Kadang, kata nyaman mampu membuat seseorang lupa jika mereka hanya sebatas teman.
Jan, 1st 2015
Harry,
Aku tak mengerti dengan semuanya, kadang, kau membuat ku melayang begitu tinggi sampai aku tak mau untuk turun lagi, tapi di suatu saat kau buat aku jatuh kesakitan tanpa mau membantu ku berdiri.
Aku kadang heran dengan kau, Harry. Kau mengatakan tak pernah jatuh cinta, tapi kamu selalu saja membuat anak orang diberi harapan. Mengambang sendiri. Kau kira itu menyenangkan? Kadang, aku kasihan kepada Chell karena ulahmu. Dan aku, lebih kasihan ke pada diriku sendiri. Membuka hatiku untukmu itu bukan suatu pilihan yang tepat. Membuatku jatuh kesakitan.
Jika aku mampu, aku ingin membentakmu di depan semua orang. Membentakmu karena kau memiliki kepekaan yang sangat minim. Membentakmu karena tak mampu membuka matamu kepada orang - orang di sekitarmu. Membentakmu karena kau tak pernah melihatku.
Aku tau kok, kita sebatas teman. Tapi aku tak bisa munafik disini. Hatiku memiliki perasaan sebatas teman saja, andai semua gombalanmu itu merupakan kebenarkan. Dan bukan lelucon penghibur sesaat. Mungkin ending kita akan lebih indah walaupun mainstream.
Kenapa kau peduli padaku? Apa karena kita teman? Apa cuma itu jawabannya? Seharusnya, kau tak boleh peduli, seharusnya kita tak boleh kenal dekat, seharusnya selama satu tahun sekelas denganmu aku tak pernah bertegur sapa denganmu.
Kau memulai semuanya Harry. Jika saja membalik kan waktu semudah mengedipkan mata, aku telah melakukannya sekarang, aku ingin kita menjadi orang yang sangat sangat jauh Harry, kau tak tau gimana perasaanku waktu kau bilang kau tak menyukai seorang pun.
Kau tak tau bagaimana aku ingin menghilangkan diriku, bagaimana aku meremas selimut ku, aku ingin menangis. Tak akan ada orang yang tertawa ketika orang yang mereka cintai mengatakan secara polos bahwa ia tak pernah jatuh cinta. Kau membuatku remuk Harry.
Tapi, sekuat tenagaku, aku mencoba untuk menghilangkanmu dari pikiranku, tapi aku malah selalu teringat padamu. selalu. Kadang, aku sering mengecek direct messageku denganmu, tertawa seperti orang idiot dan kadang ingin menangis di sela tawaku.
Katakan aku gila, Harry.
Dan kau tak tau bagaimana aku sakit ketika hari kelulusan, kau sama sekali menjauh dariku. oke, memang kita tak terlalu dekat di kehidupan nyatamu. tapi, aku telah menemanimu di direct message, Harry. Tak bisa kah kau mengatakan 'hai' padaku?
Rasa nyaman selalu membuatku lupa akan segalanya. tentang kita yang hanya berstatus teman dan tak akan pernah berganti karena kepolosanmu atau hanya topengmu saja. tentang aku yang mulai jatuh padamu dengan cepat.
Apakah Direct Message kita berakhir seperti ini?
Hanya sampai 25 Mei, Tapi aku bahagia sekaligus sedih.
Terima kasih untuk semua kekonyolan yang menurutmu tak berarti itu
Terima kasih untuk direct message mu yang membuat twitterku berwarna
Terima kasih untuk semua harapan yang kau selalu berikan
Terima kasih, Harry.
much love
Goldie
YOU ARE READING
Direct Message ⇢ styles
FanfictionHarry Styles, anak laki laki yang sama sekali tidak dimengerti jalan pikirnya dan juga hati yang entah disembunyikan di mana. Mendobrak pintu menuju Goldie dengan semaunya, dengan kekacawan yang ia perbuat melalui akun twitternya, tanpa ada yang tah...
