Pipi Doyoung memerah. Tidak. Dia tidak baik-baik saja. Dia patah hati dan merasa dikhianati, dan juga malu. Malu kepada Mr. Jeffrey yang menatapnya dengan penuh perhatian kepadanya saat ini. Malu mengingat percakapan mereka beberapa malam yang lalu tentang hubungannya dengan Rowoon.
Mr. Jeffrey pasti menertawakan kebodohan dan kepolosannya dalam hati karena dia begitu mudah ditipu.
"Tidak semua laki-laki seperti Rowoon." Jaehyun membalikkan badan, melangkah menuju bar yang ada di samping dapur. Dan menuang minuman, lalu meletakkan salah satu gelasnya di depan Doyoung, "Ini minumlah."
"Ini apa?" Doyoung mengernyit, menatap ke arah gelas minuman di depannya. Cairan itu berwarna bening dan keemasan.
"Itu champagne. Rasanya manis dan tidak begitu keras. Mungkin bisa sedikit menenangkanmu."
Doyoung menatap gelas itu dengan ragu. Menimbang-nimbang. Seumur hidupnya dia tidak pernah meminum minuman beralkohol dan tidak yakin akan reaksinya setelah meminum itu. Apakah dia akan mabuk dan menari-nari seperti orang gila nantinya?
Jaehyun mengamati Doyoung yang tercenung sambil menatap gelasnya dan tersenyum.
"Satu gelas tidak akan membuatmu mabuk. Kau bisa menyesapnya pelan-pelan. Kalau kau merasa tidak mampu, kau bisa berhenti tanpa menghabiskannya."
Doyoung menghela napas panjang. Oke. Dia merasa layak meminum segelas champagne mahal setelah apa yang dialaminya tadi. Dengan cepat dia meneguknya. Rasa manis langsung menyebar di rongga mulutnya diikuti rasa hangat yang pekat. Kemudian terbatuk-batuk.
Jaehyun mengernyitkan alis melihat cara Doyoung minum champagne-nya lalu tertawa.
"Aku bilang disesap, sayang. Jangan diteguk sampai habis, kau akan kehilangan aromanya kalau begitu." Lelaki itu mendekati Doyoung yang terbatuk-batuk lalu mengusap punggungnya dengan lembut, "Kau tidak apa-apa?"
Doyoung menganggukkan kepalanya, tiba-tiba menyadari kedekatan Jaehyun yang terasa panas di belakangnya.
"Saya rasa saya harus pulang sekarang." Doyoung meletakkan gelasnya dan mencoba berdiri, dia agak terhuyung, sehingga Jaehyun harus memegang lengannya.
"Baiklah, aku akan mengantarkanmu pulang. Ini sudah terlalu malam." Dengan lembut Jaehyun menggandeng lengan Doyoung dan membawanya keluar.
Ketika melangkah, tiba-tiba Doyoung terjatuh, membuat Jaehyun harus menangkapnya lagi. Kali ini setengah memeluknya begitu dekat. Jaehyun menatap wajah yang sangat menggoda, yang begitu dekat dengannya, bibir itu.
Astaga, bibir itu begitu ranum dan lembut, pasti terasa manis ketika disesap, mengalahkan rasa champagne yang paling mahal sekalipun. Jaehyun lupa diri, dan kemudian, tanpa peringatan, ditariknya Doyoung ke dalam pelukannya dan dikecupnya bibirnya lembut.
Doyoung terkejut, luar biasa terkejut ketika lelaki ini, atasannya tiba-tiba memeluknya dengan begitu erat dan mengecup bibirnya. Tetapi kecupan itu tidak dimaksudkan sebagai paksaan.
Jaehyun menciumnya dengan lembut, tetapi tidak kasar, lelaki itu seolah memberi kesempatan Doyoung menolak kalau dia tidak mau. Doyoung tidak punya tenaga untuk menolak. Aroma jantan itu, parfum bercampur harumnya anggur memenuhi seluruh inderanya, membuatnya tertarik tanpa daya.
Dia tidak pernah sedekat ini dengan lelaki sebelumnya, sehingga rasa ingin tahu memenuhi dirinya. Mungkin ketika dia mendapatkan akal sehatnya nanti dia akan menyalahkan anggur yang diminumnya. Tetapi sekarang Doyoung hanya ingin merasakan ciuman itu, merasakan lebih jauh lagi.
Jaehyun memperdalam kecupannya menjadi lumatan-lumatan bergairah, bibirnya membuka dan melumat bibir manis Doyoung, menjilatnya lembut lalu menyesapnya dengan penuh gairah.
YOU ARE READING
UNFORGIVEN HERO (JAEDO)
FanfictionREMAKE Biarpun semuanya hanya kebohongan. Tetapi cintaku padamu itu nyata. Tidak berartikah itu semua kepadamu? Aku membohongimu karena aku mencintaimu, karena aku sangat mencintaimu!" -JUNG JAEHYUN-
