanyaku dengan alis terangkat.

"Tidak tentu saja. Secara bergantian. Kau melawan dia dulu."katanya sambil menunjuk salah satu namja berkulit gelap dengan rambut hitam.

"Arasseo."kataku lalu bersiap-siap.

Si namja berkulit gelap ini secara cepat mengarahkan tinjunya ke perutku. Tapi aku menahan tangannya dan memelintirnya ke belakang. Ia meraung kesakitan. Tapi ia tak menyerah, ia melancarkan tinjunya dengan tangannya yang tak kutahan, ke arah wajahku. Dengan mudah aku menahannya dan memelintirnya lagi. Saat ia sedang lengah, aku melancarkan tinju mautku ke arah perutnya. Ia tak bisa menahannya.

Ia meraung kesakitan dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Aku menutup mulutku. Apa yang kulakukan?

"Bagus. Kau bisa melawan dia."kata laki-laki berwibawa itu dan menunjuk namja satunya. Namja berkulit pucat dengan rambut kuning.

Dengan secepat kilat, ia menyerang wajahku. Tapi sayang, lagi-lagi aku menahan tangannya dan menendangnya kebagian perut. Ia terjatuh lalu meraung. Aku tak mau menyerah, aku mengarahkan tinjuku ke wajahnya lalu-

BOOGGSSH

Aku berhasil. Aku berhasil!

Kulihat laki-laki itu terdiam. Lalu ia berdeham.

"Kau diterima."katanya lalu tersenyum ramah. "Kau bisa mulai besok. Tapi-"ia mengeluarkan sesuatu dari kantong jasnya. "-Ini."katanya lalu menyodorkan amplop berisi..

Uang?!

"Ilmu bela dirimu bagus. Jadi aku bisa memberi gaji pertamamu."katanya lalu tersenyum. Aku menerima amplop itu.

"Gamsahamnida."kataku lalu membungkukan badan.

===

Diperjalanan pulang, aku bersiul gembira.

Ini sudah pukul 9 malam. Tapi aku sama sekali tidak lelah. Apa karena aku mendapat uang?

Tiba-tiba ada seseorang berlari melewatiku secepat kilat. Ia memakai pakaian serba hitam.

Aku melihatnya lalu mengangkat bahu tak peduli.

"Tolong!"tiba-tiba lolongan suara orang meminta tolong terdengar. Aku mencari suara itu.

When A Girl Looks Like Boy[EXO FANFICTION]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ