love in paris

Mulai dari awal
                                    

Gracia tersenyum senang, tanpa permisi Gracia mencium pipi Shani.

"Terima kasih cici yang cantik. Sekarang aku udah ngak takut lagi dengan penyakit ku, aku juga semakin semangat untuk sembuh karna ada cici yang selalu menyemangatiku.'

Gracia memeluk Shani penuh sayang.

"sama sama, karna aku juga menjadi semangat untuk sembuh karena ada kamu.'
Ungkap Shani tulus.

Keduannya sudah mulai akrab sejak awal mereka menjalani pengobatan di rumah sakit tersebut. Terkadang jika selesai dengan check up rutin mereka tidak segan untuk jalan berdua. Sekedar makan bersama atau mengunjungi menara Eiffel untuk rekreasi menghilangkan penat karna kesibukan keduannya.

"Habis ini mau ngak aku ajak ke Eiffel lagi ?." tanya Gracia masih dalam pelukan.

Shani mengangguk.

"Mau...tapi jangan sampai malem ya ?.' pinta Shani.

Gracia Melepaskan pelukannya.

"Janji ci !.' ucap Gracia semangat.
"Tapi aku boleh nginep ngak ci ?, aku males kalau harus pulang ke kosan aku nieh.' lanjut Gracia.

Shani menarik ujung alisnya.

"Di paris ada gitu kos kosan ?.' tanya Shani binggung.

"Ya elah ci, apalah sebutan buat tempat tinggal sesempit itu disini sih ? Kalau di Indonesia disebut kos kan? Apa bedannya coba ?.' tanya Gracia cemberut.

"Terserah deh, tapi malam ini mama aku dateng dari indo, mau tetep nginep ?.' tanya Shani memastikan.

Meski Gracia sudah pernah beberapa kali menjumpai mama dari Shani yang sesekali berkunjung ke paris untuk menjenguk Shani, tapi rasanya Gracia masih takut dengan beliau.

Shani masih anteng menunggu jawaban Gracia.

"eghh...gimana ya ?.' gumam Gracia.

"Gimana, mau ??.' Tanya Shani lagi.

Miss shani indira ?.'

"Ahh kelamaan, ku masuk duluan ya ? Kabarin aku kalau kamu sudah selesai.' ucap Shani sembari berdiri menuju ruang dokternya.

Gracia tak bisa menjawab dengan kata kata, hanya anggukan yang bisa dia berikan sebelum Shani benar benar hilang di balik pintu.

Miss shania gracia??.

Gracia bangkit lalu menyusul sang suster yang baru saja memanggilnya untuk masuk ke dalam ruang periksa.

.....

Di taman yang cukup rindang ini hanya diisi oleh dua mahluk cantik. Makhluk yang satu sibuk membaca novelnya dan makhluk satunya lagi hanya fokus memandang wajah samping gadis satunya yang serius membaca.

Shani si pembaca novel dan Gracia si suka memandang.

"Jadi gimana ?." tanya Shani akhirnya.

Seketika Gracia cemberut.

"Tetep nginep deh.' jawab Gracia.

"Seperti nggak suka gitu.' ucap Shani tanpa melirik Gracia.

"Ya gimana. Tapi kapan ke eifelnya ?.' rengek Gracia sembari menarik narik ujung novel yang tengah Shani baca.

"Kamu maunya kapan ? Sekarang atau...'

"Sekarang ci!.' potong Gracia.

"Pokoknya tutup novelnya dan jalan bareng aku se ka rang !!.'

Dengan tidak sopan Gracia meraih novel yang Shani pegang lalu menutupnya dan menaruhnya di tas selempang yang Shani pakai.

Shani mendengus dengan sikap Gracia. Sejak awal bertemu, sikap, sifat dan kelakuan Gracia memang di luar nalar manusia. Terkadang Shani binggung ini sebenarnya manusia atau apa??.

"Ayoo cici !!!.' teriak Gracia tidak sabaran.

"Iya iya sabar...'

Shani perlahan mendekat ke arah Gracia yang sudah bersiap akan pergi.

"Kita makan dulu mau ngak ?.' tawar Gracia.

"Terserah kamu. Yang penting jangan lewat pukul tiga, aku harus jemput mama di airport.' jawab Shani datar.

"Tenang ahh, ini di paris ngak akan ada macet kok, jadi meski mepet tetep bisa dikejar.' ucap Gracia enteng.

Shani hanya diam menanggapinnya.

Keduannya berjalan santai melewati trotoar kota paris yang bersih dan nyaman. Meski waktu menunjukan pukul 10, dimana biasanya cuaca akan sangat panas di musim panas atau dikala musim dingin akan sangat dingin. Tapi cuaca kali ini sangat cocok untuk jalan jalan santai.

"Cici ?.' panggil Gracia.

"Em ?.'
Jawab Shani malas.

"Kalau aku meninggal duluan, jangan pernah lupain aku ya ? dan aku pasti nungguin cici di atas.'
Raut wajah Gracia berubah sendu.

"Kamu ngomong apa sih Gre ? tadi bilangnya semangat buat sembuh tapi sekarang putus asa lagi.' ungkap Shani ikut sedih.

"Setiap hari di sini rasanya sakit ci, jantung aku mulai cape kayaknya. Berdetak kencang banget, apalagi kalau kayak gini.'

Shani makin binggung dengan arah bicara Gracia di tambah gadis itu menempelkan tangannya di depan dadanya sendiri.

"Apa kata dokter kamu tadi ?." tanya Shani pelan.

"Biasa, ngak ada yang berubah.' jawab Gracia santai.
"Kalau kamu ?."

"Sama, dan daya tahan tubuhku makin lemah Gre, ngak tahu lagi deh.'

Dalam perjalanan itu keduanya saling berpegang tangan untuk menyalurkan kekuatan masing masing.

"Sekarang kita ngak sendirian disini, jadi harus lebih kuat lagi.' ungkap Shani.

Gracia menolehkan wajahnya untuk melihat senyum manis Shani. Senyum yang terlukis juga di bibir Gracia sekarang.

Keduannya berjalan terus kedepan. Ketempat yang selalu bisa menyemangati keduanya.



.....

Gimana prolognya??
Panjang ya ?

Masih kurang dari kata baik.
mohon bantuannya !!!!!!

maaf publiknya kecepetan dari promonya,

Baru promo cerita baru tadi, eh udah publik prolog.

Udah ngak sabar buat kalian baca, terus komentar deh,

Udah di ketik jauh hari, tapi takut publik karna ini book yang challenge itu kan. Tapi apapun yang terjadi kedepan, salah atau benar aku publik cerita di lapak ini aku akan menerimnnya.

Ada yang minta buat cerita "cerita kita berdua" untuk lanjut ya ?

Dan sepertinya jika peminat cerita baru ini banyak minimal 30 vote bakal saya buat lapak sendiri loh ?, ngak numpang di sini lagi

Jadi cerita ini lanjut di lapak baru dan kemungkinan cerita sebelumnya bisa lanjut juga,

Gimana tuh ??

Salam Greshan !!! 

CERITA KITA BERDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang