Bab 32

4.5K 413 55
                                    

Holla ... 

Banyak yang udah nungguin cerita ini nggak, sih? Coba hitung berapa kali aku hiatus cerita ini ya? Wkwkwkw berkali-kali deh.

Nah, akhirnya setelah aku mendapatkan wangsit terus bisa update lagi... Yeyeeeyyy.. *nyalain petasan. 

Dan kabar buruknya.... kayaknya cerita ini bakal sedikit panjang karena konfliknya belum ada yang terselesaikan, hem... gpp kan ya? agak lebih panjang. Hehehehe

Oke deh, nggak pakai lama... Happy reading..


---

Kio hampir saja bertabrakan dengan siswa yang tidak ia ketahui kelas berapa. Tetapi wajah anak itu tampak panik dan pucat.

"Kak tolongin gue, Kak. Temen gue ... temen gue ..." ucapnya dengan nada yang terlalu cepat membuat Kio bingung.

"Tolongin apa? Temen lo kenapa?" tanya Kio ikutan panik.

"Temen gue Kak, ada yang jatuh di bawah tangga. Gue nggak tahu dia masih hidup atau..."

"Di mana tempatnya?" Kio langsung mendorong anak itu untuk memberitahu di mana tempat yang ia maksud. Kio ikut berlari mengikuti anak itu. Tepat saat Kio dan cowok itu sampai di bawah tangga menuju lantai 2, tergeletak seorang gadis yang sangat Kio kenali.

"Naya... Nay. Bangun, Naya. Kenapa lo nggak bilang dari tadi ini Naya?" bentak Kio pada anak laki-laki tadi. Cowok itu mendadak emosi sendiri. Tanpa pikir panjang Kio langsung mengangkat tubuh Naya. Ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada Naya.

--00—

"Woi ... siapa nama lo?" Kio bertanya pada anak laki-laki yang sejak tadi menemaninya dari mengangkat tubuh Naya hingga ke rumah sakit.

"Tyo, Kak." ucapnya sedikit takut. Semua anak-anak SMA Bakti Nusa tahu siapa Kio. Jadi Tyo termasuk anak yang segan terhadap Kio.

"Lo tahu kenapa Naya bisa jatuh dari tangga?"

Tyo menggeleng. "Gue nggak tahu, Kak. Tapi tadi gue lihat ... Kinan. Eh iya, Kinan sama temen-temen gengnya berpapasan sama gue di belokan yang sama pas gue mau nabrak Kak Kio tadi."

Rahang Kio mengeras. Kinan lagi, Kinan lagi. Entah harus berapa kali lagi cewek itu menyakiti Naya. Cewek itu harus diberi pelajaran biar kapok. Ponsel Kio bergetar, tanda panggilan masuk. Dari Miko.

"Eh, Kak. Gue balik dulu ya." Tyo pamit pada Kio. Lagi pula sudah ada kakak kelasnya itu yang menemani Naya. Kio mengangguk sebelum mengangkat teleponnya.

"Iya ada apaan, Mik?"

"Lo mau ikut gue nggak? Ini si Regan sama Jonash pergi lagi, noh. Kayaknya mau nyamperin si Evan-Evan itu lagi. Tadi gue nguping lagi. Berasa kayak agen mata-mata ya gue."

Kio mengusap wajahnya gusar. Ia tidak mungkin meninggalkan Naya sendiri. Sedangkan cewek itu masih belum sadarkan diri, dokter masih melakukan tindakan medis di ruangan sana.

"Gue nggak bisa, Mik."

"Kenapa?" tanya Miko. "Kali aja lo bisa langsung nonjok tuh si Evan kalau memang bener dia yang bikin masalah."

"Masalahnya ... gue lagi di rumah sakit."

"Siapa yang sakit? Lo sakit? Atau lo habis nyium aspal? Kepentok tiang listrik atau nyungsep di selokan?" Candaan receh Miko tidak membuat Kio tertawa. Kio tidak ingin bercanda secuil pun dalam keadaaan seperti ini.

My Remedy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang