Chapter 9 : Hamil

Start from the beginning
                                    

"Jangan biarkan dia terlalu banyak beban pikiran. Tidak baik untuk kandungannya." Dokter itu kembali berucap. Sebelum akhirnya berpamitan dan pergi meninggalkan kediaman Payne.

"Ia sedang mengandung Li!" Daniel berseru. Memeluk Liam dengan senyuman dibibirnya.

Liam hanya diam. Ia senang akan memiliki seorang keponakan, namun ia juga marah. Karena dengan begini, Caramel tidak akan berpisah dengan suami brengseknya itu.

"Aku akan mengantarnya kembali. Ke rumah suaminya."

🌟🌟🌟🌟🌟

Harry, Kedua orang tuanya dan kedua mertuanya tengah duduk diatas sofa__didalam rumah milik Harry dan Caramel.

"Jadi? Dimana menantuku?" Ini sudah yang ketiga kalinya Anne bertanya. Namun putranya hanya bungkam, dengan wajah datarnya.

"Harry, dimana putriku?" Ibu mertuanya bertanya. Wajahnya kini telah basah oleh airmata.

Semalam Harry tidak mencari Caramel. Ia fikir, Caramel pasti akan pulang dengan sendirinya. Namun hingga pagi ini, Caramel belum juga pulang.
Ditambah kedua mertuanya yang baru saja datang dan berkunjung bersama Mommy dan Daddy nya.

"HARRY! Demi tuhan! Apa kau bisu, huh?!" Anne berteriak marah.

Ia melangkah. Akan menyerang sang putra, namun suaminya menahannya." Harry, setidaknya jawab pertanyaan kami." Daddy nya berucap tegas.

Harry menghela nafas. Ketika ia akan menjawab, suara seseorang terdengar. "Mom! Dad!"

Caramel sedikit berlari untuk memeluk ibunya. Menangis dipelukan sang ibu.

Sedangkan Liam. Ia menatap Harry dengan tatapan membunuhnya, perlahan ia menghampiri Harry.
"Apa kau suami, Caramel?" Ucapnya dingin.

"Ya. Aku suaminya."

Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!

Brakkk!

Liam menyerang Harry. Memukul pria itu dengan membabi buta. Harry yang tak siap akan situasi, tentu saja ia kalah telak. Hingga puncaknya tubuh Harry menghantam guci keramik didalam rumah itu.

Prang!

Mulut Harry mengeluarkan banyak darah. Punggungnya begitu nyeri, karena menghantam guci tersebut dengan sangat keras. Ia terjatuh, bersimpuh diatas lantai dengan wajah yang bermandikan darah.

"Kau! Akan mati jika kembali menyakiti Caramel." Telunjuknya menunjuk wajah Harry. Tatapan murka dan benci ia layangkan pada Harry.

Plakkk!

"Mom!" Caramel menjerit. Saat tangan ibunya menampar wajah Liam dengan sangat keras.

"Anak tidak tau diri! Kau kemari hanya untuk menghancurkan pernikahan adikmu, huh?!" Seru Celine. Mom Caramel dengan amarah.

"Mom... kenapa kau menampar Liam?" Caramel berucap lirih.

Tubuhnya bergetar hebat. Ia terisak.

Berjalan dan berhambur memeluk tubuh Liam. Liam hanya tersenyum miris, menatap Celine sendu.

"Aku tidak masalah Mom membenciku. Tapi perhatikan lah Caramel, jangan biarkan ia menderita." Liam berucap. Tangis Caramel kian pecah didalam dekapan sang kakak.

Diusapnya rambut coklat sang adik dengan sayang. Liam memisahkan diri dari Caramel.
"Jika kau membutuhkan pertolongan, hubungi aku." Liam berucap lembut. Mengecup kening Caramel, lalu melenggang pergi meninggalkan mereka.

"Mom___" Caramel terdiam sejenak. Mengusap airmata yang tak mau berhenti mengalir.

"Aku ingin bercerai dengan Harry."

Uhukk!

Harry terbatuk. Dengan darah keluar dari mulutnya.
Anne menghampiri putranya cemas, air mata sudah mengalir dari kedua matanya.

"Apa?!" Pekikkan kedua orang tua Caramel. Caramel tak begitu mendengarnya, karena pandangannya perlahan mengabur.

Bruuukk

"Caramel!"

Caramel jatuh tak sadarkan diri.
Mereka semua panik, termasuk pria yang kini tengah terluka parah. Tatapannya menatap Sendu tubuh Caramel yang tak sadarkan diri.

🌟🌟🌟

Harry dan Caramel berada di dalam ruangan, dirumah sakit. Mereka ditempatkan diruangan yang sama, Harry yang meminta.

Saat dokter mengatakan Jika Caramel tengah mengandung, ada perasaan hangat yang hinggap di hatinya. Harry tersenyum. Menatap wajah terlelap Caramel diranjang sebelahnya.

Wajah pucat istrinya, membuat ia mengingat kejadian di restoran malam itu. Ia Sudah sangat keterlaluan kala itu, Harry menyesal.

Namun__sampai saat ini, ia masih tetap mencintai Kendall. Kendall tetap belahan jiwanya. Hanya saja, berada didekat Caramel membuatnya merasa berbeda.

Pintu rumah sakit terbuka. Anne dan Celine berjalan memasuki ruangan. Anne menghampiri Harry, Mengusap surai Curly putranya lembut.
"Kenapa tidak istirahat?" Anne berucap lembut.

"Aku ingin menjaga istriku." Harry membalas.

"Mom... Aku salah, apa aku bisa mendapatkan kesempatan lagi darinya?" Harry bertanya. Tatapan sendu putranya membuat Anne tak mampu menahan cairan didalam pelupuk matanya.

Anne menangis.

Merasa sesak. Melihat putranya yang nampak terluka dan ingin memperbaiki diri. Anne takut, ia takut jika menantunya tidak memberikan kesempatan itu kepada sang putra.

"Caramel gadis yang baik. Ia juga mencintaimu." Bukan sebuah jawaban yang keluar dari bibir Anne.

"Tapi aku telah menghancurkan cintanya Mom, aku telah membuatnya kecewa berkali-kali." Satu tetes air mata lolos dari manik hijaunya.

Anne memeluk tubuh Harry. Mendekapnya erat.
Keduanya menangis. Tanpa mereka sadari, Celine pun ikut menangis menyaksikan interaksi mereka berdua.

"Apa kau bisa meninggalkan Kendall?" Anne berbisik. Sangat pelan, hingga Celine tak mampu mendengarnya.

Harry tertegun.

Ia bungkam.

Anne menghela nafas lelah.
"Aku tidak tau apa bagusnya wanita itu. Caramel jelas lebih baik dari pada dia." Anne kembali berbisik.

Harry masih bungkam.

"Mom... "

Celine menoleh, menghampiri putrinya yang memanggilnya lirih.

"Caramel, kau sudah sadar?"

Caramel mengangguk kecil.
Matanya memindai sekeliling.

Tepat ketika manik birunya bersinggungan dengan manik hijau Harry.

Sesak.

Dadanya kembali sesak.

Mengingat bagaimana Harry memperlakukannya direstoran malam itu.
Bagaimana Harry selalu menyakitinya, selama pernikahan mereka berlangsung.

Airmata mengalir dari kedua sudut matanya.

Caramel menatap langit-langit kamar rumah sakit diatasnya.
Menghela nafas, lalu berucap.

"Ayo kita bercerai, Harry."

Datar. Ucapannya sangat datar, walau sudut matanya terus mengalir cairan bening.

' Aku menyerah. Aku tidak sanggup lagi, menanggung sesak yang selalu kau berikan. ' Caramel membatin lirih.

🌟🌟🌟🌟

Vomment ya 😊

I'm Sorry [ H.S ]Where stories live. Discover now