Part 2

112 8 0
                                    

--

Selanjutnya ia berpindah pada kamar sebelahnya, ia menemukan jendela besar dengan menampilkan pemandangan kota yang indah, lampu berpendar seolah saling bersautan dengan langit yang begitu gelap tanpa bintang.

Dan pada akhirnya duduk di pinggiran kasur tersebut dan menemukan segerumul selimut yang ia yakini anak yang selalu menggodanya Laogong.

"Kau seperti sushi,,perlukah aku memotret mu juga, "

Tawa nista (lagi) ia keluarkan..ternyata ia tak se cool yang orang lain pikirkan, bahkan ia punya banyak stock tawa nista pada kotak tertawanya.

Sebelum itu, ia berdiri dan berjalan melewati kasur tersebut, hanya ingin melihat pemandangan yang ditampilkan jendela kaca besar itu lebih dekat. Menikmati pemandangan yang telah diciptakan Tuhan, betapa indahnya semua itu, lampu-lampu kota seolah menjadi pengganti sementara dari bintang yang sepertinya enggan menampakan dirinya malam itu.

Senyumnya lembut namun penuh kekhawatiran

Apa yang harus aku lakukan?

Pertanyaan tersebut akhir-akhir ini sering muncul dalam benaknya, memikirkannya saja membuat dirinya terkadang menjadi sangat kalut dan bingung. Ia pun membalikan punggungnya dan menemukan kasur king sized besar yang ditempati oleh dua orang manusia yang menurutnya kadang menyebalkan,,memikirkannya saja sudah dapat membuat eye smilenya kembali tercipta

Siapa yang sangka, adik-adik kecilnya ini penuh dengan rintangan hidupnya sendiri-sendiri bukan, dan ia harus membimbing mereka dan membantunya keluar dari masalah tersebut, atau setidaknya menemani mereka.

---

Duduk di sofa ruang tengah kamar, kesunyian tentu lebih mendominasi

"Bajumu basah, sebaiknya kau ganti baju dulu, gege akan menunggu disini."ada nada mengitimidasi disana. Tentu saja bukan itu maksudnya, ia hanya khawtir tentang kesehatan adik kecilnya itu

"Tak usah lah ..hehee, aku kan bisa memeluk Laogong untuk mencari kehangatan.."hehe,, ya, dan mulai kembalilah Dirga yang keimutan nya membuat yanjie gemas

"Kau bisa sakit, kau ganti baju. Dan tidak ada penolakan, aku menunggu penjelasanmu disini, cepat.."sambil mendorong Dirga ke kamarnya, Yanjie menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa adik imutnya ini keluar menyusup kamar dan berhujan-hujan ria di malam hari menjelang tengah malam begini.

"Ge, aku tidak perlu menjelaskan apa-apa..hehe" oh sial nada manjanya kembali keluar..

"Aku mau istirahat saja setelah ganti baju,,hehe, kau kan mau aku tidak sakit, kau perhatian sekali padaku..".sambil mencolek dagu Yanjie, sepertinya itu cara Dirga untuk keluar dari proses investigasi yang sebentar lagi akan mengancam nyawanya,(menurutnya)..

"Tidak! Berhenti menutupi semuanya dariku dan ceritakan saja.."sorot mata yang khawatir dengan memandang pria yang lebih pendek darinya ini sepertinya kedinginan, lihatnya hidungnya yang memerah, dan bibirnya yang membiru juga jangan lupakan badan nya yang menginggil..oh berapa lama dia kehujanan, membuat ia ingin membunuh dirinya saja yang merasa gagal menjaganya.

--

"Ge, apa yang kau lakukan disini?"

Oh tidak sepertinya Mas Bejo bangun dari tidur tampannya, mungkin itu efek mimpi buruk yang tadi ia alami.

" Ah..apa aku membangunkanmu? Maafkan aku"

Dengan penuh nada penyesalan Yanjie meminta maaf, sungguh ia tak bermaksud merenggut waktu istirahat yang sedikit dimiliki oleh adik-adik kecilnya.

"Tidak, ge..aku hanya haus.hehe" terang Mas Bejo sambil mendekat pada Yanjie yang masih berdiri di jendela besar kamar dengan pencahayaan minim tersebut.

"Aku, hanya khawatir dan penasaran apa yang kalian lakukan di kamar ini..he"

Canda yanjie pada Mas Bejo yang disambut senyum hangat Mas Bejo yang sangat manis berpadu dengan cahaya lampu kamar tersebut.

"Tak perlu sungkan ge, tak apa..kkk, mungkin saja kita melakukan kesalahan sehingga kau perlu mengecek kamar kami masing-masing. Hahaa"

Candaan kembali mulai mencairkan suasana kaku di kamar tersebut.

"Sepertinya Dirga nyenyak sekali, sampai tak terbagun dengan tawa kita. Hehe"

Tanya Yanjie sambil melirik sekilas pada gumpalan selimut yang terlihat imut dimatanya..

------

" Aku harus menjelaskan apa lagi laogong ku sayang ??hehe.."bersandar pada sofa putih yang empuk dan terasa hangat mencoba mencairkan suasana..tapi sepertinya ...

"Jika kau tak mau bicara tak apa, setidaknya untuk saat ini kau aman. " Yanjie mulai beranjak dari sofa dihadapan dirga. " Tapi, jika terjadi sesuatu katakan padaku. Kau mengerti kan anak pintar?"sambil melangkah menuju pintu dengan tak lupa mempersembahkan senyuman yang mampu membuat seluruh wanita bertekuk lutut dihadapannya.

"Siap kapten..kau seperti suamiku saja. Berusaha ingin menjaga dan khawatir sekali padaku?"hehee, masih sempatnya bocah dihadapannya ini menggodanya.

Ia harus sabar menghadapi ini semua, untung saja dia sudah mengganggap bocah ini adiknya jika tidak..kau tahu sendiri lah,

"Huh, baiklah istirahatlah, besok kau harus bangun pagi, ada beberapa hal yang akan dijelaskan oleh Pak Zam " terang Yanjie yang sudah berada di depan pintu kamar itu.

"Iya, aku mengerti Tuan.."

Lagi.

Mengapa bocah ini yang menjadi juara 1 olimpiade kemarin Tuhan..tingkahnya membuatnya harus lebih bersabar dengan segala candaannya.

" Baiklah, istirahatlah, jika kau sakit mati lah aku.."sambil mengusak rambut Dirga, akhirnya Yanjie keluar dari kamar para bocah tampan-tampan ini.

"Selamat malam laogong,hehe. Kau harus memimpikanku ya.hahaa"ya, akhirnya dia lega.

Setelah menutup pintunya, senyum palsu yang ia ciptakan dengan baik tadi kini mulai memudar.ia merasa kakinya lemas sekali, badannya ia sandarkan sepenuhnya pada pintu yang tertutup sempurna, kakinya bahkan seolah tak sanggup menahan beban tubuhnya, membuatnya memasrahkan tubuhnya bergerak turun dengan air mata yang berlomba-lomba turun pula.

Terduduk disana, ditemani kesunyian dan isak tangis tertahan di malam itu.


--


Edisi sayang kalau dibuang.

Aku post aja, hahaa

PROBLEMWhere stories live. Discover now