#TrueStory
#TroubleInFriendShip
Pagi ini aku terbangun seperti biasanya. Dengan mata panda yang selalu menemaniku, aku mulai meraba samping kasurku untuk mencari ponsel ku.
"Nah, ini dia. Eh ? Ada chat ya ?" Aku pun membuka mataku dengan susah payah lalu membuka chat dari sahabatku.
"Laporan kimia ?" Gumamku. Jujur, aku belum menyelesaikan laporan milikku jadi, aku tidak bisa membantu sahabatku.
Akupun mulai mengetikkan balasanku. Aku merekomendasikan untuk melihat ke buku paket (itulah yang teman sebangku ku yang jago kimia lakukan, melihat ke buku paket).
"Buku paket ku ilang." Katanya.
"Buku les ?" Balasku. Sahabatku ini les di suatu lembaga, ku pikir buku dari tempat lesnya akan membantu.
Setelah itu aku tidak mendapatkan balasan karena aku langsung mematikan data selulerku dan mencharge ponselku lalu mandi.
Ini sudah siang dan aku akan telat jika aku tidak bergegas.
Siap! Okay, aku hanya punya 5 menit untuk melesat ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, aku bertemu sahabatku dan menyapanya seperti biasa. Dan dia tak menghiraukan ku. Bahkan ketika aku memintanya menungguku, dia pergi tanpa repot menoleh.
Aku peka
Aku hanya pura-pura bodoh
Ya
Seperti biasanya
Aku tau ada masalah
Tapi aku tak tau apa
Aku bergegas ke kelas dan menaruh tasku serta membawa Al-Quran dan pergi ke lapangan sekolah.
Aku mencari keberadaan sahabatku ini. Nah itu dia!.
"Hai!" Sapaku lalu duduk di sebelahnya.
Tak ada respon.
Aku tak di ajak bicara.
I'm in trouble,
But, i don't know what the trouble i've got with her.
Aku pun mengalihkan pandanganku. Aku tau dia tidak ingin aku berada di dekatnya. Aku hanya...
Pura-pura tidak tahu.
Tapi, aku merasa tak nyaman.
Aku ingin mengajaknya berbicara seperti biasa.
Tapi, aku cukup peka. Dia tidak menginginkan keberadaanku di sekitarnya.
Sebenarnya aku ingin pergi dari tempat itu.
Ayolah
Siapa yang akan berdiri ketika semua murid duduk ?
Aku pun menahan diriku
Persetan dengan rasa tak nyaman
Selama berada di lapangan aku hanya menunduk, mengalihkan pandangan, mengaji, mendengarkan ceramah tanpa mau repot menoleh kepada sahabatku.
Aku kesal
Aku tak tau ada masalah apa tapi tiba-tiba dia berlaku seperti aku orang terjahat sejagat raya.
Kalian tau ?
Ketika sahabatmu bersikap seperti tak mengenalmu, itu sangat mengesalkan sekaligus menyakitkan.
Itulah yang aku rasakan sekarang.
Setelah selesai ceramah, kami kembali ke kelas kami masing-masing.
Aku langsung saja menjauh darinya. Aku tak kuat menahan aura miliknya yang seakan-akan membenciku.
Ayolah, ini bukan hari ulang tahunku.
Setelah di kelas, aku langsung mengeluarkan ponselku dari tas. Menyalakan data dan melihat pesan-pesan yang masuk.
Ada pesan beruntun dari sahabatku ini.
Intinya, dia marah kepadaku karena aku tidak membantunya membuat laporan kimia.
Something like
Sh*t!
Inginku berteriak detik itu juga.
Seandainya aku udah juga aku kasih tau. Aku sendiri gak ngerti harus bikin laporan seperti apa. Dia juga tau (harusnya) kalo aku gak jago kimia. Bahkan aku rasa dia lebih jago dariku. Lagipula, maksudku buku les itu adalah melihat rumus atau cara-cara di buku les miliknya bukan soal praktikumnya. Aku tidak tau aku benar-benar salah atau gimana. Aku kesal. Benar-benar kesal.
Aku memutuskan untuk tidak berinteraksi sedikitpun dengannya. Entah sampai kapan.
Bahkan ketika keputrian pun aku tidak menyapanya bahkan tak mau repot menoleh.
Aku berinteraksi dengan yang lain seperti biasa. Aku gak mau kalau mood ku hancur hanya karena masalah ini. Aku ada gladiresik hari ini. Mood ku harus baik.
Maka aku lupakan masalah ini. Tepatnya, berusaha melupakan masalah ini.
Tapi kesal tetaplah kesal.
Sore hari, aku pulang ke rumah. Melakukan aktivitas seperti biasa. Aku bukan anak rajin yang belajar dan mengerjakan tugas.
Aku hanya anak pemalas yang beruntung ?
Aku hanya memiliki orang tua yang cerdas sehingga gen mereka menurun kepadaku.
Orang berpikir aku cerdas.
Percayalah, aku tak secerdas itu. Itu hanya gen orang tuaku.
Aku mandi, main hp hingga larut.
Aku merasa ganjil.
Ah ya, aku ada masalah dengan sahabatku.
Aku merenung.
Dia sahabatku dan hanya ada satu. Walaupun aku mudah bergaul, tapi aku bukanlah orang yang mudah percaya ke setiap orang. Hanya dialah yang aku percaya.
Tak mungkin aku seperti ini selamanya.
Aku ingin meluruskan semuanya.
Tapi, bagaimana caranya ?
Jujur, selama seminggu ini aku merasa bodoh sebodoh bodohnya bodoh.
Aku ditipu berkali-kali oleh teman sekelasku dengan kedok 'teman',
Aku menuduh teman lelakiku dan kami tidak berinteraksi selama 2 hari ini,
Aku selalu saja di marahi kakak ku tetang semua hal yang kulakukan bahkan ketika bernafas,
Aku bertengkar dengan kekasihku,
Dan sekarang,
Aku bertengkar dengan sahabatku ?
Lelucon macam apa ini ?
Akupun mulai mengetikkan sebuah cerita ku harap dia mau membaca cerita ini.
Jika pada akhirnya dia tak mau mengerti..
Aku pasrah akan keputusannya
Aku tak ingin memaksa kehendak.
-Happy Ending ?-
DU LIEST GERADE
Story In Random
SonstigesSebuah cerita yang memberi realita berisi imaji. Kumpulan cerpen-cerpen. Original by me, of course.
