“Oh, ya?” tanya Taeyong tidak yakin; kelopak yang menaungi iris sedalam samudera yang selalu berhasil menenggelamkan Jaehyun membelalak karena keterkejutan.
“Awalnya, aku melihatmu saat bersama Joshua-hyung di kantin fakultasmu saat makan siang. Kala itu aku bersama dengan teman-temanku yang lain. Joshua-hyung … dia adalah kekasih sobatku, si manusia kuda; Lee Seokmin”
“Ah …,” senyum merekah dari bibir tipis pemuda Lee, ia menyadari kebenaran dari tiap kata lawan bicaranya. Obrolan pun mengalir lancar seakan mereka telah saling mengenal satu sama lain seumur hidup.
.
XxxxxxxxxfictionbyinsolxntxxxxxxxxX
.
Taeyong hanya bisa menutup kelopak yang menutupi netra kelamnya rapat-rapat. Semua rangsang yang diterima sang wira dalam satu waktu sungguh membuatnya kehilangan logika. Otaknya tak dapat berpikir jernih. Hanya ada bagaimana mencapai puncak dan merasa enak. Uh …, ia kewalahan atas semua hal yang menderanya kini.
“Aku mencintaimu, Lee taeyong. Apakah kau tau itu?” Jaehyun—pemuda yang lebih muda—terus mengerjai raga ringkih yang kini berada di bawah kungkungannya. Memberikan tanda di sana dan di sini sekaligus menggoda sang empunya dengan ciuman kupu-kupu yang penuh teknik dan memabukkan. Sedangkan si korban yang tubuhnya seolah menjadi kanvas sang pelukis hanya bisa mengerang dan mendesah; memasrahkan semua yang dia punya pada lelaki yang kini tengah menghujam titik terdalam yang ia miliki dengan telak dan tanpa ampun.
“A—akuhh … ahh … j—juga mencin—ta … ahh—mu …,” Taeyong terbata. Sekuat tenaga menjawab pertanyaan yang sebetulnya retoris dan tidak memerlukan jawaban karena jawabannya sudah pasti dan terlihat. Menyerah bertarung untuk logikanya, Taeyong sepenuhnya memasrahkan jiwa dan raganya pada taruna yang berada di atasnya. Melingkarkan kedua kuasa pada leher jenjang sang wira; menariknya mendekat dan membawa bibir sang lelaki kepada satu sesi ciuman penuh tuntutan dan api selanjutnya.
.
XxxxxxxxxfictionbyinsolxntxxxxxxxxX
.
“Tapi aku tidak siap, hyung!” Tatapan Jaehyun menggarang; netranya menggelap penuh amarah.
Wira yang lebih tua tampak mengatupkan bibirnya hingga tampak segaris tipis; netranya menutup; berusaha untuk mencegah bulir-bulir air mata menganak sungai mengaliri pipinya yang pucat. Ia kehabisan kata. Ia tahu dan sadar bahwa semua ini di luar prediksi dan rencana tapi respon semacam ini betul-betul tak terduga. Pria yang selama ini menjalin hubungan dengannya dalam kurun dua tahun ke belakang. Taeyong kira, Jaehyun adalah sosok pria yang dewasa dan betanggung jawab—meskipun ia merupakan yang kebih muda di antara keduanya.
Sedangkan Jaehyun sendiri? Demi monster spageti terbang! Saat ini dirinya baru memasuki tahun ketiga dari empat tahun waktu yang diperlukan untuk menamatkan pendidikan dokter dan perlu tambahan setahun untuk betul-brtul mendapatkan gelar sebagai seorang dokter. Taeyong lebih baik, dia telah lulus; awal semester ini sudah bukan lagi mahasiswa. Pekerjaan saja tidak punya, mau diberi makan apa nanti Taeyong dan calon bayi mereka?
“Gugurkan saja,” ujar Jaehyun datar dan tajam. Membuat sang pemilik marga Lee bak disambar petir di tengah musim panas yang terik. Bagaimana mungkin seorang calon dokter yang memiliki misi mulia untuk menyembuhkan orang sakit—yang bahkan tidak dikenal—justru meminta … ah, tidak; bukan meminta tapi menyuruh untuk menghabisi calon anaknya sendiri. Darah dagingnya yang memiliki separuh substansi dari Jaehyun sendiri. Taeyong tidak habis pikir; ia limbung; tak punya pegangan; kesimbangan dan benteng yang ia bangun goyah. Air mata tak dapat lagi terbendung. Hatinya sakit; harga dirinya terluka.
“Jika kau memang tidak mau, maka selamat tinggal Jung Jaehyun. Jangan pernah menemuiku lagi. Aku bisa mengurus bayiku sendiri. Jangan berharap untuk hadir dalam hidup anakku,” final Taeyong yang kemudian berbalik meninggalkan Jaehyun yang terpaku seorang diri. Menjauh sambil terisak penuh kekecewaan.
.
XxxxxxxxxfictionbyinsolxntxxxxxxxxX
.
“Kau kenapa eum?”
Sang wira merasakan telapak halus tengah membelai pipinya. Membagi afeksi, kasih sayang dan kehangatan. Tak sadar bahwa seseorang telah memberikan beban tambahan dengan duduk di paha sang taruna.
“Eobsso,” jawabnya sambil menggeleng.
“Katakan padaku kau memikirkan apa tadi?” tanyanya; kini menuntut dengan bibir mengerucut lucu. Membuat pria yang dijadikan tumpuan gemas untuk mengecup bibir ranum tersebut; dan ia lakukan.
“Memangnya kenapa aku harus mengatakannya padamu?”
“Raut wajahmu berubah-ubah. Tadi kau tersenyum, lalu tertawa kecil sambil menggeleng. Terakhir, malah wajahmu menjadi keruh dan redup seperti sedang bersedih. Ada apa? Bukankah kita sudah berjanji untuk selalu terbuka apapun alasannya?” tambahnya sambil memilin mahkota sang taruna.
“Aku … mengingat tentang kita,” ujar Jaehyun memulai; menjawab tanya sang pujaan hati—Taeyong.
“Kita?”
“Iya. Dari awal aku yang terpesona pada senior berwajah galak dan misterius. Yang bisa kulakukan saat itu hanya memandangmu dari tempat dudukku di kantin universitas.”
“Aku tidak galak ish,” Taeyong menyela sambil memukul bahu Jaehyun dengan main-main.
“Hmm …, memang hanya tampak luarnya saja kok senior Lee galak padahal aslinya sangat manja dan menggemaskan. Punya banyak persona hehehe,” kekehnya sambil mencubit hidung mbangir sang kekasih yang dihadiahi delikan galak—padahal sangat imut … uhuk.
“Lalu saat kita dijodohkan. Padahal awalnya aku menolak.”
“Benarkah?”
“Ne, aku ‘kan sudah jatuh hati padamu mana mau aku dijohkan dengan yang lain. Tetapi ternyata kita memang sudah ditakdirkan untuk bersama. Kemudian, saat pertama kali kita ….”
“Ish tidak usah dibahas!” potong Taeyong lagi; pipinya merona sampai telinga. Ia paham ke mana arah permainan kata sang dominan.
“Kenapa tidak? Kau malu,ya? Malu, ya?” goda Jaehyun.
“Diam kau! Dasar Jung Jaehyun babo!” Taeyong memalingkan muka dengan kedua kuasa saling menyilang di depan dadanya yang kini lebih berisi.
“Terus kenapa tadi terlihat sedih?” tanyanya lagi, acaranya ngambek hanya bertahan beberapa detik rupanya.
Sejenak Jaehyun meragu; mengambil napas kasar lalu melanjutkan,”Aku … teringat pada perlakuanku saat pertama kali kamu memberi tahuku mengenai uri boseog*.”
Hening; canggung. Sepertinya Jaehyun salah menceritakan apa yang ada dalam jemalanya. Ia kembali menghela panjang. Merengkuh pinggang sang kekasih yang kini tak seramping dulu. Membawanya makin dalam ke dalam rengkuhan hangat; mecoba untuk menyalurkan afeksi agar sang kekasih merasakan apa yang ia rasa. Kuasa kiri sang pemuda Jung berpindah mengelus tonjolan keras di pusat diri Taeyong.
“Boseog-ah, maafkan daddy, ne? Daddy dulu jahat padamu dan mummy. Tapi daddy janji akan selalu menyayangimu dan menjagamu juga mummymu. Tumbuhlah sehat dan baik, arrachi?”
Tanpa dapat mengelak, Taeyong tersenyum. Merasa hangat atas perlakuan lembut Jaehyun. Melupakan kenangan buruk yang telah berlalu. Toh kita tidak bisa mengubah masa lalu. Yang bisa kita lakukan adalah mencoba secara maksimal untuk menjadikan masa depan lebih baik dengan belajar dari kesalahan yang pernah terlaksana.
Taeyong mengecup bibir Jaehyun sekilas.
“We love you, Daddy!” ujarnya ceria dengan menirukan nada anak kecil.
“I love you too, mummy and Boseog too,” jawabnya lalu membawa Taeyong ke dalam ciuman dalam; tanpa nafsu hanya ada kasih sayang di sana.
Siapa sangka dari yang bukan siapa-siapa kini dua sejoli Jung dan Lee telah terikat dalam janji suci pernikahan? Dari yang awalnya hanya pengagum rahasia, dijodohkan lalu kini tengah menanti kelahiran buah hati pertama yang dalam waktu kurang dari empat bulan lagi akan menyapa dunia untuk pertama kali dan bergatunung sepenuhnya pada kedua orang tuanya; Jaehyun dan Taeyong. Semua seakan terasa surreal. Hanya satu yang sudah jelas dan pasti, bahwa Jaehyun itu milik Taeyong dan Taeyong adalah takdir yang diciptakan Tuhan untuk Jaehyun.
.
.
FIN
.
.
A/N: Bagaimana karya saya? Woah 2.6k words count. Semoga tidak terlalu mengecewakan karena memang sangat aneh. Puji syukur dapat prompt yang ternyata nyambung sama project MINE saya yang menceritakan mengenai kisah 97liner squad. Kalau biasanya pada suka narasi dari pihak submisif, di sini saya ingin menyajikan dominan yang bucin wkwkw anyways! Ini pernah dipublish dalam rangka ultah jaehyun. But well still my fic so yeah. Jadi ini bukan tulisan baru hehehe. Komen berupa saran dan kritik are welcome. Made my day. Thanks for stopping by and reading this trash hehehehe
*boseog itu dalam bahasa korea artinya jewel, di sini boseog adalah nama janinnya jaeyong.
ESTÁS LEYENDO
Mine Series (Jaeyong ver)
FanfictionOneshoot revolving around Jaehyun dan Taeyong life with Top!JaehyunxBot!Taeyong . . . . mention of mpreg with gaje plot. . . . with love, insolxnt
Big Plot
Comenzar desde el principio
