Oath 7 - (bukan) Kencan

Mulai dari awal
                                    

"Ayo makan kak." Serunya. Ia mengambil sepotong ayam dan sebungkus nasi ke piring Seongwoo.

"Berapa Niel? Biar aku yang traktir." Seongwoo memandang Daniel antusias. Bagaimanapun bukankah yang lebih tua yang harus membayar?

"Kak, jangan buat Daniel gak selera makan yah. Makan aja, anggap aja sebagai ucapan terima kasih udah nemenin Danien jalan-jalan."

Iya, kalau dulu Seongwoo langsung menepuk kepala Daniel yang sok jagoan, dan membayar semua makanannya. Namun saat ini ia hanya menurut dengan perkataan Daniel.

Waktu memang sudah berlalu, begitu cepat bahkan bisa memutarbalikkan keadaan.

Seongwoo mulai menyantap makanannya dengan lahap, karena sudah lewat jam makan malamnya dan ia memang sedikit lapar. Ditengah aktivitasnya menyantap makanan, sebuah tangan terulur dibibirnya.

"Ada saus yang menempel kak." Usap Daniel disudut bibir Seongwoo dengan ibu jarinya, lalu menjilat saus itu dijarinya sendiri.

Seongwoo tercekat, ia mendadak tersedak. Daniel dengan sigap memberikannya minuman. Dalam hatinya Seongwoo merutukki diri yang entah kenapa cepat sekali blushing dengan perlakuan Daniel.

"Kak ini kentang gorengnya dimakan dong."

"Sudah tidak kuat Niel, kamu pesannya banyak banget sih. Sekarang aku tidak makan sebanyak dulu." Seongwoo menepuk perutnya beralasan sudah kenyang. Ia juga menatap nanar satu porsi besar kentang goreng yang belum tersentuh.

"Yah, sayang banget. Kalau begitu, ini sedikit aja kak." Daniel menyuapkan sepotong kentang yang sudah dicolekkan saus. Seongwoo dengan ragu menerimanya, dan mengunyahnya dengan cepat.

Sebelum Daniel menyuapkannya lagi dan akan membuat jantungnya tidak sehat, Seongwoo buru-buru mengambil beberapa potong kentang lalu mengunyahnya

"Sudaahhh, ayok Niel udah kenyang gini." Ajak Seongwoo, Daniel terkekeh mengiyakan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam setelah mereka selesai makan malam. Dan Daniel meminta Seongwoo menemaninya untuk bermain di tempat permainan, lagi-lagi Seongwoo mengiyakan tanpa banyak protes.

Kalau dulu Daniel hanya jadi penonton saat Seongwoo bermain. Kini Daniel lah yang memilih permainan dan memainkan semuanya sendiri, seolah ingin memamerkan kemampuannya yang sudah sangat meningkat.

Permainan terakhir, Daniel dance mengikuti arahan dari layar. Ia mendapatkan nilai sempurna. Seongwoo bertepuk tangan dan memberi semangat.

Setelah selesai bermain, Daniel dengan nafas terengah-engah kelelahan duduk dibangku. Seongwoo menawarkan air mineral. Daniel meminumnya beberapa tegukkan, setelahnya ia tersenyum lebar.

"Kamu hebat Niel, latihan terus ya?" canda Seongwoo, tapi dibalas anggukan oleh Daniel. Peluh tampak membuat rambutnya lepek.

Dengan gemas Seongwoo merapikan rambut Daniel yang berantakkan.

"Rambut kamu sampe acak-acakan gini, semangat banget sih mainnya." Dengan jemarinya Seongwoo menata rambut Daniel. Hingga wajah mereka berjarak sangat dekat.

Daniel terpaku, semua terasa bagaikan mimpi. Ia tidak menyangka akan bisa cepat akrab dengan kakak kelas yang sangat ia rindukan itu. Dan bahkan kini jarak mereka hanya terpaut beberapa cm, wangi vanilla yang menguar dari Seongwoo pun bisa dengan jelas ia hirup.

Daniel memejamkan matanya. Menyamankan diri saat Seongwoo masih menata rambutnya. Ia menghirup nafas dalam, seolah ingin menghirup habis semua wangi parfum Seongwoo yang menguar.

"Sudah tampan sekarang, ayo pulang nanti kemalaman."

Walaupun masih ingin berlama-lama, Daniel sudah cukup puas bisa bersama Seongwoo dalam 4 jam ini. Hal yang biasanya hanya mampu ia mimpikan.

[ONHOLD] Oath📍OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang