Take 1: ~Sebuah Perasaan Kecewa~

775 3 0
                                    

                                             Sebuah Kisah Tentang Kita

“Itu hanya sebuah permainan dan aku hanya bercanda” dengan mudahnya kau berkata seperti itu tidak taukah kamu betapa kecewanya aku atas jawabanmu? Namun aku hanya tersenyum dan seolah-olah menikmati lagu dalam acara ini. Aku tau kau melihat ku seakan menelisik perubahan dalam ekspresiku, namun aku tidak ingin menunjukkan jika aku kecewa. Aku menghargai semua yang telah kau berikan pada ku dan aku menghargai kujujuranmu. Terima kasih

                Lagi-lagi gadis itu harus merasakan yang namanya kecewa dan sakit hati lantaran rasa cintanya yang bertepuk sebelah tangan yang entah sudah keberapa kalinya. Namun gadis itu tidak pernah lelah untuk jatuh cinta walaupun dia tau pada akhirnya dia akan merasakan kekecewaan. Dia pun tidak takut untuk menunjukkkan rasa cintanya pada orang lain, dia hanya takut ada orang yang mencintainya namun tidak dia cintai. Dia tidak ingin orang lain merasakan apa yang pernah dia rasakan karena menurutnya itu tidak adil, orang yang mencintai seharusnya mendapatkan balasan cinta yang layak bukan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Gadis ini selalu memberikan solusi yang terbaik saat teman-temannya bercerita tentang masalah perasaan mereka namun dia sama sekali tidak pandai saat menyelesaikan masalah percintaannya sendiri. Sejujurnya gadis itu terlalu polos dan juga naif, tidak bisa membedakan mana rasa cinta yang sesungguhnya dengan perasaan suka terhadap lawan jenis yang hanya sebatas teman.Terlalu mudah percaya, terlalu mudah tertipu, terlalu mudah berharap, terlalu mudah untuk disakiti.

                Gadis itu kini bimbang menatap ponselnya, jam pada ponsel itu menunjukkan waktu 10.05. “dia belum bangun” guman gadis itu, ingin rasanya dia mengirim pesan atau menelfon pria itu, pria yang hampir satu bulan belakangan ini mengisi hari-harinya walaupun gadis itu telah disakiti, “apa dia sudah membalas pesan mu?” ketik gadis itu pada ponselnya lantas mengirimkannya pada sebuah nomer, tak lama ponsel gadis itu bergetar terlihat sebuah pesan dari salah satu teman dekatnya “tidak ada balasan” gadis itu menghela nafasnya lantas membalas pesan tersebut “pasti masih tidur, ya sudahlah selamat bersenang-senang” setelah mengirim pesan tersebut gadis itu membiarkan ponselnya begitu saja. Gadis itu lagi-lagi termenung memikirkan hari-hari yang dia lewati bersama pria itu walaupun baru 2 kali jalan bersama namun tak urung membuat gadis itu tersenyum senang, kembali dipandangnya ponsel putih miliknya tidak ada balasan dari pria itu. Terngiang kembali kata-kata pria itu semalam membuat senyum gadis itu lenyap seketika, perasaan itu perasaan sakit karena kecewa kembali menderanya. Dipandangnya gambar pria itu yang terpasang pada dekstop laptopnya “apakah aku harus meninggalkanmu? Melepasmu dan mencari yang lain? Seperti yang selalu aku lakukan ketika cintaku bertepuk sebelah tangan?”guman gadis itu, berulang kali pertanyaan itu berputar-putar dikepalanya. Ingin rasanya dia meninggalkan pria itu namun entah mengapa hatinya tidak rela “harus kah aku bertahan?”pertanyaan yang sama lagi-lagi muncul diotaknya, gadis itu tau pria itu tidak mencintainya, mungkin belum bisa mencintainya-harapan gadis itu-namun siapa pun akan tau jika pria itu hanya menganggapnya sebagai teman. Teman yang baru saja dia kenal, teman yang selalu mengganggunya, teman yang selalu mengaturnya. Gadis itu tersenyum tipis teringat ketika pria itu mencoba menyembunyikan rokok yang dia hisap, pria itu tau gadis itu sangat anti terhadap rokok dan dia juga tau jika gadis itu tidak suka jika dia merokok.

              Namun senyum tipis gadis itu segera menghilang ketika dia teringat dengan sosok gadis lain yang juga mencintai pria itu, gadis yang jauh lebih dulu menyukai pria itu dan hampir seluruh teman mereka tau jika diantara mereka ada sebuah hubungan walaupun pria itu mengatakan jika mereka hanya berteman biasa “bagaiman jika dia menganggap yang berbeda dengan mu?” sebuah pertanyaan yang gadis itu lontarkan malam itu ketika mereka duduk bersebelahan “ya, pokoknya aku cuma anggap teman. Semua teman”jawab pria itu dengan sebuah senyum yang selalu di sukai gadis itu. Ada sebuah perasaan lega sekaligus perih yang di rasa gadis itu,namun dia tetap tersenyum. Senyum yang selalu dia tunjukkan ketika dia tidak ingin ada yang tau betapa berat beban dan kecewa yang dia rasakan. Gadis itu menggelengkan kepalanya mencoba mengusir ingatan yang membuatnya kecewa namun gadis itu tidak dapat mengusir bayang-bayang pria itu yang tersenyum padanya “aku bisa gila”makinya, gadis itu dengan kesal mengambil laptopnya dan mulai mengetik apa yang saat ini dia rasakan dalam sebuah cerita yang merupakan salah satu hobbynya.

             Hampir seharian gadis itu mengetik sebuah cerita namun tidak kunjung ada balasan yang masuk dalam ponsel miliknya, sebuah lagu mengalun dengan lembut dari laptop miliknya yang terhubung dengan headset yang dia pakai. lagu milik kahitna membuatnya tercekat bukan,bukan karena lagunya jelek justru karena liriknya membuat gadis itu terdiam seketika.

                                                     Haruskah ku akhiri

                                                Aku tak tahu apakah nyata

                                                    Ataukah prasangka

                                                 Tak mungkin ku hindari

                                           Sanggupkah aku terus melangkah

                                                     Atau ku pergi saja

Liriknya sama dengan apa yang dirasakan oleh gadis itu, dan entah bagaimana lagu milik kahitna yang lain kembali mengalun dengan merdu merasuk dalam hati dan pikiran gadis itu. Lagu yang justru membuat gadis itu menangis tertahan “Cinta Sendiri, mungkin lagu ini yang memang pas mendiskripsikan keadaanku”desis gadis itu tersenyum pilu. Apa yang harus dia lakukan setelah ini? Gadis itu masih tetap bingung, dia berharap dapat menghapus perasaan itu dengan mudah semudah perasaan itu masuk kedalam relung hatinya, secepat pria itu mendapatkan hatinya.

                Semalaman gadis itu gelisah tidak seperti biasanya,seharian ini pria itu tidak memberinya kabar, tidak membalas satu pun pesan yang dikirim gadis itu “dimana kamu? Apa kau menghindar dari ku?” lagi-lagi pikiran negativ menghampiri gadis manis itu. Lelah memikirkan kemana pria itu seharian gadis itu pun jatuh tertidur. Namun saat tengah malam gadis itu kembali terbangun karena mimpi buruk, gadis itu bermimpi jika pria itu meninggalkannya dan pergi dengan gadis lain. Gadis yang lebih dulu bertemu dengan pria itu,gadis itu mengelap peluh didahinya dan bergumam jika itu hanya mimpi, hanya bunga tidur. Gadis itu melirik ponsel putihnya dan mendapati ponsel itu berkedip menandakan ada sebuah pesan yang masuk, dengan segera gadis itu mengambil ponselnya dan membuka pesan tersebut “Selamat Malam, Tidur yang nyenyak dan Mimpi Indah” sebuah kalimat yang mampu membuat bibirnya terangkat keatas membuat sebuah senyum manis ditengah gelap dan dinginnya malam.

KITAWhere stories live. Discover now