My Cappucino Cupcake

prolog

"Pesenannya dari ibu Ratna. Mamiku tercinta. Cappucino.C"

Aku mengatakan itu kepada Mas Nanda. Pramusaji caffe Aigo tempat nongkrong ku setiap hari. Yang pasti surga untuk cupcakeku
Yup. Aku penggila kue cantik mungil nan manis itu. Cupcake dengan berbagai toping.

"Cappucino. C."

Mas Nanda mengulang pesanku  dengan mengernyit. Aku sudah menjadi langganan di sini. Tiap sore sepulang aku kursus memasak pasti langsung berbelok ke caffe dengan nuansa pink ini. Duduk sambil melahap beberapa cupcake dan satu gelas smoothies strawberry.

"Iya mamiku bilang sudah pesen Cappucino ya. Tapi entahlah kenapa belakangnya ada C nya? Varian baru ya? Atau cappucino cincau?"

Mas Nanda menatapku lekat. Tapi kemudian hanya mengangguk dan begitu saja meninggalkanku. Loh ada apa ini? Biasanya dia juga bercanda dulu sama aku? Bukannya sok kenal tapi aku udah menjadi pelanggan di sini 2 tahunan. Karena rasa cupcakenya yang aduhai langsung membuatku jatuh cinta.

"Lupe kamu ikut aku ya".
Mas Nanda sudah muncul lagi di depanku. Tentu saja aku menggelengkan kepala. Di tanganku kini ada satu buah cupcake mini dengan toping coklat yang baru kukunyah separo. Mami tadi telepon saat aku baru saja keluar dari tempat kursus untuk mengambilkan pesanannya. Otomatis aku langsung mengiyakan karena aku memang akan menikmati cupcake di sini. Dan sekarang Mas Nanda menggangguku.

"Emang ngapain? Ini cupcake juga mau Rasty pelukin dulu."

Aku mulai memasukkan cupcake itu lagi ke dalam mulut dan mengunyahnya lagi. Sekarang Mas Nanda malah menatapku dengan bingung. Dia tampak menggaruk-garuk kepalanya.

"Lha cappucinonya minta kamu ke sana. Bukan di sini."

"Hah?"

Aku menganga lebar mendengar ucapan Mas Nanda. Dia tampak celingukan dengan gelisah.

"Kok cappucino minta aku? Lha lucu masnya ini. Orang aku pesen Cappucino."

Aku menggeleng-gelengkan kepala dan tertawa terbahak. Membuat beberapa pengunjung cafe menatapku dengan penasaran. Mas Nanda yang berdiri di depanku kini mulai mengangkat bahunya.

"Kamu kan pesen Cappucino. C kan? Beneran kamu gak tahu itu apaan?"

Lah. Ini malah ngajakin jawab kuis Mas Nanda ini.

"Ya Cappucino minuman kan? Emangnya ada Cappucino yang lain? Atau Mas Nanda mau ngasih aku Varian rasa cupcake baru? Cappucino?"

Mas Nanda makin tidak paham dengan apa yang aku ucapkan.

"Nan. Sudah saya yang akan tangani."

Tiba-tiba dari balik punggung Mas Nanda, muncul seorang pria yang...ehmmm mungkin usianya di akhir 30 an atau malah menjelang awal 40 tahun? Tapi sosoknya yang tegap, rambut hitam lebat, dan cambang yang tampak menambah garis wajahnya terlihat begitu berwibawa. Kini sudah mengalihkan perhatianku dari cupcake yang sudah tinggal satu gigit ini.

"Owh iya pak. Saya permisi."

Mas Nanda tiba-tiba sudah pergi meninggalkanku begitu saja. Dan kini digantikan pria yang sepertinya tampak sangat perlente dengan jas kerja warna biru navy yang pas memeluk badannya.

"Loveyna Rasti."

Aku langsung mengangguk bingung saat dia tiba-tiba memanggil namaku dengan lengkap. Dan pria itu duduk di depanku.

"Jadi, sudah siap membungkus saya?"

Tentu saja aku langsung melongo.

"Bungkus? Bapak?"

Dia tersenyum tapi kemudian menganggukkan kepalanya.

"Kamu tadi kan pesen Cappucino C kan?"

Aku mengangguk dengan refleks dan kini menatap Om...eh..bapak.
Atau siapa ini. Pokoknya dia membuatku bingung.

"Nah saya siap dibungkus."

Aduh aku makin bingung dengan ucapan absurd pria di depanku ini.

"Saya enggak ngerti pak. Saya pesannya Cappucino. Minuman. Bukan bapak."

Pria di depanku ini malah menyeringai lebar. Memamerkan giginya yang rapi seperti iklan pasta gigi itu.

"Pesanannya Bu Ratna kan? Ya saya Cappucino C. Tepatnya Cappucino Collin. Calon suamimu."

Mati ini!

Udah ada pdfnya ya harga 40 k saja cuzz ke wa 081255212887