😿 eight

803 130 1
                                    

Hari ini Eunha menjalani aktivitas seperti biasanya. Pergi ke kantor menggunakan ktx.

Tepat sebelum pintu ktx ditutup tubuh mungil Eunha masuk dengan gesitnya. Untungnya ktx tak sepadat biasanya, jadi masih ada ruang untuk Eunha berdiri dengan satu tangan berpegangan pada handle kereta.

"Selamat pagi."

Dia lagi.

Eunha membalas sapaannya dengan senyum ramah.

Hari ini Eunha sedang tidak mood untuk bicara maupun makan. Gusinya terasa ngilu seperti ada yang menusuknya dengan benda tajam. Bahkan untuk membuka mulut saja susah sekali.

"Tumben kamu gak makan makanan manis."

Eunha tersenyum lagi membalas perkataan si pria aneh. Rasa ngilu di area gusinya semakin bertambah. Eunha menekan sapu tangannya ke pipinya berharap rasa sakitnya sedikit mereda.

Tanpa terasa bulir-bulir air mata keluar membasahi pipi Eunha. Ia sudah tak kuat lagi menahan rasa sakit di area gusinya.

"Lho kamu kenapa nangis?"

Si pria aneh jadi gelagapan melihat Eunha yang tiba-tiba menangis. Eunha sendiri masih menunduk tak menjawab pertanyaannya.

Tak lama kereta pun sampai di stasiun tujuan. Eunha turun dari kereta diikuti si pria aneh yang masih khawatir dengan keadaan Eunha. Mereka berdua berjalan beriringan keluar dari stasiun.

"Kamu kenapa nangis?" tanya pria itu lagi.

"Sakit gigi." jawab Eunha pelan.

"Mau saya anter ke dokter gigi?"

Eunha langsung menggeleng.

"Kenapa?"

"Takut."

"Kenapa mesti takut?" Pria itu tersenyum ramah.

"Coba kamu bayangin, kalau gigi kamu sembuh kan bisa makan yang manis-manis lagi kayak biasanya."

Eunha menatap si pria aneh itu dengan mata yang masih basah sehabis menangis.

"Beneran kok gak semenakutkan itu." Pria itu meyakinkan Eunha.

Haruskah aku ikutin nasehat dia kali ini?

You Again! 一 eungyu [✔]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant