Chapter Twenty-Three

Începe de la început
                                    

Mengecewakan. Itu bukan Thomas. Aku jadi enggan untuk mengangkatnya. Tapi aku menekan tombol, dan terpaksa menjawabnya.

"Halo, ini Jane."

"Hai, Jane. Ini Tonny."

Tonny? Tumben sekali. "Oh! Hai, Tonny, ada apa?"

"Apa aku mengganggumu? Tidak ada apa-apa, aku hanya berpikir kau mungkin sedang bersama Thomas sekarang. Apa dia disana?"

Sialan. Dimana dia?

"Tidak, dia tidak sedang bersamaku. Apa sesuatu terjadi padanya?"

"Tidak, aku yakin dia baik-baik saja. Aku hanya perlu tau keberadaannya. Tommy tak pulang ke rumah dua hari ini. Dia tak mengabariku dan aku tak bisa menghubunginya. Aku berpikir dia bersamamu. Maafkan aku telah mengganggu harimu, sweatheart."

Persetan, dimana kau Thomas?

Setelah Tonny mengakhiri teleponnya, aku mengambil jaketku, memakai sepatu lalu bergegas keluar. Aku harus mencarinya. Tidak, aku harus menemukannya.

Aku keluar dari flat-ku tanpa rencana dan tujuan pasti. Aku tau, Thomas seorang laki-laki dewasa dan dia pasti dapat menjaga dirinya sendiri. Tapi dia tidak pulang ke rumah setelah pertengkaran kami. Bagaimana bisa aku tidak khawatir? Bagaimana bisa aku tidak berpikir macam-macam? Sesuatu yang buruk mungkin terjadi padanya.

Pemberhentian pertamaku adalah pergi ke kafe. Setelah turun dari taksi, aku berlari dan mendorong pintu dengan tergesa. Seisi kafe sudah sepi karena sebentar lagi tutup. Satu-satunya orang yang kukenali dan mengenaliku di sana adalah Grant. Cukup untuk membuatnya tertegun melihat kedatanganku yang gelisah.

"Oh, Jane, ada apa?"

"Apa Thomas disini?" nada bicaraku terdengar tergesa-gesa.

"Tidak, dia tidak bekerja hari ini. Apa ada masalah?"

"Apa kemarin dia kesini? Kapan terakhir kali kau bertemu dengannya?"

"Tenang, Jane, tenang." Grant melebarkan ruas telapak tangannya di depanku. "Kau mau kuambilkan sesuatu?"

"Tak perlu, terimakasih. Jad—"

"Dia disini kemarin. Dan ya, dia terlihat buruk. Aku merasakan ada sesuatu yang salah. Apa yang terjadi diantara kalian?"

"Aku melakukan kesalahan. Aku, harus meminta maaf padanya, lagi. Oh Tuhan, Grant.." aku mengusap dahi hingga ke rambutku. Entah mengapa aku jadi sepanik ini.

"Hei," ucapnya. "Aku belum pernah melihat seorang gadis yang merasa bersalah seperti yang kau lakukan, Jane. Kau benar-benar istimewa."

Aku menggeleng. "Tidak, tidak, kau tidak tau, Grant. Aku gadis yang berlaku buruk padanya, tapi Thomas, dia.." aku kehilangan kalimatku selanjutnya.

"Mencintaimu?" Grant melanjutkan. "Apa hubungan kalian sebenarnya? Apa kalian berdua telah berpacaran? Sejak kapan?"

Berpacaran? Sejak kapan?

Tidak. Belum. Pernah.

Apa hubungan kami sebenarnya?

"Aku harus segera pergi," ucapku kemudian berbalik pergi, meninggalkan kafe serta Grant yang bungkam.

Sejak awal kami bukan siapa-siapa. Aku bukan seseorang baginya. Mungkin aku tak perlu mencarinya. Mungkin semua yang telah kulakukan ini, sia-sia.

Tapi aku tetap mencari Thomas. Bukan untukku, tapi untuk Tonny. Tonny khawatir padanya, dan itu lebih penting dari urusanku dengannya. Aku mencari ke semua tempat yang bisa kuusahakan. Sepanjang pantai Hermosa, pada Ferdinand, bahkan aku sempat mampir ke rumah keluarga Wilde. Aku mengurungkan niatku sebelum masuk dan bertanya. Aku takut bertemu Maggie. Aku takut Maggie akan menyalahkanku, karena Thomas seharusnya jatuh pada wanita yang sanggup menjaganya.

Jatuh kepadanya. Bukan aku.

Jadi, aku hanya memperhatikan dari depan rumah, dan mengawasi bahwa tidak ada Mikaela disana berarti tidak ada Thomas di sana.

Malam semakin larut dan aku tak tau kemana lagi aku harus pergi jadi aku menyerah. Hal semacam ini semakin menyadarkanku bahwa, aku tak pernah berarti sesuatu baginya.

Aku pulang. Bukan ke flat-ku, melainkan ke kediaman Thomas. Aku ingin menemui Tonny dan melihat apakah dia baik-baik saja. Aku ingin memberitahunya bahwa Thomas di suatu tempat, baik-baik saja, meskipun aku sesungguhnya tak perlu melakukan itu.

Di depan pintu rumahnya yang terkunci, aku berhenti. Apa yang harus kukatakan nanti pada Tonny? Tidakkah aku berpikir Tonny akan menyalahkanku karena telah membuat cucunya pergi tanpa kabar? Tidakkah Tonny akan bertanya padaku bahwa kami punya masalah? Mengapa baru terpikir olehku? Apa yang kulakukan disini?

Sebelum aku mengetuk pintu, sesuatu terlintas dipikiranku. Kemudian aku berjalan beberapa langkah ke samping rumah. Mungkinkah?

Langkahku terus menyusuri bagian belakang rumahnya tanpa izin. Semoga Tonny tidak menyadari keberadaanku disini. Kulewati rerumputan tinggi dan jalan setapak yang membawaku pada belakang halaman rumah mereka, tempat pribadi milik Tonny dan Thomas.

Aku menemukannya.

Tapi itu bukan Thomas. Bukan Thomas yang biasa ku kenal.    

BloomedUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum