First In First Out

Start from the beginning
                                        

"Kenapa? Maksud aku kenapa aku gak boleh suka sama laki-laki? Apa hyung mulai menilai seseorang dari orientasi?" Tanya Daniel diapun juga tahu kalau Seong Woo bukan seseorang yang terlalu memilih.

"Ya tentu saja tidak. Tapi kamu temen aku Niel bahkan kamu udah kayak adik aku sendiri. Kamu baru aja lulus SMA dan aku yakin kamu tahu mana yang seharusnya kamu pilih untuk dijadikan masa depan kamu Niel." Jawab Seong Woo, ia berharap Daniel tidak semakin membuatnya goyah.

"Iya hyung, aku tahu semua. Aku juga gak mudah untuk mengambil pilihan ini. Sekalipun hyung nolak aku, tolong jangan larang aku." Ucap Daniel setidaknya cukup untuk membuat hati mereka kembali terjaga.

Seong Woo terdiam, sedikit mengamati apa yang Daniel lakukan. Pria berbadan lebih besar darinya itu kembali menunduk dengan mata berkaca-kaca. Seong Woo ingin suatu saat ia bisa merubah Daniel tanpa harus menjauhi Daniel.

Seong Woo menarik Daniel keluar dari ayunan bermaksud untuk mengajaknya kembali ke asrama tapi ia melihat air mata Daniel keluar tanpa mau di hapus. Baru saja Seong Woo menjulurkan tangannya , Daniel lebih dulu menahannya lalu setelah setetes lagi keluar barulah Daniel memilih menghapus air matanya sendiri. Ia tidak cukup dewasa untuk memikirkan hidupnya sendiri, selama ini ia terus bergantung pada Seong Woo dan Seong Woo.

"Aiss bocah nakal!" Seong Woo mencubit hidung Daniel namun Daniel belum mau menatapnya balik.

"Sini peluk dulu." Seong Woo merentangkan tangannya, sudah biasa memeluk Daniel bahkan ketika Daniel bermimpi buruk maka Seong Woo akan memeluk Daniel semalaman.

Daniel menggeleng sambil menunduk. Saat lengan kurus itu menarik lehernya dan seketika tubuhnya menempel dengan seseorang yang sangat ia cintai. Hanya Ong Seong Woo yang bisa membuatnya seperti ini, saat itu pula ia merubah impian tertingginya yang ingin cepat debut. Daniel lebih ingin menghabiskan waktu bersama Seong Woo setiap saat, melakukan banyak hal yang Daniel inginkan dan menyisakan banyak cerita sebelum dunia sangat marah padanya.

~ ~ ~ ~ ~

Hari-hari mereka lakukan tanpa ada perubahan. Kegiatan mereka selalu diatur dengan apik dan panas yang membara. Siklus mereka hanya latihan-makan-tidur-latihan, beberapa yang masih sekolahpun akan meminimalisir jadwal sekolah untuk evaluasi penting ini. Agency yang mereka naungi adalah agency terbesar dan bukan sesuatu yang bisa di pandang sebelah mata jika hasil line debut sudah di tentukan.

"Kang Daniel!" Tegor pelatih dance membuat 14 orang laki-laki yang melakukan dance bersama berhenti karena sang pelatih memberhentikan music dan memulai dari awal.

"Perhatikan temponya!"

"Daniel apa yang kau lakukan?!"

"Daniel!"

"Jangan suka menoleh!"

"Kang Daniel!"

"Yak Geumanhae!"

Nafas mereka semua terbuang begitu saja dengan posisi center yang kini tidak bisa diharapkan. Mereka harus menyelesaikan ini sebelum besok lusa saat evaluasi dimulai. Sang guru dance menyuruh Daniel untuk keluar bersamanya sedangkan yang lain boleh istirahat. Tak jarang dari mereka mengeluh karena perbuatan Daniel.

"Apa Daniel sedang ada masalah?" Tae Dong mengambil botol mineral lalu meminumnya.

"Kemampuannya makin menurun. Sepertinya dia tidak akan debut." Ucap Min Hyun yang menggelengkan kepalanya.

"Sayang sekali padahal disini dia menjadi kanidat center. Dia tidak memanfaatkannya dengan baik." Min Ki hanya bergumam sambil bersender pada dinding.

Disaat para trainee lainnya membahas masalah Daniel hanya Seong Woo yang terdiam. Dirinya sama lelahnya seperti yang lain tapi belakangan ini ia semakin lelah saat pulang latihan karena Daniel jangan sekali bicara dengannya setelah Seong Woo menolaknya dengan halus. Kemudian Seong Woo memilih keluar menghindari pikirannya yang semakin berantakan.

SCIENTIST LIBRARYWhere stories live. Discover now