Aku berdandan dan memekai baju terbaikku. Aku ingin Hyojin hanya melihatku hari ini di fansigning. 

Dari malam, aku dan Hyojin terus bertukar pesan lewat Kakaotalk. Bahkan semalam, ia menelponku jam3 pagi saat ia selesai latihan. Rasanya aku benar-benar bahagia, bagaimana tidak? Kau bisa menjalin hubungan sedekat ini dengan idolamu. Ini adalah hal yang di mimpikan semua fans di dunia ini, bukan? Dan aku adalah salah satu fans beruntung itu.

09.00

From: Changbin

Narang-ah.. aku di depan rumah mu. Tolong temuai aku..

Aku mohon.. :( atau aku akan terus berada disini.

Jujur aku malas menemuinya, bagiku semuanya sudah selesai. Tapi kenapa ia terus mengganguku? Padahal harusnya ia senang karena aku tak lagi mengganggu ia bermain dengan teman-temannya atau siapalah.

Tapi karena aku tau Changbin keras kepala dan ia bisa saja menghalangi aku untuk pergi, aku lebih baik menemuinya saja.

Aku berjalan ke halaman rumahku dan ia berada disana, berdiri dengan lesu dan muka yang kusut. Ini seperti bukan Changbin yang biasa ku lihat.

Ia melihatku datang dan langsung berlari menghampiri ku dan memelukku erat. ia membuatku sesak karena pelukannya tapi aku tak bergerak sedikitpun. Aku merasakan pundakku basah, "Seo Changbin.. kau menangis?" ucapku pelan, dan ia malah mengeratkan pelukannya.

"Bisa kah kau lepaskan pelukanmu dan bicara?" Aku coba melepas pelukannya dan ia menurut.

Kami duduk di halaman rumahku. Muka Chanbin benar-benar kacau, matanya merah dan bawah matanya berwarna gelap.

"Kau kenapa?" Aku kembali membuka suara.

"Kenapa? Kau tak lihat? Aku kacau Kim Narang...." Ia mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.

"Ya kenapa sampai begini?" Tanyaku lagi, masih tak mengerti dengan situasi ini.

"Tak bisakah kita tetap bersama? Aku tak bisa tanpamu, Narang-ah.." Ia meraih tanganku dan menggenggamnya. Jujur, aku sudah tak ada perasaan lagi padanya, semua sudah habis dan saat ini hanya ada Hyojin di hati dan pikiranku.

"Changbin-ah.... tolong laah.. kita sudah membahas ini, bukan? Aku sudah tidak bisa lagi. Tapi kita tetap berteman, jadi kumohon... jangan seperti ini.." Aku melepas genggaman tangannya namun ia meraih lagi tanganku.

"Siapa? Siapa pria yang sudah mengambil hatimu? bilang padaku..." kini ekspresinya penuh marah, wajahnya memerah dan ia menggenggam tanganku dengan kuat.

"Haaaaaah... sudah kubilang hentikan, bukan?! Aku serius! Jika kau masih begini, aku tak mau menemuimu lagi bahkan sebagai teman!" Aku melepas paksa tanganku darinya dan berdiri.

Changbin memeluk pinggangku sambil duduk di hadapanku, ia kembali menangis dan bicara dengan kata-kata yang tak ku begitu dengar.

"Sudaaah yaa.. kau membasahi semua bajuku. Aku harus pergi.." Aku melapas tubuhnya dari pinggang ku.

"Baiklaah.. tapi sampai aku bisa benar-benar terbiasa dengan ini semua, tetaplah seperti ini.. tetap temui aku.. jangan jauhi aku..." Aku mengangguk dan tersenyum kearahnya.

Aku tau ini berat untuk kami, karena kami telah bersama lebih dari 3 tahun namun karena itu kami mulai bosan dan saling melupakan, tapi kami lupa dalam hati, kami selalu saling membutuhkan. Tapi aku sudah merelakannya sekarang dan semua berkat Hyojin.

Changbin bangkin dari kursi tempat ia duduk dan tiba-tiba saja ia terjatuh pingsan. Aku sangat panik dan memanggil supirku untuk menggendongnya. Aku segeram mengambil tasku dan pergi ke RS untuk membawa Changbin.

ONF LOVE STORIESحيث تعيش القصص. اكتشف الآن