Jaehyun memperhatikan wajah murung Taeyong dari cermin, kemudian ia mengalihkan pandangannya kesamping, membuat wajahnya dan wajah Taeyong sangat dekat.

"Kenapa?" Taeyong hanya menggeleng, membuat Jaehyun cukup frustasi.

Jujur. Selama 25 tahun hidupnya, Jaehyun tak pernah merasakan hal seperti ini. Dia merasa sesak saat Taeyong mengacuhkannya, merasa kesal saat Taeyong dekat dengan orang lain, memenuhi segala kebutuhan Taeyong, dan merasa nyaman saat Taeyong bermanja padanya.

Rasa apa ini sebenarnya? Tolong beritahu Jaehyun.

"Jika kau diam terus seperti ini dan mengacuhkanku, aku akan—" Kalimat kasar itu tertelan begitu saja saat Taeyong memperlihatkan manik indahnya.

"Arghh,,, sudahlah. Pergi tidur sana, aku ingin mandi." Taeyong mengangguk dan berjalan keluar kamar mandi. Sedangkan Jaehyun mulai mencampakkan berbagai macam sabun yang berada di atas wastafel.

Pria itu mendesah gusar dan lebih memilih berendam air hangat di malam yang rasanya sangat sesak ini.

Apa salahnya coba? Salah jika dia bertanya seperti itu? Dia kan hanya ingin Taeyong berubah jadi manusia lagi. Hhhh...

~~~

Taeyong duduk menghadap jendela. Memperhatikan bulan yang menghiasi langit. Pria kucing itu meneteskan air matanya, namun tak ada satu isakanpun yang terdengar.

Jika mengingat pertanyaan Jaehyun tadi, Taeyong merasa sangat sesak. Bukan tidak mau. Dia hanya merasa—

Entah rasa apalah, yang pasti Taeyong tidak ingin berubah menjadi manusia. Ia tidak ingin Jaehyun pergi, ia tidak ingin Jaehyun mengusirnya setelah ia berubah menjadi manusia. Taeyong tak ingin itu semua terjadi. Sudah cukup kesendiriannya selama ini.

Taeyong merasa nyaman berada di dekat Jaehyun, merasa terlindungi dan merasa di istimewakan. Dia sangat bersyukur karena Profesor telah merubahnya menjadi kucing, dan membuat ia berjalan mengikuti takdir menuju Jaehyun. Takdirnya.

Setidaknya itulah yany ada difikiran Taeyong. Jaehyun adalah takdirnya yang sudah dinantikannya cukup lama. Lama sekali.

"Kenapa belum tidur?" Taeyong berbalik menatap Jaehyun yang masih menggunakan handuk melilit pinggangnya dan handuk kecil di lehernya.

Jaehyun tersentak saat melihat wajah cantik itu dibanjiri air mata. Otaknya langsung memerintahkan kaki panjang itu untuk berjalan menghampiri Taeyong dan memeluknya dengan erat. Berusaha menenangkan pria kucing itu.

"Apa yang terjadi? Apa kau terluka?" Taeyong hanya menggeleng dan masih terus menangis, kali ini dengan isakan yang cukup pilu.

Tak ada yang bisa Jaehyun lakukan selain memeluk Taeyong dengan erat. Memberikan kenyamanan dari kulit sejuknya yang baru selesai mandi.

"Hyung sangat wangi." Taeyong mendongak dan memperlihatkan matanya yang masih berkaca-kaca pada Jaehyun. Pria tampan itu terkekeh mendengar ucapan polos Taeyong.

Tangannya bergerak menghapus air mata di kedua pipi Taeyong, dan mengecup pelan dahi mulus itu. Lagi-lagi hal yang sangat langka dilakukannya.

Sudahlah, Jaehyun tak perduli. Yang pasti, hatinya seakan berteriak perih saat mendengar tangisan Taeyong. Dan hatinya kembali sembuh saat melihat senyuman dari bibir cherry itu.

"Jangan menangis lagi. Sekarang ayo kita tidur."

Jaehyun berjalan menuju lemari baju dan memakainya secepat mungkin, agar Taeyong tak terlalu lama menunggunya.

"Kemarilah." Taeyong merangkak mendekati Jaehyun, memeluk pria tampan itu dan menyabdarkan kepalanya di dada bidang Jaehyun. Sedangkan Jaehyun memeluk pinggang itu dengan erat dan mengelu kepala Taeyong. Mencium dengan gemas telinga kucing itu, menghasilkan rengekan tak terima dari Taeyong.

Jaehyun terkekeh geli dan berhenti menjahili Taeyong.

Sepertinya malam ini dan untuk malam selanjutnya, Jaehyun maupun Taeyong tak akan kedinginan lagi, karena mereka akan saling berpelukan untuk menghalau dinginnya malam mulai saat ini.

~~~

"Sungguhan Jae. Pria aneh itu mencari-cari pria manis itu. Dia berkata seperti ini, 'Saya dengar seorang pria bertelinga kucing berada disini. Apakah anda bersamanya?' Tapi aku bilang saja dia tidak ada bersamaku, karen memang kenyataannya begitu kan." Jaehyun hanya diam, berusaha mencerna ucapan aneh dari Lucas.

Lucas langsung menghampirinya saat ia baru saja tiba di ruangannya, dan menceritakan hal aneh yang tak dimengertinya.

Pria aneh? Mencari Taeyong? Untuk apa?

Banyak pertanyaan berputar di kepalanya.

"Sepertinya dia seorang dokter Jae. Mungkin saja dia mencari Taeyong untuk bahan penelitiannya, Taeyong itu kan manusia yang langka. Ya, setidaknya aku berfikir begitu." Perkataan Lucas benar-benar tak membantunya.

Dan hari ini di lalui Jaehyun dengan tidak bersemangat. Bahkan beberapa karyawannya terkena amukannya tanpa sebab.

TBC—

[END] Cute CatWhere stories live. Discover now