#PROLOG

37 1 0
                                    

Gagang telpon dari kotak kaca berukuran satu kali satu itu kayaknya udah mau pingsan. Kabel nya udah makin keriting diuwel-uwel oleh jari-jari genit penelpon yang hampir tiap lima detik selalu merapihkan pita rambut bunga-bunga berwarna orange ngejreng, kadang ke kanan kadang ke kiri. Ditambah sesekali menikmati kriuk-kriuk keripik singkong tak bermerek yang diletakkan disamping telpon dekat dengan bakul jamu dan beberapa lembar uang lima ribuan. Layar digital mungil yang menempel didinding kamar wartel dengan riang gembira bergerak ke angka puluhan ribu itu pertanda Wartel NIAGARA makin laris manja.

"Gilee si mponi, ngobrol ditelpon udah kayak gak ketemu se-abad. Wooy...gantian donk gue mo ngabarin Sultan klo kalender nya kurang dua belas, Pon cepet ih, lama lagi gue terkam lo".

Deki komat-kamit sambil sesekali melirik 2 kamar wartel disebelahnya yang juga belum kelar.

"Dikit lagiiii...plis gue nanggung. Lagian lo kan bisa nelpon di meja operator lo"

Simponi terus mencubit kabel telpon layaknya mau merencanakan cubitan maut pada Deki.
________________________________________

Kenalin,
Deki (23 th) cowok penjaga Wartel NIAGARA,
Simponi (24 th) wanita tangguh si penjual jamu gendong,
Dan Sultan (25 th), single, karyawan keceh percetakan yang spesialis ngurus cetak kalender.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 21, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KALENDER TADI PAGI Where stories live. Discover now