“Aaaahh sahabat gue... gue kangen banget.” Pekik Yunia, Reyna tersenyum senang, ia lalu mencubit pipi Yunia gemas. Dan Dina datang dibelakang Yunia sambil memberikan boneka teddy bear.
“Aahh makasih....” ucap Reyna senang, Dina mengangguk.
“Tapi itu bukan dari gue.” Jawab Dina membuat Reyna menatapnya bingung.
“Terus? Dari siapa?” tanya Reyna. Dina menatap Reyna ragu.
“Dari Elang.” Bisik Dina, sebuah bisikan namun cukup keras untuk di dengar oleh Arya, Arya langsung menatap mereka lekat, sedangkan Reyna terdiam.
“Dia... dia gak ikut?” bisik Reyna pelan. dan sebelum Dina menjawab, sebuah suara membuat Arya menahan amarahnya.
“Of course I’m in princess...” Elang muncul dengan membawa sebuket mawar putih yang indah.
“Welcome back...” ucap Elang lalu melangkah mendekat, ia memberika buket mawar itu pada Reyna, dan Reyna menerimanya sambil tersenyum canggung.
“Makasih.” Bisik Reyna pelan, Elang mengangguk, ia lalu membelai rambut Reyna lembut.
“I miss you soo much Rey, aku takut kau pergi.” Bisik Elang, Reyna menundukkan wajahnya, sebutir kristal jatuh membasahi pipinya.
“Tapi aku senang kau sudah disini.” Bisik Elang lagi, Reyna menghapus air matanya cepat dan mengangguk.
“Terimakasih.” Balas Reyna. Yunia mulai merasakan ketegangan di antara dua lelaki di ruangan ini, khususnya Arya, sehingga ia langsung mengalihkan pembicaraan.
“Rey... Gilaa banget! Gak ada elo, nilai gue anjlok. Ah padahal bentar lagi UNAS, gimana dong? Oh ya....”
Dan Yunia mulai sibuk berbicara dan bergosip dengan Reyna dan Dina, sedangkan Elang dan Arya, mereka saling menatap, seakan mereka berperang, perang tanpa senjata. Tanpa Reyna sadari mereka berdua telah meninggalkan ruangan.
“Now, she is mine.” Bisik Arya pelan, Elang tersenyum simpul. Ia hanya melirik Arya sekilas. Ia tidak bisa membohongi hatinya bahwa hatinya kembali berdarah. Elang lalu menatap Arya lekat.
“Gue tau, tapi gue gak akan nyerah.” Jawab Elang santai, membuat Arya langsung mencengkeram kerah bajunya erat.
“Elo...” desis Arya geram, Elang balas menatap Arya tajam.
“Kenapa? Elo gak terima?” desis Elang sambil mendorong Arya keras.
“Apa elo lupa, dia pernah menjadi milik gue! Milik gue!! Tapi elo, elo yang harusnya nerima takdir bahwa dia adik lo, malah mencuri dia dari gue! Apa sekarang elo berharap gue akan nyerah?!” teriak Elang emosi, Arya menatapnya lekat.
“In your dream Arya! dulu gue menghormati elo, karena gue kira elo kakak dari gadis yang amat gue cintai, tapi sekarang? Sekarang elo adalah saingan gue. Gue akan ambil Reyna kembali.” Bisik Elang lalu pergi meninggalkan Arya.
“BRENGSEK!!” teriak Arya murka. Ia meredakan amarah yang membuncah dihatinya. Amarah yang sanggup membakarkan kehidupannya. Ia sadar, Elang bukanlah hanya angin lalu yang tidak akan berpengaruh apapun pada suasana hati gadisnya, Elang adalah ancaman, ia sadar akan hal itu.
“Arya?” suara sang papa menyadarkan Arya dari lamunannya. Arya menatap sang papa sambil berusaha tersenyum. Anton menghampiri putranya dan menatapnya lekat.
“Amarah tidak akan menyelesaikan apapun.” Ucap Anton. Lima kata. Hanya lima kata tapi mampu membuat Arya terdiam. Ya, ia ingat. Amarahnya lah yang hampir membunuh gadis yang amat ia cintai. Amarah seorang lelaki yang merasa terancam.
*****
“Hay my dear...” sapa Arya ketika menemukan Reyna sedang asik menonton tv di kamar inapnya. Reyna tersenyum.
“Kakak dari mana aja sih? Kok tadi ngilang?” tanya Reyna saat Arya sudah duduk di ranjangnya dan membelai luka di kepala Reyna lembut.
“Kakak tadi ada urusan.” Jawab Arya, Reyna hanya membulatkan mulutnya. Tangannya sibuk memainkan boneka di tangannya. Membuat darah Arya seakan mendidih.
“Lucu kan kak? Nih liat, aku udah nyari yang belang gini, teddy bear belang tapi gak pernah ada, eh sekarang aku dikasih. Hwaa seneng.” Ucap Reyna lalu mencium bonekanya seakan itu adalah benda hidup.
Sabar.... sabar...
Reyna mengalihkan perhatiannya saat merasa Arya tidak merespon segala ucapannya.
“Kakak kenapa?” bisik Reyna, Arya hanya menggeleng.
“Kakak sangat mencintaimu Rey, amat sangat mencintaimu. Kakak rela mengorbankan apapun, apapun itu hanya untukmu. Tapi Kakak mohon, Kakak mohon.... Jangan pernah tinggalkan Kakak.” Ucap Arya dengan suara bergetar, Reyna merasa ada sesuatu yang bergetar di hatinya. Ia lalu berusaha bangkit dari tidurnya. Ia menatap sang kakak yang hanya memandang ke layar televisi. Reyna menangkup wajah sang kakak.
“You are my love, you are my hero. Bagaimana mungkin Reyna akan meninggalkan Kakak?” bisik Reyna lirih, air mata telah mengalir dari kedua mata indahnya.
“Reyna akan disisi Kakak, sampai Allah menjemput Reyna.”
Dan hanya itu. hanya itu yang Arya butuhkan, ia lalu memeluk Reyna erat. Tuhan tau bagaimana ia sangat mencintai gadisnya ini. Bagaimana ia tidak sangup hidup tanpa Reyna. tidak sanggup.
Tapi semua harus ingat. Manusia hanya bisa merencanakan. Namun Tuhan-lah yang akan menentukan. Tuhanlah yang akan memutuskan, apakah semua itu akan terjadi, apakah rencana yang telah disusun dengan tujuan akhir yang indah akan terjadi. Akankah jalan itu selalu mulus, lurus dan tanpa rintanga. Atau apakah akan ada jurang pemisah. Jurang pemisah yang akan membuat mereka berpisah. Dan sampai kapanpun, mereka tidak akan bisa bersama. Atau apakah akan ada sebuah batu besar yang menghalangi mereka. Sehingga mereka hanya bisa diam. Diam dan tidak bisa mengatasi semuanya. Tidak bisa menemukan cara untuk memecahkan batu besar tersebut, agar mereka kembali bisa melangkah bersama. Atau justru, mereka harus rela melepaskan ikatan mereka, dan merelakan salah satu dari mereka pergi, dan biarlah ia yang akan mati.
Pengorbanan. Semua orang mengatakan rela berkorban demi orang yang ia cintai. Benarkah? Benarkah ia rela berkorban? Benarkah ia rela memberikan hidupnya untuk orang yang mereka cintai? Benarkah?
Ah atau kutipan ini, “Aku akan bahagia meski kau pergi meninggalkanku, asal kau juga bahagia.” Klise bukan? Tapi benarkah mereka bisa bahagia? Apakah kau akan tetap bahagia, jika orang yang kitaua cintai justru bahagia dengan musuhmu? Apakah kau rela? Apakah kau yakin kita bisa berdiri tegak dengan kedua kakimu, apakah kau bisa tersenyum tulus dari dalam lubuk hatimu saat melihatnya tersenyum untuk orang lain?
Atau ada hal terburuk, siapapun tidak akan mau mengalaminya. Saat dimana Tuhan mengambil jiwa orang yang amat kau cintai, mampukah kau bertahan? Mampukah? Jangan berbohong kawan, jangan kau berbohong dengan berkata. “AKU BISA!”!!!. Karena jika kau bertanya padaku, maka aku akan menjawab. “AKU INGIN MATI BERSAMA MEREKA, AKU INGIN PERGI BERSAMA MEREKA.”
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Sista
RomanceSiapa yang tau bahwa cinta akan datang pada mereka tanpa mereka sadari... Sebuah Cinta yang mungkin terlarang, atau bahkan TAKDIR lah yang melarang mereka bersatu... TAKDIR memang mempertemukan mereka menjadi dua sosok yang saling menyayangi, tapi a...
^^My Beautiful Sista Part 16^^
Mulai dari awal
