Kembali ke masa kecilku yang menyakitkan 15 tahun yang lalu.

45 3 5
                                    

         Malam itu hujan turun sangat deras aku gelisah dan tidak bisa tidur malam itu karna besok adalah hari ulangtahunku, aku terus membayangkan betapa bahagianya diriku besok membuka kado dari teman-teman, sahabat dan orangtuaku. Sayangnya ayah dan ibuku sudah terlelap sekarang karna mereka bekerja seharian untukku, jika mereka masih terjaga saat ini aku akan menceritakan semua keinginanku pada esok hari atau sekedar bermain petak umpet bersama karna biasanya akulah pemenangnya.

          Hujan telah berhenti tapi kantukku tak kunjung datang aku rasa ini sudah tengah malam dan aku kembali tersenyum sembari menyelamati diriku sendiri sampai senyumanku tak terlihat di wajahku lagi saat ada seseorang membuka paksa jendela rumah kami. Saat aku mengintip keluar pintu kamarku aku melihat ada 3 orang asing yang mengambil beberapa barang berharga kami. Akupun berlari ke kamar orangtuaku, mengunci pintu kamar mereka tanpa membuat suara sekecil apapun dan berusaha membangunkan mereka. Saat aku tengah berusaha membangunkan mereka aku mendengar seseorang  berusaha membuka pintu kamar orangtuaku secara paksa akupun langsung bersembunyi di kolong tempat tidur orangtuaku. Mendengar suara bising ayah pun bangun dan saat orang asing itu berhasil masuk ke kamar orangtuaku ia menembak ayahku secara membabibuta saat orang asing itu melihat ibuku yang masih terlelap ia juga menembaknya. Setelah orang asing itu berhasil membunuh orangtuaku ia langsung mengambil perhiasan milik ibu di lemari. 2 orang asing lainnya datang ke kamar oranguaku. Salah satu diantara mereka bertanya "Dimana anak tunggalnya?? aku sempat melihat foto keluarga di ruang tamu dan harusnya ada anak tunggal laki-laki" ucapnya. Lalu orang asing yang membunuh orangtuaku menjawab "Ayo cari dia". Saat mereka bertiga telah keluar dari kamar orangtuaku aku menangis dalam diam di kolong tempat tidur orangtuaku, tapi aku sadar jika menangis bukan cara untuk melarikan diri. 

          Aku memutuskan untuk melarikan diri meski itu sangat berat bagiku. Saat tinggal selangkah lagi menuju pintu belakang seseorang memanggilku "Hey anak?" ucap salah satu orang asing dengan smirknya ternyata orang itulah yang membunuh orangtuaku terlihat ditangannya ada bercak darah orangtuaku. Aku melihat wajahnya!!! Ya, aku melihat wajah pembunuh orangtuaku dengan jelas karna ia tidak menggunakan topeng. Sambil menahan tangis aku langsung lari keluar rumah dengan sekuat tenaga sebelum mereka berhasil menangkapku setelah berlari cukup jauh aku menemukan gubuk pinggir hutan akupun bersembunyi disana beruntung, aku berhasil  lolos dari mereka.




          Aku kembali meneteskan air mata saat aku membuka album foto keluargaku, meski sudah 15 tahun berlalu itu menjadi hari yang paling menyakitkan untukku. Hari ini aku tepat berusia 25 tahun, ayah... ibu... aku merindukan kaliaan , aku benar-benar merindukan kalian, Hari ini aku tidak akan meminta hadiah apapun dari kalian, aku juga tidak akan meminta kalian untuk menemaniku bermain petak umpet yang aku inginkan sekarang adalah waktu sedikiiitt saja untuk bisa meminta maaf pada kalian karna aku tidak berhasil menyelamatkan kalian.


Ayah... ibu... aku diterror 'mereka'

WhisperWhere stories live. Discover now