Part 2

64.1K 2.3K 13
                                    

Di sebuah panti asuhan...

Ibu, ibu lagi mikirin apa? Apa ada yang bisa aku bantu?

Sepertinya ibu akan kehilangan panti asuhan ini. Ibu tidak tahu lagi bagaimana caranya mempertahan kan panti asuhan ini. Ibu tidak bisa menebus surat rumah yang ibu gadaikan di bank waktu suami ibu sakit dulu. Lagi pula sudah hampir 6 bulan ini donatur di panti asuhan ini tidak ada lagi.

Ibu, bagaimana dengan anak-anak? Apakah nanti mereka semua harus di kirim di panti asuhan yang lain?

Sepertinya begitu, tidak ada pilihan lain.

Seandainya saja aku punya uang, aku pasti menebus surat gadai panti asuhan ini.

Terima kasih niat baik kamu nak, sekarang kamu pergi kerja aja ya?

Iya bu.
_______________

1 Minggu Kemudian...

Dasar bos gila, bos aneh, diktator. Dimana juga saya harus mencari seorang ibu pengganti? Wanita muda mana yang mau menjadi seorang ibu pengganti? Kalau emak-emak yang nggak punya uang sih mau jadi ibu pengganti apalagi kalau di bayar ratusan juta rupiah.

Ucap Andre sangat kesal. Andre pun menghampiri seorang wanita muda sesuai dengan kriteria ibu pengganti yang di inginkan oleh bosnya.

Permisi mbak, apa mbak mau uang yang banyak?

Uang?
Mau banget mas, memangnya saya harus ngapain? Nggak jual diri kan?

Nggak kok mbak, mbak cukup jadi ibu pengganti. Mbak cukup sewakan rahim mbak sampai mbak melahirkan.

Apa?
Plak...wanita tadi menampar pipi Andre. Wanita tadi pun marah-marah.

Dasar pria brengsek, pergi kamu dari sini atau saya laporkan polisi.

Iya mbak, iya mbak maafkan saya.
Andre pun berlari secepat mungkin.

Ya tuhan gini banget sih nasib gue, selama 1 Minggu ini pipi mulus gue di tampar terus sama cewek-cewek cantik. Sekali-sekali di cium pakai bibir gitu, bukan pakai tangan, mana pedas lagi. Lebih baik gue balik ke kantor aja, nggak apa-apa deh kalau si diktator ngamuk-ngamuk.

Ucap Andre berbicara sendiri sambil mengusap-usap kedua pipinya tiba-tiba Andre bertemu dengan seorang wanita cantik. Andre pun mendekati wanita tersebut dan memanggilnya asal-asalan.

Mbak Sarah Agustina...

Maaf mas, saya bukan Sarah Agustina. Nama saya Cintya Adelia.

Oh mbak Cintya, ini nama saya dan nomor telepon saya. Kalau mbak perlu uang yang banyak silahkan hubungi saya.
Ucap Andre sambil memberikan secarik kertas.

Maksud mas apa ya?

Tolong bantu saya mbak, saya mohon. Tolong jangan buang secarik kertas yang ada di tangan mbak, tolong simpan baik-baik. Tolong dengarkan saya dulu, tolong mbak pikiran dan pertimbangkan.
Ucap Andre putus asa.

Memangnya mas mau ngomong apa?

Apa mbak Cintya mau jadi ibu pengganti? Apa mbak Cintya mau menyewakan rahim mbak. Seseorang butuh rahim mbak, seseorang butuh anak.
Ucap Andre takut-takut sambil memegang kedua pipinya.

Apa?
Ucap Cintya sangat kaget.

Kalau orang itu mau anak, lebih baik dia adopsi anak saja, mas. Kebetulan di panti asuhan tempat saya tinggal banyak anak-anak yang di buang oleh orang tuanya.

Mbak, orang yang mau menyewa rahim mbak itu ingin anak kandungnya sendiri, bukan anak adopsi.

CEO Arogan & Ibu Pengganti (1-21 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang