"Argh," Jaehyun selalu meringis kecil ketika taring-taring Doyoung menancap di lehernya. Memang akhirnya tidak akan berbekas tapi tetap saja baginya terasa sakit. Ia memeluk Doyoung yang dengan menghisap darahnya dengan tenang. Seperti janjinya saat itu, ia adalah milik Doyoung.
Bahkan darah dan hidupnya hanya untuk Doyoung.
.
.
.
C for Child
Jaehyun baru saja pulang bekerja ketika ia menemukan sang istri sedang menangis menonton sebuah film. Ia melirik ke jam dinding yang terpasang, sebenarnya ini belum terlalu malam bahkan masih dekat dengan jam makan malam. Tapi istrinya sudah sesenggukan karena menonton film sembari menunggunya.
Dengan perlahan Jaehyun mendekati istrinya lalu memeluknya hangat. "Hyung sedang menangis, hm?"
"Ceritanya sedih sekali Jaehyun, hiks."
"Memang ceritanya tentang apa?"
"Ceritanya tentang anak yang ditinggalkan orang tuanya saat kecil. Mereka berdua harus berjuang untuk hidup," cerita Doyoung sambil sesekali sesenggukan akibat menangis.
Jaehyun tersenyum saja, ia masih setia dengan pelukan hangatnya pada sang istri. Tiba-tiba sebuah pertanyaan terlintas di benaknya. "Hyung, kalau punya anak nanti pasti tidak akan menelantarkannya," kata Jaehyun.
"Tentu saja !" kata Doyoung tegas yang mulai nyaman dengan pelukan suaminya.
"Ngomong-ngomong soal anak. Hyung ingin punya anak berapa?" tanya Jaehyun.
Doyoung terdiam mendengar pertanyaan Jaehyun, mereka memang sepasang suami-istri yang sudah menikah setahun ini. Tapi mereka belum pernah membahasnya sama sekali. Mungkin memang ini saatnya. "Kalau kau ingin berapa?" tanya Doyoung balik.
"Sebanyak Tuhan memberikannya," kata Jaehyun tersenyum.
"Kau merindukan keberadaan mereka di rumah ini ya?" tanya Doyoung.
Jaehyun hanya mengangguk sebagai respon.
"Arraseoyo, kita akan berusaha," sahut Doyoung. Sepertinya ia juga sama dengan Jaehyun apalagi ia juga memiliki anugerah istimewa meski seorang laki-laki.
"Tentu saja, harus ada tawa menyenangkan anak-anak di rumah ini," sahut Jaehyun.
.
.
.
D for Diet
Doyoung berjalan ke dapur dengan mata setengah tertutup, ia masih mengantuk karena jadwal yang padat sejak pengumuman comeback NCT secara besar-besaran. Tapi matanya masih bisa menangkap kebradaan cahaya terang di dapur. Dahinya mengernyit, siapa yang malam-malam begini atau bisa dibilang dini hari berada di dapur. Doyoung dengan santainya melangkahkan kaki memasuki dapur, matanya menangkap seorang pemuda tinggi dengan pakaian yang masih rapi sedang minum air.
"Lho, Doyoung Hyung belum tidur?" tanya pemuda itu.
Doyoung menggeleng, "Baru pulang?"
"Iya," sahut Jaehyun yang mengamati Doyoung yang malah mendekatinya. Matanya terkejut begitu ia mendapati Doyoung merebut gelas yang ada di tangannya. Sekarang ia tahu kenapa Doyoung bangun di jam seperti ini.
Doyoung melirik ke sampingnya saat minum, melihat ada gelagat aneh dari pemuda tampan itu. "Ada apa?" tanya Doyoung setelah menegak air hingga habis dari gelas.
Jaehyun menggeleng pelan, "Tidak apa-apa."
Doyoung hanya menggeleng, ia lalu menarik Jaehyun untuk duduk di kursi meja makan. Jaehyun mengernyit begitu Doyong menjauhinya dan berjalan menuju kulkas. Tidak lama Doyoung kembali dengan sebuah kotak bekal dan garpu. Pemuda manis itu membuka kotak bekal itu dan meyodorkannya pada Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RandomPlay (JaeDo)
Fiksi PenggemarIt's a little story from me which special dedicated to lovely couple JaeDo ! Special for JaeDo Shipper who love this couple so much. For JaehyunBear For DoyoungBunny For JaeDo Shipper This story from bearbunny_Jung
#AlphabetSeries (A-I)
Mulai dari awal
