Bohong jika dalam hati Hoseok dia kesal karena Taehyung merusak tempat kerjanya, bohong jika dalam hatinya marah karena Taehyung datang dengan tiba tiba, dengan merancau tak jelas kemudian memecahkan wine. Bohong jika dalam hatinya dia kesal karena berakhir harus membubarkan segala orang di Bar malam itu. Karena, sekesal apapun Hoseok sekarang, dia bisa melihat bagaimana Taehyung jatuh, terlihat begitu rapuh, hingga rasa kesalnya hilang pada pemuda manis itu. Dan mungkin, Hoseok tau ini ulah siapa tanpa bertanya.

"Taehyung.." Suara Hoseok melembut, mengambil langkah maju dan berjongkok, sedikit menyamakan posisinya pada Taehyung yang kini menatapnya dengan mata penuh air mata. Wajahnya begitu kacau, dengan segala air mata yang membahasi wajahnya dan darah yang datang dari tangannya.

Hoseok tersenyum tipis, kemudian dengan pelan menepikan segala pecahan kaca di dekat Taehyung, setidaknya agar tidak melukai Taehyung lagi.

"Hyung.." Taehyung memanggil dengan suara yang begitu parau, juga isakan yang masih terdengar di sela sela kalimatnya. "M-mereka.."

"Hm?" Hoseok bergumam, membawa tangannya untuk menghapus lelehan air mata yang memenuhi hazel pria itu. Kini Hosoek bisa melihat dengan jelas bagaimana mata itu memancarkan keputus asaan yang kentara. "Mereka siapa?" Jungkook, kan?

"J-Jungkook..hiks-" Taehyung terisak, rasanya kembali lebih sakit ketika mengingat lagi apa yang ia saksikan hari ini. "Dan.. Yoongi.." Taehyung mencengkram baju bartender Hoseok dengan kuat, menyalurkan sakitnya. "M-mereka.. bercinta-hiks.."

Bohong jika Hoseok dan Jimin tidak terkejut.

"J-Jungkook?" Jimin berucap tak percaya, kemudian kali ini melangkahkan kakinya mendekat.

Hoseok memaki dalam hati pada dongsaeng sialannya itu. Mengepalkan tangannya dengan erat sebelum memutuskan untuk meredakan emosinya, membawa Taehyung ke pelukannya ketika kedua tangan pemuda itu terbuka lebar; seakan butuh pelukan. Maka, Hoseok memeluknya, walau tau yang dibutuhkan Taehyung saat ini pelukan Jungkook.

Saat Taehyung menangis dalam pelukannya, diam diam Hoseok membuka handphone-nya, tersenyum miris saat melihat pesan dari Jungkook yang berisikan; "Taehyung dimana?". Kemudian menjawab dengan; "oh? Dia. Baru saja kau hancurkan hatinya, brengsek."

■ ■ ■

"Taehyung!" Jungkook berteriak, membuka pintu apartemen dengan tergesa. Kemudian menemukan Taehyung yang tengah menatapnya dengan pandangan kosong. Wajahya kacau, surainya benar benar acak, matanya sembab dan masih terlihat merah, juga beberapa plaster luka di tangannya. "Tae.."

Jungkook mendekat. Rasanya, sakit melihat Taehyung begini. Jungkook bodoh.

"Tae.." Jungkook mempercepat langkahnya ketika Taehyung perlahan mundur. Tangannya bergerak, setidaknya ingin menggapai pipi pemuda itu mengelusnya. Namun dengan cepat, Taehyung menepisnya begitu kasar.

"Apa?" Tanyanya, begitu dingin dengan wajah yang begitu datar.

"Taehyung, maaf.." Jungkook kembali mendekat, mencoba menggapai pinggang Taehyung untuk diraih, walau Taehyung memberontak dengan merancau. Dan perlahan lahan, menjadi isakan.

Ketika Jungkook berhasil menggapai pinggang pemuda manis itu, Jungkook membawanya ke pelukannya, mendekapnya begitu erat. Beberapa elusan pada pucuk kepala Taehyung, dan Jungkook juga meneteskan air mata.

Bodoh. Dia bodoh.

"Taehyung, maafkan aku." Jungkook berujar tergesa ketika Taehyung mendorongnya; melepas pelukan keduanya.

DANCING ON MY OWN. / KVWhere stories live. Discover now