Bukan Lawan Jenis

Začít od začátku
                                    

"Gue udah nonton Shan, kemaren sama Gracia" jawab ku sedikit tidak enak, seketika Shani melempar sedotan kearah ku.

"Yee kok lu gitu sih, ga asik ah terus ntar gue nonton sama siapa???" Shani merajuk manja.

"Yaudah nanti berdua ama gue, gak apa-apa deh gue nonton dua kali"

"Ntar gue lo tinggal tidur" Shani mengungkit kebiasaan ku.

"Enggak, suwer"

"Beneran ya, kalo ngak jadi lo gak gue temenin kondangan"

"Iiiyaaa Shaniiiiii" aku tidak bisa menahan tangan ku untuk tidak mencubit pipi Shani yang nyatanya tidak Chubby.
Beginilah aku dan Shani jika sudah berdua menghabiskan waktu bersama sekotak donat dan kopi sachet pun jadi, terlepas dari pro dan kontra kopi giling atau gunting buat ku dan Shani yang penting kopi itu hitam, soal selera kami sama.

Setelah puas kami bicara dan tertawa kini kewajiban Shani untuk mengantarku pulang, karena ini Mobil Shani dan tidak mungkin juga aku pulang sendirian naik angkutan umum kan apalagi sudah malam begini.

Aku tidak suka Februari, persetan dengan para budak sajak yang sering berkoar-koar merindukan Senja dan hujan karena bagiku saat Februari panas mentereng lebih kurindukan agar supaya baju-baju di kontrakan ku lekas kering dan tidak bau bacin.

Aku turun dari Mobil begitu mobil Shani berhenti tepat di depan gerbang kost-kost an ku, lalu aku berputar menuju pintu kemudi dan Shani membuka kaca mobil nya.

"Makasih ya Shan" aku mendongkak kebawah kearah kaca yang terbuka itu.

"Iya sama-sama, next time ya" Shani tersenyum, aku juga.

"Lo gak mau mampir?" Aku menawarkan lalu ku masukan separuh wajah ku kedalam jendela mobil itu.

"Gak usah udah malem"

"Yaudah hati-hati"

Aku baru saja berniat menarik kepala ku dari dalam kaca jendela saat tiba-tiba tangan Shani menahan wajah ku di susul sebuah ciuman lembut mendarat dengan cepat di bibirku dan aku tidak bisa berbuat apa-apa selain merasakan seluruh udara di bumi ini lenyap dan aku kesuliatan bernafas.

"Shan?"

Aku tidak bisa berkata-kata menyuntuh ujung bibirku yang baru saja bersentuhan dengan bibir Shani.
Yang kuihat Shani keluar dari mobil nya kemudian memeluk ku.

"Maafin gue, selama ini gue suka sama lo"
Suara Shani parau terisak di pelukan ku, sementara aku masih dilanda kebingungan maha dahsyat debgan apa yang ku alami barusan.
Rasanya aku ingin menggigit beton dan menabrakan bibir yang barusan di cium Shani ini ke gerobak mie ayam.

"Tapi Shan...." Gumam ku, Shani melepaskan pelukannya yang aku lihat dia menangis di depan ku.

"Kita sejenis Shan.." gue hampir bergetar saat mengatakan Hal ini, Shania semakin bergetar menahan tangis nya.

"Iya gue tau Vino, kita sejenis.. seharusnya gue gak suka sama lo" Shani meringkih terisak, aku tak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan laki-laki yang ku temui di bandara satu tahun lalu untuk berangkat ke Thailand ini melepaskan semua beban air mata nya, aku paham bagaimana rasanya memendam rasa suka.

"Ini yang gue takutin, gue takut lo suka sama gue Shan" aku tertegun tanpa memandang kearah nya Shani masih mencengkram kedua lengan ku.

"Vino, maafin gue.. gue gak bermaksud bikin lo gak nyaman Vin.."

"Sheno Indra, gue ngerti cuma gue belum siap aja nerima kenyataan kalo lo suka sama gue, lo tetep temen gue.."
Setelah itu aku dan Laki-laki bernama Sheno Indra itu hanya diam, kemudian hujan, dan aku benci februari.

"Setelah itu aku dan Laki-laki bernama Sheno Indra itu hanya diam, kemudian hujan, dan aku benci februari

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


Sebwah ke gabutan di tengah hiruk pikuk bulu kaki Reza Rahadian , ku persembahkan dengan bangga FF UNFAEDAH untuk Klean para reader yang KTP nya masih kertas HVS.




THE AMAZING JKT48Kde žijí příběhy. Začni objevovat