“Ya! Mana bisa begitu. Akukan sudah meminta maaf. Lagipula, mana aku tahu jika keluarga ku akan mengunjungiku hari itu.” Ujar Hyungseob. Ia menatap Daehwi. Sepertinya Daehwi benar-benar kesal padanya. “Apa kau masih dalam misi kaburmu itu? Sekarang aku sudah bisa menampungmu. Keluargaku baru saja pergi pagi tadi.”

“Tidak, terima kasih. Aku sudah menemukan tempat tinggal yang nyaman saat ini. Jadi kau tak perlu repot-repot menawarkannya padaku.”

“Oh? Kau tinggal dimana?”

“Di rumah kekasihku” ujarnya santai tak memperdulikan Hyungseob  yang menatapnya tidak percaya.

“Kau tinggal di kekasihmu?!” Hyungseob  membelalakkan matanya. “ Ya! Lee Daehwi, kau sudah gila?! Tunggu― sejak kapan kau memiliki kekasih? Bukankah kau akan di jodohkan dengan―”

“Kau mengataiku gila? Ya! Dengar Ahn Hyungseob, jika aku gila aku sudah berkeliaran di jalan sana dan bertingkah selayaknya orang gila. Lagipula aku itu tinggal bersama kekasihku, lalu apa yang harus aku risaukan? Setidaknya kekasihku itu tak menelantarkanku!” cibirnya pada Hyungseob. “Sudahlah Hyungseob-ah. Biarkan aku bahagia bersama kekasihku saat ini dan lupakan perjodohan itu. Kau seperti tidak tahu appaku saja.”

Daehwi mulai membereskan apa yang menjadi miliknya. Ia tahu jika Chaeyoung  sudah duduk manis di salah satu bangku dan menantinya.

Daehwi suka jika harus mengantarkannya pulang. Chaeyoung  bukanlah anak yang beruntung. Ia tinggal di panti asuhan dan mengikuti les yang ia adakan bersama para temannya. Ya, dibanding bermain bersama teman sebayanya, Daehwi lebih suka menghabiskan waktunya untuk mengajar les, membagi ilmunya pada mereka yang kurang beruntung, tanpa pamrih sedikit pun.

Pertama bertemu dengan Chaeyoung , Daehwi mengira ia itu anak yang penyendiri karena tidak mau berinteraksi dengan yang lainnya ketika perkenalan pada saat kelas pertama dibuka. Tapi kini anak itu menjadi satu-satunya yang lengket pada Daehwi.

Seharusnya Chaeyoung  dijemput oleh orang tua asuhnya, tapi karena Daehwi sudah menghubungi agar tidak dijemput, maka ia wajib mengantarkan anak perempuan berambut hitam itu. Ah—banyak yang mengira jika Daehwi itu kakak Chaeyoung , karena wajah mereka sangat mirip.

.

Jinyoung memasuki rumah itu dengan menenteng jas di tangannya lalu memasuki ruang kerja miliknya. Seorang pelayan terlihat memasuki ruang kerja Jinyoung, sambil membawa secangkir teh herbal untuknya.

Semua orang yang bekerja di rumah itu memang sudah hapal dengan kebiasaan Jinyoung, gemar meminum teh herbal.

“Apa makan malam sudah siap?”

“Sebentar lagi, Tuan.”

Jinyoung mengangguk-angguk, lalu kembali bertanya sebelum pelayan itu keluar dari ruang kerjanya. “Apa Daehwi masih di kamar?”

“Sepertinya begitu tuan. Sedari sore Tuan Daehwi tidak keluar dari kamarnya, Tuan.”

“Benarkah?”

Pelayan itu mengangguk, “Perlukah saya memanggil Tuan Daehwi?”

“Tidak. Biar aku saja,” tolak Jinyoung halus. “Kau boleh pergi.”

“Baik.” Pelayan itu membungkuk sopan sebelum keluar dari ruang kerja Jinyoung.

Pandangan Jinyoung beralih pada secangkir teh herbal yang sudah diletakkan di atas mejanya. Aroma yang menguar dari teh herbal itu membuat Jinyoung lebih rileks. Ia hentikan sejenak aktivitasnya yang masih berkutat dengan pekerjaan, menyesap teh herbal itu secara perlahan.

My Annoying Bae || Bae Jinyoung X Lee DaehwiWhere stories live. Discover now