Via Telepon

"Halo nona cantik" sapa dia dari jauh

"Halo Jeremy"

"Ivan aja"

"Oh iya, halo Ivan"

"Lagi badmood ya gara gara sinyal?"

"Iya nih, kok tau?"

"Apasih yang aku gak tau hahaha"

"Udah jangan bt bt, nanti cantiknya hilang"

"Ngomong apa gak denger? Di sana berisik banget sih?"

"Iya nih , lagi pada dengerin dangdut hahahah"

"Yaelaa"

Inilah telfon pertama ku dengan Ivan, dia sederhana tapi aku suka. Dia selalu membuat mood ku jauh lebih baik. Aku merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia ini.

September 2016 lagi booming-boomingnya lagu Surat Cinta Untuk Starla milik Virgoun, Ivan pernah mengirim lagu tersebut pada saat aku sedang sibuk mengerjakan matematika yang rumit dan membuat aku selalu emosi, tapi perempuan mana yang tidak meleleh jika dikirim lagu milik Virgoun tersebut, kalian yang sudah mendengar pasti tau di awal lagu tersebut Virgoun membacakan sebuah puisi yang romantis menurutku. Aku tersenyum mendengarnya. Sederhana sekali bukan?

***

"Pokoknya aku gak mau tau Lomba Literasi kali ini kita harus menang" Kata ketua kelas ku di depan kelas.

Ada-ada saja sekolahku ini, selalu membuat kesibukan untuk siswa-siswi nya. Lomba literasi yang wajib di ikuti per kelas ini membuat kelas ku selalu ricuh karena banyaknya pendapat dan ide namun tidak satu pun yang terealisasikan

"Udah H minus berapa ini? Dari kemarin-kemarin harusnya udah ada ide, terus sekarang kita tinggal menyiapkan bahan yang di perlukan" kata ku seketika

"Ya udah, menurutmu gimana?" Tanya ketua kelas

Aku pun memberi sedikit masukan, Sandra pun menambahi nya.

"Gimana?" kata ku

"Ya sudah, nanti pulang sekolah kita kerjain ini bareng-bareng di rumah Caroline"

Sepulang sekolah, aku dan beberapa temanku yang bersuka rela mengerjakan literasi ini pun menuju rumah Caroline.

"Di garasi aja ya, nanti kalau di dalem gak cukup" kata Caroline

"Iya" jawab teman-teman yang lain

"Eh, aku potongan bentar ya. Rambutku udah panjang banget nih, secepatnya aku bakalan balik lagi kok" kata Sandra

Kemudian dia menarik tanganku dan berkata

"Anterin bentar ya"

Aku mendengus kesal, aku mengira dia bakalan potong sendirian.

Whatsapp

Jeremy: Dimana Ra?

Zahra: Di salon, nganter Sandra potong

Jeremy: Gak jadi ke Carol?

Zahra: Jadi kok, tas aku udah disana habis ini aku balik lagi

Jeremy: Oh ya udah

Sekitar 20 menit Sandra sudah selesai, kita berdua pun bergegas kembali ke rumah Caroline

"Udah berapa persen ini?" tanyaku

"Sekitar, 45%" Jawab salah seorang teman

Aku pun membantu memotong kayu lapis atau yang sering disebut kayu tripleks menjadi lebih pendek agar dapat di gunakan menaruh buku, tapi semenjak aku sampai di rumah Caroline aku seperti melihat perbedaan di antara teman-teman ku semua. Mereka yang tiba-tiba menoel daguku sambil berkata 'cie-cie' ada juga yang yang melihat ku sambil tersenyum genit. Aku kira ini sudah terjadi apa-apa.

Irreplaceable ❤ (END)Where stories live. Discover now