Prolog

615 14 5
                                    

"DILARA!"

Gadis itu menghentikan langkahnya, kemudian ia menatap orang yang memanggilnya dengan suara lantang.

Dilara memutar bola matanya malas.
"Apasih?!"

"Gue nyari lo dari tadi. Mau ngasih ini" ujar orang itu sambil tersenyum manis.

"Bryan. Gue udah sering bilang kan, gak usah ngasih apa-apa ke gue." Jelas Dilara malas.

"Ini salah satu bentuk kasih sayang gue ke lo Rara." Jelas Bryan.

Dilara mengambil sebuket bunga dan cokelat itu dari Bryan. Ia melirik adik kelas yang lewat di depannya itu.

"Dek.." panggil Dilara.

Adik kelas perempuan itu menghentikan langkahnya dan menatap Dilara bingung.

"Ini.. buat kamu." Jelas Dilara sambil memberikan buket bunga dan cokelat itu.

"Ini buat aku kak?" Tanya adik kelasnya bingung.

Dilara mengangguk, dan tersenyum melirik Bryan yang sedang menatap Dilara kesal.

"Makasih ya kak" ujar perempuan itu, kemudian kembali berjalan.

Dilara tersenyum puas kearah Bryan.
"Udah kan."

"Tega banget sih, gue beli bunganya sama cokelat itu pake uang jajan gue sehari tau gak!" Jelas Bryan sedih.

"Uh cacian banget deh. Kan gue gak minta, jadi salah siapa coba?" Tanya Dilara kemudian cengar-cengir.

"Dasar gak pekaan!" Timpal Bryan, kemudian melangkah pergi meninggalkan Dilara.

"Idih marah!" Seru Dilara, kemudian masuk ke dalam kelasnya.

Dilara duduk dibangkuhnya sambil menatap kedua temannya yang sedang membaca beberapa surat dan cokelat dari laci meja Dilara.

"Surat lagi?" Tanya Dilara.

Kedua temannya mengangguk.
"Ra, ini kalo tiap hari gini terus. Tempat sampah penuh tulisan romantis semua tau!" Ujar Hazel teman sebangkuhnya.

"Iya Ra, mana cokelatnya enak-enak lagi." Sahut Indah. Sahabatnya.

"Itu bukan surat romantis kali Zel. Tapi surat gombalan yang alay!" Balas Dilara malas.

"Eh iya. Dari sekian banyak yang naksir lo, lo lebih suka sama yang mana Ra.?" Tanya Indah antusias.

Dilara mengangkat alisnya sebelah.
"Gak ada. Alay gitu!"

"Maksud gue yang paling narik perhatian lo deh." Ujar Indah lagi malas.

"Oh itu.. ya oppa Lee Seung Gi dong." Balas Dilara bersemangat.

"Elah.. males ah ngomong sama Jones!" Timpal Hazel.

"Biarin. Siapa tau jodoh gue itu orang korea" lagi ucap Dilara tersenyum.

"Itu sih Bryan keknya ngebet banget sama lo deh Ra," ujar Hazel lagi.

Dilara tertawa kuat.
"Hahaha.. biarin aja. Orang gue gak suka. Siapa suruh coba sukanya sama gue."

Hazel dan Indah hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah laku sahabat mereka.

"Dasar gak pekaan!" Sahut Indah gemas.

Hazel menatap Dilara heran.
"Kenapa lo gak suka sama Bryan? Dia baik, ketos, ganteng dan ya.. walaupun gak terlalu tajir tapi kan baik banget Ra," jelas Hazel antusias.

Dilara menatap Hazel dengan tatapan curiga.
"Lo suka sama Bryan?"

"Gak lah. Dia kan sukanya sama lo." Jelas Hazel malas.

STAR WHITEWhere stories live. Discover now