Bonus

569 38 89
                                    

Kali ini settingnya musim dingin 😂 maksa biarin 😂 ga maksa maka cerita ga jalan *eakkk

Douzoo~

Seperti yang telah dijelaskan dipart sebelumnya, bahwa keluarga selain Yamada dan Nakajima tidak ikut liburan honeymoon.

Dan tersisalah keluarga Takaki, Yabu, dan Yaotome.

Pasangan Yabu disibukkan dengan usaha bunga milik mereka, pasangan Yaotome pergi mengunjungi sekaligus membantu persiapan sahabat karib Hikaru, sedangkan pasangan Takaki mengunjungi rumah orang tua Yuya di Osaka.

"Jaa~ Pak Kota, nitip rumah ya. Kami mau berangkat sekarang." Yuya memakirkan mobilnya dirumah Yabu dan berpamitan sebentar kepada Kota dan istrinya yang tengah menikmati liburan beberapa jam mereka. Setelah 3 hari disibukkan dengan urusan bisnis, kini mereka tengah menikmati istirahat dengan ditemani secangkir kopi hangat dan memadang hamparan salju yang mulai menumpuk dihalaman mereka.

"Siap. Hati-hati disana ya. Jangan lupa oleh-oleh hahaha." Balasnya setelah menyeruput kopi hitam.

"Hahaha. Oke."

Halaman Yabu kembali lenggang setelah mobil Yuya keluar dari perumahan membawa Daiki dan beberapa barang untuk menginap seminggu.

"Yuya~" panggil Daiki manja. "Kenapa sih harus kerumah Mama Papa saat musim dingin seperti ini?"

"Mau gimana lagi. Kita kan sudah hampir setahun nggak kesana. Lagipula lebih seru kan kalo ngerayain natal bareng keluarga besar?" Mata Yuya tidak lepas dari jalanan didepannya.

"Humm.... Tapi di Tokyo kan ada keluarga baru kita. Tetangga-tetangga kitaa.."

"Kita baru mengenal mereka belum lama. Kita tidak bisa menyebutnya keluarga, Daichan." Yuya mengelus surai Daiki yang masih menunjukkan wajah cemberut. Yuya sangat mengerti keadaan sekarang, pasti Daiki takut bertemu dengan Asuna, adik Yuya.

Dia dan Papa Daikilah yang paling menentang hubungan Yuya dan Daiki. Namun setelah beberapa waktu, akhirnya Papa Daiki luluh kepada Yuya. Tidak bagi Takaki Asuna. Dulu, menurutnya kakaknya harus mendapat istri yang keren juga, seperti kakaknya, bukan istri yang imut seperti Daiki. Sampai pada hari pernikahan Yuya dan Daiki, Asuna masih terkadang merajuk tidak ingin berbicara dengan Yuya. Namun tidak lama, akhirnya Asuna sudah berbicara biasa dengan Yuya, tapi tidak kepada Daiki. Kata-kata menusuk terkadang keluar dari mulut gadis kecil berumur 17 tahun itu.

Setelah kurang lebih 7 jam perjalanan akhirnya mereka sampai.

"Kaachan. Tadaima." Yuya dan Daiki yang baru saja sampai langsung disambut hangat keluarga Yuya.

"Yuya. Okaeri." Nyonya Takaki memeluk erat putranya. Menumpahkan rindunya.

"Kaachan. Kami membawa oleh-oleh dari Tokyo." Ucap Daiki yang membawa beberapa roti dan buah-buahan lalu langsung disambut pelukan hangat pula oleh Nyonya Takaki.

Selang beberapa detik, muncullah sosok yang tidak diingkan Daiki, *coret*Tuyul peliharaan Yuya*coret*, Asuna, adik Yuya.

Gadis yang terlihat polos itu sedikit demi sedikit berjalan mendekat ke Daiki. Tatapannya lurus nan tajam. Eugh~

Daiki dibuat menelan ludah dengan kasar. Yuya menggenggam tangan Daiki yang terasa dingin. *ya iyalah ya. Musim dingin. Ehe.*

"Dai-neechan okaeri." Tiba-tiba Asuna tersenyum lalu memeluk Daiki langsung.

"....." Suasana hening.

"Dai-neechan kenapa baru saja datang berkunjung? Asuna kangen."

"Ah.. Hm... Itu. Hehe. Kami sibuk. G-Gomen ne." Daiki menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

ArisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang