Chapter 2

1.6K 119 22
                                    

Toneri POV...

Semenjak awal aku memang tak begitu menyukai Naruto. Namun aku pendam rasa tak suka itu demi adikku Shion. Aku tau, Shion sangat mencintai pria itu. Ia tak mau lepas darinya. Entah karena apa.

Tapi kenangan buruk muncul di kehidupanku yang membuat hal tersebut menjadi dendam seumur hidup. Ketika adik kecil yang sangat aku sayangi harus pergi untuk selamanya. Naruto membunuhnya.

Toneri POV END...





Naruto akhirnya sampai dirumahnya. Ia berjalan masuk kedalam setelah memarkirkan mobilnya digarasi. Ternyata di ruang makan sudah banyak yang berkumpul.

"Naru, kau sudah pulang." Kushina berseru.

"Ah iya Kaasan.'' Jawab Naruto dengan tersenyum tipis.

''Apa pekerjaan dikantor baik-baik saja Naruto?" Sambung Minato kemudian.

''Baik-baik saja Tousan.'' Naruto lantas menarik kursi yang kosong tepat disebelah Menma untuk bergabung makan malam.

''Apa Kaasan dan Tousan tau, tadi dikantor itu ternyata Naruto-nii dan-Hmpfffhhhhh...'' Ucapan Menma terputus kala Naruto membekap mulut Menma dengan telapak tangan kanan Naruto.

''Buahhhhhhhhh... Apa-apaan kau Naruto-nii.'' Seru Menma kesal.

''Dikantor ada apa? Jelaskan pada Kaasan, Naru.'' Ujar Kushina semakin bingung dengan tingkah kedua putranya yang menyimpan rahasia.

''Ahhh tak ada Kaasan, tadi dikantor Kiba melamar kekasihnya itu. Menma yang kebetulan berkunjung menjadi terkejut. Mungkin dia baper. Iyakan Menma?" Jawab Naruto yang menatap tajam mengintimidasi pada Menma. Menma yang ditatap seperti itu hanya menelan ludah.

''Ahahaha iya Kaasan. Aku hanya baper tadi. Hehe... Bukan apa-apa Kaasan.'' Sambung Menma dengan senyum terpaksa saat ia menoleh sedikit pada sang kakak yang masih menghadiahinya tatapan tajam karena sempat ingin menceritakan kejadian dikantor dan desas desus dikantor.

''Ya sudah, cepat habiskan makan malam kalian dan beristirahatlah untuk besok beraktivitas kembali. ''Perintah Minato tegas, yang dibalas anggukan dari Naruto dan Menma.



Pukul 8.00 AM, seorang wanita paruh baya bersurai merah terlihat sangat syok membaca sebuah berita di koran yang ia temukan di depan pintu rumahnya. Sebuah berita yang menurutnya murahan yang mengatakan anaknya adalah seorang gay.

"Naru tak mungkin seperti itu... Apa-apaan berita murahan ini." Ujar Kushina dengan emosi. Hatinya terasa sangat sakit sekali, saat melihat berita diluar sana mengatakan anaknya adalah penyuka sesama jenis, karena wanita paruh baya ini sangat yakin kalau anaknya masih laki-laki normal.

Ia tau karena Naruto pernah mencintai seorang gadis tetapi gadis itu harus meninggal dalam kecelakaan lalu lintas yang sempat membuat putranya itu dirawat 2 minggu di rumah sakit. Dan depresi hingga menutup diri karena kematian kekasihnya.

"Aku harus ke kantor Naru sekarang." Ujar Kushina yang melempar koran itu asal dan memutuskan untuk pergi.

'Namikaze Naruto seorang businessman muda yang sukses itu ternyata GAY.'

'Sialllll...'' Umpat Naruto setelah membaca koran murahan yang entah darimana tergeletak di meja kerjanya tadi.

"Aku tak menyangka jika kejadian kemarin akan berbuntut panjang seperti ini, Naruto.'' Keluh Kiba yang tak lain adalah sekretaris pribadi Naruto sekaligus sahabat karibnya.

Naruto hanya mendengus kasar menanggapinya dan tak mau terbawa emosi lagi dengan berita yang beredar di koran mengenai dirinya juga Kiba kemarin.

"Ini bisa berimbas pada lamaranku pada Ino, sobat. Bagaimana nasibku hah?" Dengus Kiba kesal.

"Itu urusanmu Kiba. Kau yang menyebabkan ini terjadi. Bukan hanya kau, aku pun terlibat. Entah apa yang akan Kaasanku lakukan jika tau. Hahhhhh..." Desah Naruto dengan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

BRAKKKKKK....

Pintu ruangan Naruto terbuka dengan kasar. Menampilkan sosok wanita bersurai merah dengan tatapan kemarahan yang terlihat jelas. Naruto dan Kiba yang melihat bergidik ngeri. Kushina memberikan sebuah koran yang Naruto tau isi beritanya apa.

"Kau bisa jelaskan pada Kaasan tentang berita ini, Naru?" Tanya Kushina dengan tatapan mengintimidasi.

"Ini salah paham Kaasan. Ini karena aku hanya membantu Kiba." Jawab Naruto dengan menunjuk pada Kiba. Kiba terkejut. Memang semua ini berawal darinya.

''I-iya benar Baasan, ini semua salahku. Aku meminta Naruto untuk berlatih denganku ketika aku akan melamar kekasihku. Tetapi aku tak tau jika semua ini akan berbuntut panjang seperti ini Baasan. Maafkan Kiba...'' Lirih Kiba berusaha meyakinkan Kushina.

"Kaasan tak mau tau Naru. Berita ini tak bagus untuk kita. Kaasan akan membicarakan ini pada pamanmu Jiraiya agar mencarikanmu calon istri. Kau harus menikah!"

Naruto terlihat diam membisu saat mendengar ucapan Kaasannya. "Apa Menikah!? Apa aku tak salah dengar Kaasan?" Pekik Naruto tak percaya.

''Kaasan memberikanmu pilihan Naru, kau mau dijodohkan atau kau harus Kaasan kirim ke Amerika.'' Ujar Kushina dengan dingin dan menatap Naruto dengan tajam.

''Kaasan ingin mengucilkanku ke Amerika hanya karena berita murahan ini? Kaasan, aku masih normal. Kaasan tak percaya padaku?'' Jawab Naruto dengan nada tinggi. Naruto berusaha meyakinkan kekeras kepalaan Kaasannya ini.

''Kaasan percaya padamu. Tapi tidak dengan orang diluaran sana Naru. Perusahaan akan hancur jika kau tak membuktikan pada mereka jika kau masih normal. Kaasan tidak menerima penolakanmu Naru. Kau harus menikah! Tak peduli dengan alasanmu apapun.''

Naruto menghela nafasnya dengan berat dan sangat pusing melihat Kaasannya berjalan menuju pintu, Naruto merasa percuma berdebat dengan keinginan sang Kaasan yang memintanya untuk menikah.

BLAMMMMM...

Terdengar bantingan keras saat Kaasan Naruto keluar dari ruangannya. Naruto hanya bisa diam terpaku mendengarnya. Sedangkan Kiba hanya membelalakkan kedua bola matanya melihat baru kali ini Kushina semarah ini dan sepemaksa ini.

''Sialllllllll...'' Umpat Naruto. Ia begitu frustasi sekarang.



Pria bersurai putih tengah duduk di lobby Namikaze Corp, ia mengalihkan koran yang memuat berita picisan tentang Naruto. Senyumnya mengembang melihat wanita paruh baya bersurai merah berjalan keluar kantor dengan tatapan amarah yang meledak. Ia pun menyeringai.

''Ini baru awal Naruto.'' Ucapnya dalam hati.





Bersambung...





Entah kenapa bisa ngetik seperti ini😄

Masih ada yang tertarikkah????

Yuni butuh saran nih,,,

So...

Vomennya ya😘

Makasih...😊

My Sadistic DirectorWhere stories live. Discover now