"Yuri eonni memang kelihatan ketus, tapi dia sangat baik. Dia bisa dibilang wakil direktur utama disini. Dia yang menghandle semuanya jika Mr. Jeffrey sedang tidak ada di tempat."

Sooyoung menjelaskan sambil tersenyum ketika mereka duduk bersama. Sooyoung menerangkan tugas-tugasnya.

"Pemilik perusahaan ini namanya Mr. Jeffrey?" Doyoung sudah tahu sebenarnya, karena penasaran, kemarin dia membeli dan membaca berbagai majalah bisnis yang menyangkut perusahaan ini. Sesuai dengan keterangan dosennya waktu mencontohkan perusahaan ini sebagai materi kuliahnya, pemilik perusahaan ini masih muda -muda dan cemerlang, karena bisa membangun bisnis sesukses ini dalam waktu yang begitu singkat.

"Ya, kau akan sering bertemu dengannya nanti, apalagi saat aku cuti melahirkan nanti. Bisa dibilang pekerjaannmu adalah mengatur seluruh jadwal dan keperluannya." Sooyoung tersenyum dan matanya menerawang, "Jangan kuatir, Mr. Jeffrey tidak seketus Yuri eonni. Dia sangat baik dan tenang, tidak pernah marah, dan sangat tampan karena eommanya berdarah Amerika. Bayangkan pria-pria Amerika yang sexy itu." Sooyoung mengedip nakal.

"Biarpun beliau sedikit murung. Seperti ada sesuatu yang selalu tersimpan di benaknya, membuatnya susah tersenyum, tapi walaupun begitu..." Sooyoung mengedipkan matanya lagi, "Dia adalah bujangan paling diincar disini. Kesan misteriusnya malah membuatnya semakin banyak penggemar. Sayang dia begitu penuh rahasia, tidak pernah ada kelihatan dia dekat dengan siapapun."

Doyoung mengernyit. Muda, kaya, sukses dan cemerlang, tapi tidak pernah dekat dengan satu perempuan pun?

Sooyoung tertawa, bisa membaca apa yang ada di pikiran Doyoung, "Dia bukan gay." bisiknya pelan.

"Sebenarnya ini rahasia, tapi aku pernah mengatur beberapa pertemuan beliau dengan perempuan-perempuan cantik dari kalangan atas, tapi hubungan mereka sambil lalu saja. Mr. Jeffrey tidak pernah menjalin hubungan lama dengan satu wanita," Sooyung menghela nafas dengan dramatis.

"Lelaki setampan itu..." Sooyoung menggantungkan kalimatnya.

Lalu melanjutkannya, "Kau tidak boleh jatuh cinta kepadanya Young, daripada kau nanti patah hati seperti yang dialami beberapa karyawan disini. Mereka berani memendam perasaan kepada Mr. Jeffrey dan semuanya berujung patah hati, Mr. Jeffrey tidak sedikit pun melirik mereka."

'Aku tidak akan jatuh cinta kepada 'Mr. Jeffrey' itu.' Doyoung tersenyum dikulum, berpikir dalam hati.

Dari ceritanya, lelaki itu terdengar terlalu sempurna-, sempurna dan pemurung, sama sekali bukan tipe lelaki idaman Doyoung. Kekasih impiannya adalah lelaki biasa yang ceria dan bisa membuatnya tertawa setiap saat.

'Dan lelaki itu bukan, aku tidak akan pernah jatuh cinta kepadanya.' Yakin Doyoung dalam hati.

Meskipun keyakinan manusia kadang kala bisa bertentangan dengan kehendak Tuhan.

'Dia ada disini.'

Jaehyun menelan ludahnya, merasa konyol karena kegugupannya.

Astaga! Dia yang selama ini menghadapi begitu banyak orang dengan percaya diri sekarang merasa gugup hanya karena seorang perempuan biasa yang bahkan tidak akan mengenalinya.

Jaehyun berdehem menenangkan diri, tapi perempuan ini bukan perempuan biasa. Perempuan ini lah - entah sadar atau tidak, telah mengubah seluruh kehidupannya. Telah mengubah seluruh cara pandangnya terhadap kehidupan. Perempuan inilah yang sekarang telah menjadi tujuan hidup seorang Jung Jaehyun. Kebahagiaannya adalah tujuan hidup Jaehyun.

Setelah menarik napas panjang, Jaehyun melangkah masuk ke ruangan kantor staff direksi. Yuri sedang berdiri di dekat pintu dan langsung membungkuk kepadanya.

"Selamat pagi Mr. Jeffrey." sapanya hormat.

Jaehyun mengangguk tak kentara, matanya berputar ke sekeliling ruangan.

'Dimana Doyoung? Seharusnya dia mulai bekerja hari ini kan?'

Yuri sepertinya menyadari apa yang dicari oleh Jaehyun. Dia termasuk orang kepercayaan Jaehyun yang tahu rencana boss-nya itu ketika memasukkan Doyoung keperusahaan ini.

"Dia sedang ke toilet, Mr. Jeffrey."

Jaehyun mengangguk, merasa sedikit malu karena wakil direksinya ini menyadari apa yang dicarinya.

"Suruh dia menghadap ke ruanganku nanti", gumamnya setelah berdehem dan melangkah masuk ke dalam ruangannya.

Di dalam ruangannya, Jaehyun merasa begitu susah berkonsentrasi. Berkali-kali dia melemparkan pandangan ke pintu dengan gelisah. Kenapa Doyoung lama sekali?

Jaehyun merasa bahwa detik pertemuan inilah yang nantinya akan menentukan langkah ke depannya. Dia harus memastikan bahwa Doyoung tidak akan mengenalinya. Tentu saja dia tetap harus menghadapi resiko bahwa Doyoung tetap akan mengenalinya.

Siapa yang bisa mengukur kekuatan ingatan seseorang? Apalagi ingatan tentang kejadian buruk biasanya akan lebih kuat melekat. Jika Doyoung mengenalinya, maka selesailah sudah semuanya.

Jaehyun merasakan jantungnya berdenyut, dia tidak akan siap. Dia tidak akan siap jika Doyoung mengenalinya dan kemudian membencinya dengan kebencian yang sama seperti yang ditunjukkan di pertemuan pertama mereka di masa lalu.

Semoga Doyoung tidak mengenalinya. Jaehyun masih merapalkan doa singkat itu berulang-ulang bagai mantra, ketika sebuah ketukan pelan di pintu mengalihkan perhatiannya.

"Masuk", gumamnya penuh antisipasi.

To Be Continue?

FYI seharusnya dicerita asli kak Santhy pria ini keturunan Spanyol, tapi khusus untuk fanfiction ini, saya ubah Jaehyun keturunan Amerika.

Vote and comment juseyo.
Thank you 😊

16 mei 2018

UNFORGIVEN HERO (JAEDO)Where stories live. Discover now