Doyoung sungguh tidak tahu kenapa ia menuruti perkataan Jaehyun. Sekarang ia duduk di atas atap bersama Jaehyun yang malah bersandar nyaman pada bahunya. Jantungnya berdetak tak menentu, ia berdo'a semoga suara detak jantungnya tak didengar Jaehyun.
"Aahh, nyaman sekali. Akhirnya aku bisa berduaan denganmu," seru Jaehyun.
Jantung Doyoung semakin berdetak tak menentu mendengar kalimat itu. Tapi otaknya juga bertanya-tanya apa maksud dari semua perlakuan Jaehyun padanya. Tersenyum dan mengatakan kalimat seperti tadi. Oh, Jung Jaehyun tak tahukah kau itu semua membuat Doyoung merasa gila.
"Kau harus tahu Doyoung-ah. Aku tersenyum padamu dan mengatakan kalimat tadi bukan untuk sekedar bermain-main. Tapi aku sungguh menyukaimu," kata Jaehyun tenang.
Mata Doyoung melebar terkejut, ia ingin pingsan saja rasanya.
.
.
.
N for Normal
"Kau gay?"
Jaehyun tidak terkejut begitu mendengar pertanyaan dari orang yang baru saja mendengar pernyataan cintanya. Karena memang Jaehyun menyatakan cinta pada seorang laki-laki manis di depannya. Dan Jaehyun sudah memprediksi hal ini.
"Tidak !" jawab Jaehyun.
Doyoung mengernyit tak mengerti dan Jaehyun jelas melihat gurat kebingungan pada pemuda manis itu.
"Kau tahu Hyung. Cinta tak mengenal kata normal," seru Jaehyun.
Doyoung melebarkan matanya terkejut, ia menatap penasaran pada Jaehyun meminta penjelasan lebih.
"Cinta tetaplah cinta Hyung. Cinta ada untuk cinta itu sendiri. Ia tak mengenal ruang dan waktu, ia tak mengenal usia, ia tak mengenal gender. Karena itu cinta yang tumbuh di hati setiap orang."
Jaehyun menjeda penjelasannya untuk melihat reaksi Doyoung yang mulai mengerti dengan penjelasannya.
"Aku jatuh cinta padamu Hyung, yang kebetulan seorang laki-laki yang sama sepertiku."
Jaehyun kali ini yang terkejut mendapati sebuah pelukan yang ia dapat dari lelaki manis yang sejak tadi ada bersamanya. Setelahnya Jaehyun tersenyum begitu mendengar pemuda yang sedang memeluknya ini, tak lupa untuk membalas pelukan hangat itu.
"Kau benar, aku juga mencintaimu."
.
.
.
O for Oasis
Jaehyun merasa terombang-ambing dalam kehidupannya, meski ia memiliki segalanya dalam kehidupannya. Ia dianugerahi wajah yang tampan, tubuh atletis, keluarga yang begitu menyayanginya, kekayaan yang berlimpah. Apa yang kurang dari semua itu?
Tidak ada, kecuali jika Jaehyun terpaksa memasang senyum palsu pada semua orang.
Ada sesuatu yang membuat Jaehyun merasa kosong, hatinya begitu hampa. Jaehyun tidak tahu pasti apa alasannya dan itu memperburuk keadaan karena Jaehyun tidak tahu obat yag tepat untuk hatinya. Ia merasa sedang berjalan di tengah padang pasir tanpa tujuan.
"Kau seperti orang hilang Jung !"
Kesadaran Jaehyun kembali ke dunai nyata setelah melalang buana ke alam lain. Ia ingat sedang ada di sebuah cafe yang sudah tutup di tengah malam seperti ini. Ia melihat ke arah orang yang duduk tepat di sampingnya, kebetulan pemuda di sampingnya adalah pemilik cafe ini.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya pemuda manis itu.
"Enatahlah Doyoung Hyung," sahut Jaehyun seadanya.
Doyoung hanya mengangguk sebagai jawaban sepertinya pemuda manis di sampingnya ini tidak ingin mengorek Jaehyun lebih jauh. Jaehyun bersyukur tentang hal itu jadi ia tidak perlu menjawabnya. Keduanya menyesap kopi yang hampir dingin.
"Kau tahu Jung. Jangan terlalu sering memakai topeng itu, atau kau akan kehilangan dirimu sendiri," sahut Doyoung tiba-tiba.
Jaehyun terdiam sebentar untuk mencerna kalimat Doyoung tadi, hingga sesuatu menghantam keras hatinya. Kenapa ia baru menyadarinya sekarang, tentang dirinya, tentang hatinya. Alasan kenapa Jaehyun selalu lari ke tempat ini, ke tempat Doyoung adalah karena sejatinya Jaehyun sudah menemukan Osisnya di tengah padang pasir kering hatinya. Oasisnya adalah Doyoung.
Jaehyun tersenyum, "Gomawo Doyoung Hyung."
.
.
.
P for Pillow
"Johnny Hyung ! Kau menukar bantalku ?"
"Aniya !"
Taeyong dengan mata setengah tertutup mengeram kesal dan terpaksa berjalan keluar kamar untuk menemui duo tiang 127 itu. Ini dini hari, jadwal mereka sangat padat karena comeback skala besar yang direncanakan perusahaan. Semua member butuh banyak istirahat apalagi duo tiang itu yang selalu siaran tengah malam.
Dengan langkah gontai ia masuk ke kamar di samping kamarnya tanpa mengetuk. Ia membangunkan seorang pemuda manis yang tengah terlelap tapi masa bodoh dengan omelan pemuda itu nanti yang penting Taeyong bisa segera kembali istirahat, ia tidak ingin tulangnya terasa akan rontok besok.
"Wae ???!!!" keluh Doyoung yang dibangunkan oleh Taeyong.
"Selesaikan pertengkaran duo tiang itu agar kita semua bisa beristirahat malam ini !" keluh Taeyong.
Doyoung mengerjap sebentar berusaha mengumpulkan nyawa yang sudah melalang buana ke alam mimpi. Ia memasang telingnya baik-baik ternyata memang ada perdebatan antara Johnny dan Jaehyun di ruang tamu dan Doyoung jelas tahu apa penyebabnya. Dengan malas Doyoung bangkit dari kasurnya lalu meraih satu bantal yang ada di atas kasurnya. Berjalan keluar demi melerai pertengkaran tak bermutu duo tiang 127 itu.
"Jaehyun, ini bantalmu. Aku lupa mengembalikannya ke kamarmu, aku terlalu merindukanmu tadi sampai mengambil bantal yang selalu kau pakai," kata Doyoung. Setelahnya pemuda manis itu berjalan kembali ke kamarnya.
Jadi apa reaksi Johnny dan Jaehyun?
Jaehyun sudah tersenyum lebar karena bantalnya sudah ketemu dan alasan kenapa Doyoung mengambilnya. Sedangkan Johnny berdecak kesal berusaha menahan emosinya.
.
.
.
Q for Quarter
Tiga bulan.
Doyoung mengecek tanggal yang ia lingkari dengan tanggal tiga bulan yang lalu. Ia memastikan untuk tidak salah melihat tanggal. Dan hari ini memang tepat tiga bulan sejak tanggal yang ia lingkari tiga bulan yang lalu. Doyoung menghela nafas lagi, ia berharap akan ada sesuatu hari ini meski ia tidak berharap banyak.
Itu sebelum ia mendengar ada yang menekan kode kunci apartemennya, segera saja ia berjalan ke arah pintu apartemennya untuk menyambut orang yang membuka pintu itu. Mata Doyoung berbinar bahagia ketika seorang pemuda tampan menyeret kopernya masuk ke apartemen Doyoung.
"I'm home," seru pemuda tampan itu.
Doyoung tak bisa menahan dirinya untuk tidak melompat ke dalam pelukan pemuda tampan itu. Dia senang sekali kekasihnya ini ternyata menepati janjinya karena beberapa hari yang lalu ia mendapat kabar kemungkinan keterlambatan jadwal kepulangan kekasihnya. Tapi mendapati ini Doyoung begitu bahagia. Selama ini Doyoung dan Jaehyun-Kekasih Doyoung-hanya bisa bertemu setiap tiga bulan sekali.
"Hyung, this is end about our quarter cycle," bisik Jaehyun.
Air mata Doyoung jatuh begitu saja. Akhirnya ia bisa bersama dengan Jaehyun setelah melewati siklus tiga bulan yang panjang.
.
.
.
TBC
For Bear's JaeDo Month Project
See you soon !
Review Juseyo !
Salam NCTzen !
KAMU SEDANG MEMBACA
RandomPlay (JaeDo)
FanfictionIt's a little story from me which special dedicated to lovely couple JaeDo ! Special for JaeDo Shipper who love this couple so much. For JaehyunBear For DoyoungBunny For JaeDo Shipper This story from bearbunny_Jung
#AlphabetSeries (J-Q)
Mulai dari awal
