PART 25

26.1K 955 42
                                    

Hari demi hari kehadiran Eric semakin mengganggu Aidan pernah suatu hari saat Aidan datang ke apartemennya untuk menghabiskan akhir minggu bersama Eric seakan tahu dan tidak lama kemudian datang ke apartemennya yang berakhir mereka bertiga menghabiskan akhir minggu bersama.

Lalu ketika mereka akan menonton bioskop Eric tiba-tiba saja datang dan duduk di tengah-tengah mereka sambil memakan popcorn dengan santai sedangkan ia dan Aidan menonton dengan perasaan dongkol.

Dan kejadian yang semakin membuat Aidan kesal adalah ketika orang tuanya mengundang Aidan ke rumah untuk makan malam bersama dan mengakrabkan diri, kakaknya diam-diam menaruh obat sakit perut di minuman Aidan sehingga pria malang itu bolak-balik ke wc hingga wajahnya pucat.

“sumpah demi Tuhan, jika kakakmu masih menganggu acara kita lagi aku tidak akan tinggal diam akan kubalas perbuatannya.” Kata Aidan geram saat mereka diam-diam pergi ke taman hiburan tanpa sepengetahuan Eric.

“aku yakin dia tidak akan tahu. Kita sudah berhasil merahasiakannya dari Eric.” Ucap Ruby menenangkan.

“semoga saja.” Doa Aidan.

“sudah sekarang kita nikmati saja kencan kita, bagaimana?” tanya Ruby dengan senyum.

“tentu saja.” Kata Aidan yang akhirnya tersenyum menawan pada wanita di sebelahnya. “jadi kita mulai dari mana?” tanya Aidan melihat satu per satu wahana bermain.

“bagaimana kalau….” Ruby melihat salah satu permainan yang cukup membuat orang-orang menjerit “yang itu” tunjuknya ke arah permainan baru di taman bermain itu.

Mereka mengantri untuk menaiki wahana itu ketika sebuah suara yang tidak diharapkan terdengar “kalian cukup ahli menyembunyikan kencan rahasia kalian, kuakui aku cukup terkesan.” Kata Eric.

“sedang apa kau di sini? Bukankah kau sedang ada meeting dengan klien penting?!” seru Ruby kaget dengan kehadiran kakaknya.

“oh…aku hanya menipumu” ucap Eric datar.

“kau…kau…” saking geramnya Ruby sampai tidak sanggup berkata-kata, ia hanya menarik Aidan dan memelototi kakaknya saat mereka melewatinya.

Mereka, Aidan dan Ruby berjalan keluar dari taman bermain itu tetapi saat di parkiran sebuah mobil berjalan dengan kecang ke arah mereka. Ruby tidak bisa menggerakkan tubuhnya ia hanya melihat mobil itu semakin mendekatinya lalu tiba-tiba tubuhnya didorong dan ia jatuh ke aspal.

Terdengar suara tabrakan keras yang berhasil menyadarkannya dan ia melihat Aidan berbaring tidak sadarkan diri “Aidan! Aidan!” panggilnya panik.

“tolong panggilkan ambulance!” teriak Ruby pada kerumunan orang yang mulai mengelilingi mereka, ia menangis sambil tersedu-sedu di sebelah pria itu yang tidak sadarkan diri.

***

Hanya dalam kurang dari satu jam kemudian Aidan sudah berada di dalam penanganan dokter dan itu semua berkat pengaruh dari keluarga Pratista dan koneksi kakaknya, Eric tadinya ingin keluar dan menganggu Aidan lagi tetapi saat ia melihat kejadian itu ia langsung menghampiri Ruby dan melakukan tindakan cepat seperti menelpon beberapa orang penting di rumah sakit agar saat Aidan sampai mereka bisa langsung memeriksanya.

Berjam-jam mereka memeriksa pria itu dan Ruby menunggu di rumah sakit dengan gelisah “bagaimana keadaan Aidan, dokter” tanya Ruby saat dokter yang memeriksa keluar.

“pasien mengalami gegar otak ringan serta patah rusuk, selain itu dia sehat dan akan segera dipindahkan ke ruang rawat pasien.” Jelas dokter.

Syukurlah!, ucap Ruby dalam hati merasa lega luar biasa.

Lessons In LoveWhere stories live. Discover now