"Tidak. Tapi di sana ada kamar mandi. Mungkin dia memutuskan memakai kamar mandi di lantai atas. Ayo." Sekali lagi Jaehyun menghela Doyoung mengajaknya menaiki tangga.

Sepertinya tidak ada tamu yang naik ke lantai dua, mungkin sudah menjadi peraturan umum bahwa lantai dua adalah area pribadi pemilik rumah dan bukan area pesta.

Mr. Jeffrey mungkin salah. Doyoung melirik ragu kepada laki-laki yang sedang berjalan di sebelahnya, Rowoon tidak mungkin berani naik ke lantai dua rumah Mr. Jeffret tanpa izin.

"Kamar mandi di lantai dua ada di ujung lorong." Jaehyun menunjuk, "Biasanya ada beberapa tamu yang ingin tahu tersesat di sini." Mereka terus berjalan menuju ke area kamar mandi di ujung lorong, sampai sebuah suara mengalihkan perhatian mereka.

Suara itu sudah pasti adalah desahan seorang perempuan, sebuah desahan yang menyiratkan arti yang tak terbantahkan. Pipi Doyoung memerah, itu suara perempuan yang sedang bercinta. Meskipun tidak berpengalaman setidaknya Doyoung bisa membedakan suara desahan seperti itu.

Diliriknya Mr. Jeffrey yang berdiri di sebelahnya, apa yang akan dilakukan Mr. Jeffrey mengetahui ada orang yang bercinta di salah satu kamar di rumahnya? Apakah yang sedang bercinta itu tamu rumah ini?

Jaehyun hanya melirik ke arah Doyoung dan mengangkat bahu sambil tersenyum miris.

"Rupanya ada yang sedikit lupa diri di pestaku ini. Tunggu sebentar, aku akan mengingatkan mereka agar mencari kamar di motel terdekat dan tidak mencemari salah satu kamar tamuku."

Masih sambil tersenyum, Jaehyun membuka pintu kamar itu lebar-lebar. Doyoung menatap dan langsung mundur selangkah dengan kaget. Pemandangan di depannya membuat jantungnya serasa mau lepas.

Yang ada di depan mata Doyoung sungguh tak terduga. Sama sekali tidak terduga. Tangannya gemetar, menutup mulutnya yang mengeluarkan suara terkesiap karena kaget.

Di depannya, tampak Rowoon, setengah duduk dengan kepala bersandar di kepala ranjang, rambutnya acak-acakan, jasnya sudah terlepas entah dimana, kemejanya terbuka kancingnya, menampakkan kulit dadanya yang kemerahan.

Dan... seorang perempuan cantik sedang duduk mengangkangi pinggangnya, perempuan itu setengah telanjang, dengan gaun yang sudah melorot sampai ke pinggang.

Dua insan itu sedang berciuman dengan begitu panas, pinggul si wanita menggesek-gesek selangkangan Rowoon dengan begitu bergairah. Mereka tampak lupa diri.

Jaehyun melirik sekilas ke arah Doyoung yang pucat pasi, lalu dia bergumam sedikit keras.

"Aku rasa kalian harus mencari hotel, dan meninggalkan rumahku."

Suara Jaehyun tenang, namun tak terduga bagi pasangan yang sebelumnya terlalu larut dalam nafsu. Rowoon yang tersadar pertama kali. Dia menoleh ke arah Jaehyun, lalu berseru kaget ketika melihat Doyoung. Dan dengan gerakan reflek langsung mendorong perempuan yang mengangkanginya itu menjauh dari tubuhnya.

Ekspresi keduanya tampak berseberangan. Rowoon tampak pucat pasi dan penuh rasa bersalah, sedangkan perempuan itu, meskipun tadi terdorong oleh Rowoon sampai hampir jatuh, tampak begitu tenang, berdiri dengan elegan sambil merapikan gaunnya, lalu tersenyum manis.

"Well, tak kusangka kita tertangkap basah di sini sayang." Bisiknya sambil melirik mesra kepada Rowoon, "Mungkin benar kata sang tuan rumah, kita harus pindah ke hotel."

"Diam Hyuna!" Rowoon menyusul berdiri sambil berusaha merapikan pakaiannya, dia lalu menatap Doyoung dengan cemas, "Doyoungie, aku bisa menjelaskan, semua ini hanyalah salah paham."

Salah paham? Doyoung mengigit bibirnya untuk menahan perasaan.

Bagaimana mungkin ini salah paham, di depan matanya sendiri dia melihat Rowoon sedang bercumbu dengan begitu panasnya.

UNFORGIVEN HERO (JAEDO)Where stories live. Discover now