Sinopsis

423 34 2
                                    

Eleanor Putri Giandra~

Awalnya, Lea pasrah jika hidupnya akan diatur-atur oleh sang ayah. Perpindahannya dari Jakarta ke London masih bisa dia terima. Tetapi dijodohkan dengan Louis! Si pria gila?! Tidak! Lea tidak mau! Terlepas cinta pertamanya ada di Indonesia dan kemungkinan untuk ia bisa bersama sang pujaan hati diambang-ambang, tetap saja Lea berharap menikah atas dasar cinta. Dan Lea yakin jika dia tidak akan pernah! Ingat, tidak akan pernah! Mencintai pria jahil kurang kerjaan yang mendekatinya hanya karena alasan gila yang tidak masuk akal oleh rasional manusia normal. Hingga tiba saat dimana Lea lupa kapan terakhir kalinya dia tertawa lepas. Dia lupa... hal gila apa yang pernah ia lakukan terakhir kali selain marah pada ayahnya dan berhenti makan sampai keinginannya terkabulkan (Itupun kalau disebut kegilaan). Tetapi bersama Louis, Lea selalu terpingkal. Bersama Louis, ia melakukan hal gila di luar batas. Sumpah! Umur Lea dan Louis bukan remaja lagi! Tetapi Louis seolah membawanya ke dunia menyenangkan dengan lembaran baru yang lebih bewarna bak anak SMA. Membawanya ke kegilaan akan perasaan meledak-ledak.


Louis William Tomlinson~

Menghadapi wanita manja bukanlah masalah kecil untuk Louis. Ia dikelilingi lima saudari perempuan dan Ibu yang luar biasa pengatur. Bahkan ketika ditarikan napas terakhirnya, sang Ibu masih sempat-sempatnya menyuruhnya menikah dengan wanita yang naïf, manja, cerewet, dan berdada rata! Hell, lelucon macam apa yang ibunya utarakan sesaat malaikat maut sedang mampir?! Gila saja Louis menurutinya. Tapi rupanya sang Ibu tahu benar bagaimana tabiat anak pertamanya. Jika Louis tidak melakukan wasiat yang diperintahkan sang ibu, maka semua haknya sebagai pemegang saham terbesar, alias sebagai pewaris utama perusahaan keluarganya akan berpindah ke ayah tiri yang sangat Louis yakini sebagai dalang hancurnya keluarga manisnya. Dari pada dibawah pengawasan si brengsek tidak tahu diri, lebih baik Louis terjebak dengan wanita pilihan mendiang ibunya. Eleanor Giandra. Si manja yang jauh... benar-benar jauh... dari tipenya. Louis ingin wanita cantik bak Kylie Jenner dan seksi bak Kim Kardashian. Bukannya berbadan mungil yang pas dengan pelukannya, bukan juga dengan mata coklat yang membuatnya tenggelam, apalagi dengan tawa renyah yang berhasil membuat tapakan kakinya melayang. Bukan dengan Lea. . .


Blurb~

"God, please stop being jerk! Pergi dari hadapanku, Lou! Jika lebih lama lagi aku di dekatmu maka aku akan gila! Dan berhenti berkata jika hubungan ini nyata! Kau hanya memanfaatkanku!"

Louis benci melihat tangisan itu. Perasaan tidak nyaman dihatinya bisa ia rasakan disetiap tusukan tajam yang wanita itu berikan lewat tatapannya. Bahkan kepalan tangannya ia sembunyikan agar tidak main peluk seperti terakhir kali. "Matamu merah. Tunggu disini, aku belikan obat mata dulu."

"Apa kau gila?!" Lea sedang menangis di sini! Me-na-ngis! Bukan kelilipan! Astaga, rasa-rasanya Lea jadi lebih ingin meraung agar pria dihadapannya sadar jika dia terluka karena patah hati.

"Aku sudah kebal dengan tuduhanmu."

Lea menarik napas terputus-putus, sesegukan. Dia mengelap air mata, ingus, serta keringatnya. "Aku mau pulang. Aku mau tidur dan berharap kau tidak nyata. Pernikahan kita batal."

Belum sempat Lea melangkah, tubuhnya sudah direngkuh dengan cepat, pipinya ditangkup dengan hangat bersamaan bibir hangat yang mulai menciumnya. Menciumnya dengan dalam. Dan ketika ciuman itu terlepas, Lea bisa melihat mata biru tajam yang menatapnya lekat. Fuck! Louis melakukannya lagi. "Jangan pernah bilang jika itu tidak nyata. Karena kita nyata. Kau, aku, menikah besok! Undang Ratu Elizabeth sekalian agar kau tahu jika aku serius!"

SERIUS APANYA?! Lea kembali menangis kencang.

Same Craziness and Love (Elounor)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang