ii

5.8K 560 105
                                    

"B-berduri?" Tanyanya ragu.

"Iya, berduri. Namun keseluruhannya begitu indah." Jungkook menjawab, kali ini benar benar ingin didengar, maka dengan pelan pemuda itu menangkup dagu Taehyung dan membuat pemuda manis di depannya mendongak; menatapnya.

"Indah tapi berduri itu percuma saja," katanya ragu, ingin menghindari kontak mata dengan Jungkook namun dengan cepat pemuda itu menangkup kedua pipinya, mengunci pandangannya. "Indahnya sebagai kelebihan, tapi membuat berdarah itu kekurangan yang terlalu menyakitkan."

"Anggap, duri itu kekuranganmu. Maka seberapa banyak durinya, masih ku genggam, Tae."

"M-maksudnya?"

"Maksudnya; aku genggam kau dengan apapun kekurangan yang ada di dirimu."

Oh, manis sekali. Taehyung ingin meledak karena wajahnya makin panas secara perlahan. Namun di sela sela itu, dirinya menunduk lagi. Malu? Iya, namun kali ini lebih ke kecewa.

Malu, namun juga sakit.

Jungkook itu pandai sekali berbuat kata.
Jungkook itu pandai sekali berakting seakan Taehyung benar benar terasa dicintai olehnya.

Maka biarlah. Biarlah Taehyung kali ini juga berakting seakan dirinya dicintai.

"Selain mawar?"

"Matahari," jawabnya.

"Kenapa?"

"Karena kau bersinar; indah juga cantik. Juga memberiku semangat disetiap hari."

Taehyung hanya tersenyum.

Tepat sekali; matahari.



Dan mataharimu mulai meredup, tuan Jeon.

■ ■ ■

Siang ini rasanya benar benar beda dengan segala hari biasanya. Kecupan kecil Jungkook pada dahinya sebelum pemuda itu berangkat; yang harusnya membuat Taehyung tersenyum bahagia, kini pemuda itu malah tersenyum tipis begitu kecut. Kata kata sebelum berangkat siang itu, membuat Taehyung kembali termenung.

Tidak, bukan siang ini saja sebenarnya. Namun Tiga hari berturut turut.

Anggaplah, Empat hari yang lalu Taehyung benar benar meremehkan Jung Hoseok karena mengatakan Jeon Jungkook itu brengsek; kata yang sama seperti yang ia keluarkan awal mereka menjalin kasih.

Anggaplah, Taehyung itu bodoh. Tiga hari penuh membututi Jungkooksetelah hari dimana dirinya mengetahui Jungkook tidak di Bar ketika pemuda itu mengatakan pergi ke BarTiga hari penuh ini.

Ya, tiga hari penuh untuk memastikan hati Taehyung bahwa itu benar benar Jungkook. Maka setelahnya, Taehyung mengetahui dengan sangat kalimat pendek yang Hoseok katakan di Bar Tiga hari yang lalu; "bukan teman."

Katakanlah, Taehyung benci, kesal, dan bodoh. Harusnya, pemuda itu memaki Jungkook, mendorong jauh Jungkook dari hidupnya setelah melihat dengan mata hazelnya sendiri bagaimana Jungkook kembali mendekap namja itu, bersamaan dengan elusan halus di pinggul dan pucuk kepala, juga kata kata manis yang diucapkan begitu pelan. Harusnya.

Katakanlah sepuasnya, Taehyung itu bodoh. Mungkin Tiga hari belumlah cukup untuk Taehyung agar meyakinkan apa yang ia lihat. Pikiran terus berkelana, mengatakan yang ia lihat itu nyata namunsemogabukan seperti perkiraanya. Mengatakan bahwa; itu bukan apa apa, tidak lebih dari hubungan teman.

Mungkin, pikirannya terlalu menganggu, dan hatinya benar benar berharap. Maka, satu hari ini saja lagi, biarkan Taehyung melihatnya lagi. Kali ini, yang terakhir, semoga. Semoga, kali ini dia bisa melihatnya; bagaimana kedua orang itu hanya menjalan layaknya teman biasa, mengatakan hal hal wajar layaknya teman. Juga Jungkook yang mengatakan, "teman yang baik." Atau "terimakasih telah menjadi temanku,"

DANCING ON MY OWN. / KVWhere stories live. Discover now