MBB√ ONE

253 8 1
                                    

Jungkook masih bergelung di balik selimut ketika salah satu tangannya bersusah payah menjangkau ponsel yang terletak di atas meja kecil di samping ranjang. Lalu, lelaki itu memicingkan mata sambil menghidupkan layar ponselnya. Kemudian mendesis dalam hati 'Sial, sudah jam tujuh.'

Lelaki itu kemudian bangkit dengan menyingkap gelungan selimut kemudian berjalan terseok menuju kamar mandi.

Satu jam berlalu, lelaki itu turun dari kamar nya menuju ruang makan. Di sana ia mendapati Eoma, Appa, serta Hyung nya tengah menikmati sarapan dengan hening.

"Pagi, Appa, Eoma, Hyung." Jungkook menyapa singkat, sebelah tangannya mencomot sehelai roti gandum di piring besar di atas meja. Di tempatnya, sang Eoma Tersenyum tulus dan menjawab sapaan putra bungsu nya. Sementara itu, ke dua laki-laki berbeda usia itu hanya menjawab dengan deheman kecil.

"Bagaimana dengan sekolahmu, Jungkook?"

Jungkook refleks menghentikan mengunyah rotinya ketika sebuah suara dingin menanyainya. Kemudian Jungkook meraih gelas berisi air putih dan menenggaknya untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering.

"Seperti biasanya, baik dan lancar." Jungkook menjawab datar lalu melanjutkan sarapan nya dengan acuh, tanpa memperdulikan sang Appa yang kini tengah menatapnya tajam.

'Masa Bodoh'

"Berkelahi dengan adik tingkat hingga membuatnya masuk rumah sakit. Itu kah yang kau sebut baik Jeon Jungkook." sang Appa kembali bersuara dengan nada bicara naik satu oktaf, Jungkook memutar bola matanya malas.

"Jika sudah tau kenapa harus bertanyaa lagi!"

"Di mana sopan santun mu Jungkook, kau terlahir dari kalangan Atas harusnya kau mengerti tata krama." sang Appa kembali berdesis marah melihat kelakuan anak bungsu nya.

'Jika aku bisa memilih aku tak ingin menjadi darah dagingmu'

Desis jungkook dalam hati, lelaki itu memilih beranjak dari tempatnya meraih tas punggung yang tadi di bawa oleh asisten pribadinya.
"Aku berangkat" Jungkook memilih meninggalkan ruang makan dan pergi ke sekolah.

"Anak itu, kapan dia akan berubah!" geram sang Appa, kemudian laki-laki berusia Empat Puluh Tujuh tahun itu beranjak untuk berangkat ke kantor. Meninggalkan sang istri dan anak sulungnya yang masih diam seribu bahasa.

Dia adalah sosok iblis berwajah setampan dewa, mata bulat yang tajam juga hidung mancung serta rahangnya yang tegas adalah devinisi dari kata sempurna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dia adalah sosok iblis berwajah setampan dewa, mata bulat yang tajam juga hidung mancung serta rahangnya yang tegas adalah devinisi dari kata sempurna. Oh jangan lupakan gigi kelinci nya yang akan terlihat ketika ia tertawa sungguh siapa saja yang melihatnya akan langsung jatuh hati kepadanya.

Dia adalah seorang Jeon Jungkook putra bungsu dari pasangan Jeon Sejin dan Jeon Ji Won, salah satu orang terkaya di Negara nya. Orang tua Jungkook sangat terkenal dan di segani banyak orang karena sikap nya yang sangat ramah dan dermawan berbanding balik dengan sikap anak bungsunya, Jungkook.

***

Hal yang jarang sekali Jungkook lakukan adalah masuk kelasnya dan duduk di bangku paling ujung pada barisan belakang, seperti sekarang. Lelaki jangkung itu tengah duduk dengan tenang sambil mendengarkan music yang berasal dari sepasang earphone yang menyumpal kedua telinga nya.

Jungkook mendengus ketika netra tajamnya membaca sebuah pesan yang baru saja masuk, kemudian lelaki itu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas. Menemui seorang yang baru saja mengiriminya pesan.

'Aku sudah sampai, temui aku sekarang!'

TBC...!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 26, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Oh! My Bad Boy [Jeon Jungkook]Where stories live. Discover now