The Envy Natey

47.3K 2K 32
                                    

Jonathan belum begitu lama sampai di flat-nya ketika ia mendengar suara tawa Diandra di depan pintu. Tawa itu kedengaran begitu nyaring. Dia pasti sedang senang sekali. Rasanya belum pernah Jonathan mendengar gadis itu tertawa seperti ini.

"Hai, Nate. Maaf, aku terlambat. Kau sudah lama sampai?" tanya Diandra dengan ceria. Ia berdiri di depan pintu.

Jonathan baru saja akan menjawab ketika matanya menangkap sosok lain di belakang tubuh Diandra. Ia terdiam. Diandra yang menyadari hal itu segera menarik lengan Yudha yang sedari tadi bersamanya.

"Oh ya, Nate. Kenalkan, Yudha Hadinata, teman sekolahku dulu di Jakarta. Yud, dia Mr. Jonathan Woo, majikanku," ujar Diandra pada mereka berdua.

Keduanya bersalaman. Jonathan mempersilakan Yudha duduk sementara Diandra masuk ke kamarnya.

"Aku suka interior flat-mu. Ini sangat merefleksikan jiwa seorang novelis," ujar Yudha sambil tersenyum menatap sekelilingnya.

Jonathan balas tersenyum.

"Terima kasih. Ini hasil rancangan temanku," matanya berkeliling menatap interior flat-nya yang bertema minimalis dengan nuansa merah - abu-abu. "Oh ya, apa Diandra bercerita padamu kalau aku penulis?" tanyanya lagi.

"Tidak. Aku penggemarmu. Maksudku, aku membaca tulisanmu. Yah, bisa dikatakan begitu. Novel-novelmu terasa begitu nyata. Kadang-kadang aku merasa kalau semua yang kau ceritakan itu benar-benar terjadi. Lain kali aku akan bawa koleksi novelku untuk kau tanda tangani," jawab Yudha tersenyum antusias.

"Oh...wow, terima kasih. Kau membuatku kedengaran luar biasa. Ya, tentu saja. Dengan senang hati aku akan berikan tanda tanganku," Jonathan tersenyum dan sedikit kaget.

Dia tidak menyangka kalau teman Diandra ini adalah salah satu penggemarnya.

"Hmm...ngomong-ngomong, di sini kau bekerja atau..?" tanya Jonathan lagi.

"Aku kuliah di NTU tapi aku juga bekerja sebagai reporter media online dan membantu pihak kedutaan kami di sini mengajar kursus untuk para TKW."

Dia pasti punya otak yang cerdas sehingga bisa lulus tes masuk NTU, pikir Jonathan.

Dan dia bilang apa? Membantu mengajar kursus? Berarti tadi Diandra bertemu dengannya di sana. Kalau begitu, mereka akan sering bertemu. Hmm...kedengarannya tidak terlalu bagus.

Mendadak Jonathan membuat penilaian kilat terhadap laki-laki di hadapannya ini. Dia sudah pasti cerdas dan juga ramah. Sepertinya dia cukup mapan dari pakaian dan sepatu yang dipakainya. Seleranya bagus. Tubuhnya terbentuk dengan baik dan wajahnya cukup terawat. Terakhir...dia seperti menyimpan misteri di balik kaca mata ala Clark Kent-nya itu. Misteri. Wanita cenderung tertarik pada laki-laki jenis ini. Dan Diandra adalah seorang wanita. Dia normal dan dia single.

Lagi-lagi Jonathan berpikir kalau kenyataan tersebut tidak terlalu bagus.

Tidak lama Diandra keluar dari kamarnya. Menyerahkan beberapa lembar kertas pada Yudha dan pria itu pamit pulang. Diandra ikut mengantar sampai ke pintu lift.

"Kalian bertemu di mana?" tanya Jonathan begitu Diandra kembali.

"Maksudmu tadi? Oh, kami bertemu di sekolah yang kubilang itu. SSI," jawab Diandra masih sambil tersenyum.

Ternyata dugaan Jonathan tidak salah.

"Oya, sepertinya kau senang sekali hari ini," sindir Jonathan padanya.

"Benarkah? Hmm...tentu saja, aku baru saja bertemu dengan temanku. Kami cukup akrab dulu di sekolah. Bayangkan, sudah bertahun-tahun kami tidak bertemu dan aku benar-benar tidak menduga kami akan bertemu di sini," ujar Diandra gembira.

Merlion, I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang