“Hay....” bisik Arya lirih, Reyna tersenyum dan mengangguk.
“Hay...” balas Reyna pelan, kristal bening itu jatuh membasahi pipinya. Arya menggeleng seraya menghapus air mata itu. ia mendekatkan dirinya, dan menempelkan dahinya ke dahi Reyna. arya menggeleng pelan.
“Kau hampir membunuhku my dear.... Kau membunuhku perlahan.” Isak Arya pelan, Reyna membelai pipi Arya lembut, air mata mereka menyatu di wajah Reyna.
“Reyna minta maaf.... Reyna minta maaf.....” bisik Reyna, Arya menggeleng, ia menarik kepalanya dan menatap Reyna, menghapus air mata di wajah gadis itu.
“Kakak yang seharusnya minta maaf. Kakak yang berdosa padamu.” Ucap Arya lirih. Reyna menggeleng, ia lalu menggenggam tangan sang papa dan kakaknya erat.
“Reyna sayang sama kalian. Lebih dari segalanya.” Bisik Reyna, Anton mencium pipi sang putri lembut.
“Papa juga menyayangimu sayang.” Bisik Anton, ia lalu menatap Arya lekat.
“Papa akan menjemput mamamu, okey? Kakakmu akan menjagmu.” Ucap Arya, Reyna mengangguk.
Arya menatap sang papa yang meninggalkan dirinya bersama Reyna, ia lalu menghembuskan napasnya pelan.
“Mana yang sakit?” tanya Arya lembut sambil mengenggam tangan Reyna lembut. Reyna menggeleng.
“Sakit Reyna hilang saat bisa liat Kakak sama Papa tersenyum.” Bisik Reyna tersenyum, Arya tertawa pelan. Ia menatap Reyna lekat. Ia tidak bisa membendung kebahagiaannya, ia sangat bahagia saat gadisnya kembali hadir di dunianya, ia sangat bahagia saat bidadarinya bisa tersenyum di hadapannya.
Reyna meminta berjalan-jalan di taman rumah sakit setelah dr. Grace memberi ijin dengan terpaksa. Reyna memandang lampu taman dan beberapa pasien yang menikmati semilir angin sore disana. Tanpa terasa, air mata menetes dari pelupuk matanya.
“Hey.... Kenapa kau menangis my dear?” bisik Arya, Reyna menggeleng pelan, namun air mata tetap mengalir dari kedua bola matanya, ia lalu menatap Arya lekat.
“Reyna takut, Reyna takut gak akan bisa bangun lagi, Reyna takut gak akan bisa ketemu sama Kakak lagi... hiks... Kakak...” isak Reyna keras, Arya menarik Reyna kedalam pelukannya. Ia menahan panas di matanya.
“My dear..... “
“Hiks... Reyna minta maaf, Reyna minta maaf, Reyna minta maaf karena buat Kakak sedih, Reyna gak mau pisah lagi sama Kakak...” isak Reyna lagi, Arya membelai rambut Reyna lembut.
“Ssst... sudah... yang penting sekarang kau disini.” Ucap Arya menenangkan sambil menghapus aliran sungai kecil di wajah gadisnya.
Reyna mengangguk, ia menatap Arya lekat, menatap bagaimana ia sangat merindukan wajah ini, bagaimana ia begitu takut tidak akan bisa melihat wajah sang kakak. Wajah yang selalu tersenyum untuknya, menatap mata elang sang kakak, yang anehnya selalu membuatnya merasa nyaman dan aman. Tuhan... apakah ini saatnya? Apakah ia harus mengatakan semuanya? Mengatakan semua yang ia rasakan pada sosok laki-laki di depannya? Entahlah, ia merasa... ia merasa...
“Kakak...” bisik Reyna membuat Arya tersenyum lalu membelai wajah Reyna lembut.
“Ya my dear...?” balas Arya, Reyna tersenyum.
“Kakak...”
“Ya my dear..” balas Arya sambil tertawa pelan, Reyna tersenyum, ia membelai pipi sang kakak lembut, menghentikan tawa Arya. Arya menatap Reyna lekat.
YOU ARE READING
My Beautiful Sista
RomanceSiapa yang tau bahwa cinta akan datang pada mereka tanpa mereka sadari... Sebuah Cinta yang mungkin terlarang, atau bahkan TAKDIR lah yang melarang mereka bersatu... TAKDIR memang mempertemukan mereka menjadi dua sosok yang saling menyayangi, tapi a...
^^My Beautiful Sista Part 16^^
Start from the beginning
