2 - Tulip Leher [Spesial Jeno's Birthday]

Start from the beginning
                                    

Jeno shock. Idenya Haechan bener juga, tapi masa iya belum apa-apa ngasih kalung.

"Ya kalau nggak mau ngasih kalung ya peluk aja. Bilang kalau kamu pengen pelukan persahabatan."

"Kalau pake baju tertutup?"

"Robek kerahnya."

Haechan tertawa dan Jeno pun meninju lengan kawannya. Segila apapun Haechan, tetap saja Jeno perlu dukungannya.

"Jeno, Haechan!"

Tiba-tiba seseorang berlari ke arah mereka berdua. Sekejap Jeno terkesiap.

"Yah, baru aja diomongin."

Seseorang yang tadi memanggil mengernyitkan dahinya, tidak mengerti. Jeno justru melototkan matanya mendengar celetukan Haechan.

"Ngomongin siapa?" tanyanya polos. Haechan tidak menjawab justru memberi lirikan pada Jeno.

"Oh, ngomongin aku berarti. Ada apa?"

Jeno jantungan. Kok bisa ya Renjun menanyakan itu dengan wajah yang polos begitu. Mereka kan baru saja membicarakan dia di belakangnya.

"Itu Njun, boleh liat lehermu gak?"

"Hah? Oh, ini?"

Renjun memperlihatkan lehernya, seolah hal itu biasa aja. Jeno panik dong.

"Yah Jun. Jangan buka-bukaan!"

"Katanya mau liat leher, gimana sih?"

Demi Tuhan, sekarang Haechan ngakak. Ini yang polos Renjun apa Jeno sih?

"Jun, Jeno mau liat tanda soulmate-mu. Dia pengen tau kamu tuh soulmate-nya apa bukan."

Muka Jeno memerah. Sumpah ya, punya temen blak-blakan bikin diri diam tak berkutik di depan gebetan.

"Loh, kirain kamu udah liat Jen. Waktu ganti baju olahraga memang nggak liat?"

Haechan sih sudah memutar matanya. Pesan Haechan yang masuk ke prosesor otak Jeno menjadi 'Dasar Jeno bego!'

Renjun dengan santai mendudukan dirinya. Diperlihatkannya tanda lahir di bagian kanan lehernya. Di situ terlihat tanda hitam berbentuk bunga tulip.

"Oh My God!"

Haechan berseru. Dengan kilat ditariknya kerah Jeno. Pola yang sama terukir di leher kirinya.

"Jeno dan Renjun, aku tunggu kabar bahagianya ya."

Haechan kabur sambil cekikikan. Sepertinya sampai kelas ia akan heboh bercerita ke semua orang. Jeno yang masih belum sembuh dari kekagetannya segera menarik kesadarannya ketika Renjun mengembalikan posisi kerahnya.

"Kok nggak pernah bilang?"

"Sebulan yang lalu, pas ulang tahunku, aku nunggu kamu, tetapi yang ngasih hadiah malah Jaemin. Ya udah, karena kamu biasa aja aku kira kamu memang nunggu hari ini."

"Tapi, aku nggak tahu. Maksudku, sikapmu ke aku itu kayak biasa aja."

"Memangnya sikapku harus gimana?"

"Yah, lebih perhatian gitu?"

"Aku kurang perhatian ya?"

Jeno menggeleng. Sekali lagi disebutkan karena perhatian Renjunlah ia jadi baper begini.

"Lagian kita nggak pacaran juga kan."

"Nah itu dia Jun, maksudku."

"Gimana?"

Renjun menatapnya lembut. Lidah Jeno justru mendadak macet. Tuh kan, dia grogi.

Melihat Jeno yang membeku justru membuat Renjun mengulas senyumnya.

"Ya udah Jen. Kalau kamu mau pacaran, aku..."

Dihentikannya segera bibir Renjun dengan telunjuk kanannya. Jeno berdeham setelah Renjun diam. Diambilnya kedua tangan Renjun sambil berkata,

"Hwang Renjun, soulmate-ku, mau jadi kekasihku dan kencan denganku di malam ulang tahunku?"

Renjun tertawa dan memeluk Jeno.



[Jeno x Renjun]
----Fin, 24 April 2018

Sumpah ya, saya kaget karena bisa update tiap hari. Ini gara-gara ulang tahun Jeno yang nggak bisa diundur sih.

Happy birthday Jeno! Langgeng ya, sama......

member NCT dong

Semoga kamu bisa main film lagi atau minimal ngiklan lagi.

Tambah ganteng juga dek, senyumnya nonstop aja, Noona seneng liat kamu tumbuh :)

Sukses bareng NCT, terutama NCT Dream meskipun nanti bakal di-rotate lagi.

MOMENTSWhere stories live. Discover now