Sixteen

1.5K 166 0
                                    

Jisoo menatap pada Hoseok yang masih menyetir dalam diam. Mungkin pandangan pria itu terlalu fokus pada jalanan dan tidak menyadari jika sedari tadi Jisoo masih memperhatikannya.

"Oppa, kau mau? Ini enak sekali."

Tidak ada jawaban atau tanggapan dari Hoseok, semakin membuat Jisoo mendengus karena sikap pria itu yang terlihat aneh belakangan ini.

"Oppa.."

Hoseok masih belum menanggapi Jisoo. Tapi gadis itu berusaha untuk tidak peduli dan kembali melanjutkan kata-katanya.

"Apa kau benar-benar mencintaiku?"

Mendengar pertanyaan itu, Hoseok pun kali ini mengalihkan pandangannya pada Jisoo yang menundukkan kepalanya.

"Apa maksudmu?" Ucap Hoseok akhirnya dan beralih pada jalanan yang ada di depan.

"Kau seperti menyembunyikan suatu masalah dariku. Sikapmu benar-benar aneh sejak kita melakukannya. Apa aku membuatmu tidak puas saat itu?"

Hoseok menepikan mobilnya dan beralih menatap Jisoo yang masih menundukkan kepalanya.

"Apa maksudmu bicara seperti itu?"

"Entahlah. Aku juga tidak tahu apa yang aku bicarakan sebenarnya. Hanya saja, kau bersikap aneh. Apa kau benar-benar mencintaiku? Jika kau mencintaiku, aku pasti jadi orang pertama yang mengetahui masalahmu, bukan?"

Hoseok menghela nafasnya kali ini. Pria itu beranjak mengambil kedua tangan gadis itu dan membuat kini Jisoo beralih menatap pria itu.

"Kau bertanya apa aku mencintaimu atau tidak? Kau harus tahu betapa bahagianya aku saat mendengar jika kau menerima pernikahan ini. Lalu kau juga bertanya apa aku tidak puas denganmu saat kita melakukannya? Jawabannya adalah aku benar-benar bahagia saat itu dan menganggap hari itu adalah hari yang paling tidak akan pernah kulupakan dalam hidupku."

"Lalu kenapa Oppa bersikap seperti tadi? Kau bahkan bersikap tidak sopan pada bibi Kim."

Hoseok lagi-lagi menghela nafasnya dan mengeratkan tautannya pada Jisoo. Ia tidak tahu haruskah ia menceritakan tentang ini pada Jisoo. Entahlah, ia hanya belum siap jika Jisoo mengetahui bagaimana masa lalunya.

"Lihat, Oppa lagi-lagi bersikap seperti ini. Jika Oppa tidak mau menceritakan tentang masalah Oppa, jangan lagi berbicara denganku."

"Jisoo, kumohon. Ini sangat sulit untuk aku jelaskan. Beri aku waktu dan jika sudah tepat, aku pasti akan menceritakannya padamu."

"Tidak. Oppa harus cerita padaku sekarang. Kalau tidak, aku sendiri yang akan mencari tahunya dari Chaeyoung."

Jisoo berusaha untuk melepas tautan tangan Hoseok padanya. Namun pria itu menahannya dan menghela nafasnya kasar.

"Biarkan aku mengetahuimu, Oppa. Kau sudah banyak tahu tentangku, bukan? Aku bahkan sudah berjanji akan mencoba untuk mencintaimu. Jadi jika kau ada masalah ataupun tertekan, aku adalah orang pertama yang akan mendengarkan dan memelukmu saat itu juga."

Hoseok masih diam, berusaha menetralkan dirinya kali ini dan kembali menatap Jisoo.

"Aku akan cerita. Tapi saat kita sudah selesai mengatakan pada ayahmu rencana bulan madu kita."

"Oppa--"

"Aku berjanji. Kau bisa menagihnya nanti bahkan memaksaku nanti untuk bercerita."

Jisoo pun menghela nafasnya pasrah. Lebih baik mengikuti ucapan Hoseok daripada pria itu yang sama sekali tidak bercerita padanya, begitu pikir Jisoo.

to get her = together ❌ hopesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang