Padahal beberapa jam sebelumnya lelaki ini menyatakan cinta dan memintanya sebagai kekasihnya. Bagaimana mungkin ini bisa dikatakan salah paham?
Pemandangan di depannya jelas-jelas merupakan bukti bahwa Rowoon ternyata masih lelaki yang sama, pemain perempuan seperti yang dikatakan oleh Sooyoung. Mungkin dia memang sedang mengincar Doyoung sebagai korbannya.
Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi seorang pemain perempuan selain mendapatkan seorang gadis yang masih lugu dan mudah ditipu.
Dan bodohnya.. Doyoung mempercayai Rowoon, dia bahkan memiliki perasaan indah yang ditumbuhkannya dengan begitu bodoh kepada lelaki itu.
Hatinya terasa sakit, sakit dan sesak yang membuatnya tak mampu berkata-kata. Dikepalkannya kedua tangannya, dia bahkan tak mampu menatap Rowoon, dipalingkannya kepalanya dengan mata yang terasa panas membasah.
"Doyoungie-ah..." Rowoon mengerang melihat mata Doyoung yang mulai berkaca-kaca.
"Sungguh aku tidak melakukannya dengan sengaja, aku terlalu banyak minum dan Hyuna menggodaku dan aku..."
"Aku menggodamu?" Hyuna melipat lengannya dengan senyum simpul, "Kau yang menyeretku ke kamar terdekat karena tidak bisa menahan gairah."
"Diam Hyuna!" sekali lagi Rowoon membentak perempuan bernama Hyuna itu. Dia lalu berusaha mendekat ke arah Doyoung, "Young, aku..."
"Menjauhlah dari Doyoung." Jaehyun melangkah ke depan Doyoung, menghalangi Rowoon. "Aku harap kalian segera meninggalkan tempat ini."
Rowoon terpaku, menatap ke arah Doyoung, menyadari bahwa perempuan itu bahkan tidak mau menatap ke arahnya. Dia menghembuskan nafas dan menatap Doyoung penuh harap.
"Aku harap kita bisa berbicara nanti." Lelaki itu menyerah dan melangkah pergi meninggalkan kamar.
"Baiklah, aku rasa aku harus pergi juga." Perempuan bernama Hyuna tampak ceria, sama sekali tidak terpengaruh dan merasa malu karena terpergok bercumbu dengan seseorang di kamar orang lain pula.
Hyuna merapikan gaun dan rambutnya dengan genit, lalu melangkah melewati Jaehyun dan Doyoung. Dalam kilatan satu detik, yang tentu saja tidak dilihat oleh Doyoung, Hyuna mengedipkan matanya kepada Jaehyun.
"Kau mau minum?"
Pesta sudah usai. Para tamu sudah pulang. Hanya Doyoung yang masih duduk di dapur modern milik Jaehyun.
Setelah kejadian tadi Jaehyun mengantarnya ke sana dan menyuruhnya duduk menenangkan diri, menyuruh pelayan menyediakan cokelat hangat untuknya, lalu meninggalkannya untuk menemui para tamunya, dan berjanji akan mengantarkannya pulang nanti.
Selama ditinggalkan sendirian Doyoung terus merenung, Kejadian tadi berulang-ulang di matanya. Dan sangat tidak disangkanya.
Begitu bebaskah kehidupan Rowoon sehingga dia bisa bercumbu begitu saja dengan sembarang wanita yang ditemuinya di pesta? Rasa sakit menusuk dadanya, membuatnya menghela nafas berkali-kali.
Setidaknya dia belum jatuh cinta terlalu dalam kepada Rowoon, setidaknya dia belum menumbuhkan perasaannya terlalu jauh.
Rupanya lama sekali Doyoung berkutat dengan pikirannya, karena pesta pada akhirnya usai.
Jaehyun datang menemuinya, dan duduk bersamanya di dapur, melihat cangkir cokelat hangatnya yang hampir kosong dan menawarkan minuman lagi.
Doyoung menggeleng menjawab pertanyaan Jaehyun. Tidak. Dia tidak ingin minum apapun. Dia hanya ingin pulang dan mungkin menangis sendirian di kamarnya.
"Saya hanya ingin pulang..." gumam Doyoung akhirnya, melirik jam di dinding dapur yang sudah semakin malam.
Jaehyun mengikuti arah lirikan Doyoung dan tersenyum lembut, "Aku akan mengantarkanmu pulang, jangan cemas... Apakah kau baik-baik saja Doyoung-shi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGIVEN HERO (JAEDO)
Fiksi PenggemarREMAKE Biarpun semuanya hanya kebohongan. Tetapi cintaku padamu itu nyata. Tidak berartikah itu semua kepadamu? Aku membohongimu karena aku mencintaimu, karena aku sangat mencintaimu!" -JUNG JAEHYUN-
