"Saya bisa kapan saja." jawab Doyoung cepat.
Krystal menganggukkan kepalanya, "Anda diterima. Saya ingin anda siap dan mulai bekerja senin depan. Cukupkah waktu untuk mempersiapkan semuanya? Tiga hari?"
Doyoung menganggukkan kepalanya meski masih merasa seperti mimpi, "Baik. Saya akan siap."
Krystal berdiri dan mau tak mau Doyoung ikut berdiri juga. Perempuan itu lalu menyalaminya dengan senyuman yang sulit diartikan.
"Semoga sukses di perusahaan ini." Dia lalu melepaskan tanggannya dan melangkah keluar.
"Sampai bertemu lagi, anda bisa keluar sendiri kan?" dengan langkah cepat dan tegas, setegas pembawaannya, wanita itu meninggalkan Doyoung sendirian.
Meninggalkan Doyoung yang terpaku di tengah ruangan itu, menahan keinginan kuat untuk mencubit dirinya sendiri.
Secepat ini prosesnya? Mimpikah dirinya?
"Sudah beres." Krystal meletakkan berkas-berkas itu di meja Jaehyun. "Gomawo." Jaehyun tersenyum menatap adiknya, "Bagaimana?"
"Dia kebingungan." Krystal mencibir, "Semua ini terlalu mudah. Kalau aku jadi dia, pasti juga akan sebingung dia. Oppa, kau sudah membuatku melanggar aturan perusahaan dalam merekrut pegawai."
Jaehyun tersenyum miris, "Perusahaan ini milikku. Aku berhak menentukan penerapan aturan itu."
Krystal mengangkat bahunya, "Yah... Lagipula siapa aku berhak menentangmu Oppa. Bisa dibilang kau merintis perusahaan ini demi gadis itu. Sekarang keinginanmu udah tercapai, Jaehyun Oppa."
"Panggil aku Mr. Jeffrey jika disini."
Krystal mengernyitkan alisnya tidak setuju, "Dia pasti akan tahu suatu saat nanti, Jaehyun Oppa," dengan keras kepala Krystal tetap memanggil kakaknya dengan panggilan "Jaehyun".
"Ayah kita bisa dibilang pengusaha dengan nama besar, suatu saat nanti dia pasti akan bisa menghubungkan namamu dengan ayah, dan identitasmu akan terbongkar."
Jaehyun diam tidak membantah kebenaran yang terasa jelas di ucapkan adiknya, matanya menerawang.
"Dia akan tahu, nanti, setelah aku membereskan semuanya untuknya."
"Dan kau pikir dia akan berterima kasih padamu nantinya?" ucap Krystal sebal.
Jaehyun menggeleng dan tersenyum, "Ini bukan tentang pemberian dan rasa terima kasih. Ini tentang hutang yang dibayar, Krystal-ya. Tidak pernah ada orang yang wajib berterima kasih atas hutangnya yang dibayarkan, yang ada, yang berhutang itulah yang wajib mengucapkan terima kasih."
Krystal mendesah, menatap kakaknya dengan sedih, "Aku cuma bisa mendoakanmu. Semoga semua baik-baik saja." dan menyerahkan semuanya pada Tuhan, sambung Krystal dalam hati. Meskipun dia mulai merasa tidak yakin, sebab seperti kata orang-orang bahwa Tuhan itu Maha Pemaaf, kenapa Dia membiarkan kakaknya menanggung dosa dan rasa bersalahnya selama bertahun-tahun?
"Ini ruanganmu", perempuan yang lebih tua itu menunjukkan sebuah ruangan kecil di sudut yang terletak di lantai paling atas gedung megah itu.
"Seluruh staff direksi berjumlah delapan orang - termasuk dirimu. Kami bertugas untuk memfasilitasi kegiatan owner perusahaan ini, Mr. Jeffrey. Tugasmu adalah membantu Park Sooyoung , sekertaris direksi terutama karena dia akan cuti hamil satu bulan lagi. Kau harus bisa mem-back up semua pekerjaannya selama dia cuti nanti. Jadi sekarang dia yang akan menjadi mentormu."
Perempuan yang lebih tua itu, Kwon Yuri mengedikkan bahu ke arah seorang perempuan muda cantik yang tadi tidak sempat dilihatnya, Park Sooyoung. Perempuan muda cantik yang kelihatan montok karena sedang hamil besar itu tersenyum padanya. Doyoung merasa lega karena mentornya itu kelihatannya sangat baik.
YOU ARE READING
UNFORGIVEN HERO (JAEDO)
FanfictionREMAKE Biarpun semuanya hanya kebohongan. Tetapi cintaku padamu itu nyata. Tidak berartikah itu semua kepadamu? Aku membohongimu karena aku mencintaimu, karena aku sangat mencintaimu!" -JUNG JAEHYUN-
PROLOG
Start from the beginning
