Allyson? Allyson? My daughter..” ujar seseorang.

Aku pun menyari nyari dari mana sumber suara itu berasal. Sekarang aku berada disebuah taman yang luas.

“Siapa itu??” tanyaku.

“Sini, nak.. dad disini..”

“Dad? Kau dimana??” tanyaku sambil berlarian kesana kemari.

“Dad ada disebuah tempat yang sangat indah.. bersama mom.” ujar dad tanpa menampakkan wujudnya.

“Dad.. i miss you.. tunggu aku dad.. kau dimana?”

“Dad?”

“DAD!!”

Akupun terbangun dari mimpiku.. Dad.. kau dimana, aku kangen.. hiks hiks..

Akupun melihat kearah Niall yang berada disampingku lalu bertanya, “Niall? Dimana dad? Aku ingin bertemu.. aku mengalami mimpi buruk.” ujar ku sambil menangis.

Aku tak tahu mengapa aku menangis, karna mimpi itu, mimpi itu terasa sangat nyata.

“Apa yang kau impikan Al?” tanya mom Maura.

“Mom? Aku mimpi bahwa dad sudah, dad sudah meninggal.” ujarku sarkastik.

“Ya Tuhan Al.. itu bukan mimpi.. kau harus bangkit.. ku yakin kau gadis yang kuat” ujar Greg.

“APA MAKSUDMU GREG?!” akupun terpancing emosi, mengapa Greg mengatakan seperti itu.

“Apa yang dibicarakan Greg benar Al.. kau harus tabah. Masih ada dad, Maura, Niall dan Greg yang akan menjagamu” kini dad Bobby angkat bicara.

“Uhmm.. sorry Greg..” ujarku, jadi benar mimpi itu memang nyata hanya saja aku masih tak percaya bahwa dad telah tiada.

“Tidak apa apa Al.. aku tahu kau masih merasa kehilangan.” ujar Greg.

Disatu sisi aku ingin bangkit dari ini semua, ingin melanjutkan perjuanganku untuk membanggakan mom dan dad. Disisi lain aku masih tak yakin, apa aku bisa bangkit atau tidak.. untuk apa aku sukses apabila dad dan mom tidak ada(?)

Pikiranku sangat kacau. Aku butuh waktu untuk menenangkan pikiranku.

Niall dari tadi tidak berbicara sepatah katapun sewaktu kita dimobil. Dan sekarang kita sudah sampai di rumahnya. Aku langsung dituntun mom memasuki kamar tamu. Ya Tuhan, aku untuk berjalan saja sudah tak berdaya hingga dituntun seperti ini karna tubuhku sangat lemas.

“Allyson, sebaiknya kau sekarang makan lalu kau istirahat. Besok kau akan ke London lagi bersama Niall. Urusan rumah peninggalan dadmu biar mom dan Bobby yang mengurusnya. Kau tenang saja masih banyak orang yang peduli denganmu” ujar mom.

Dia begitu baik, sungguh beruntung Niall dan Greg mempunyai keluarga yang utuh dan baik.

“Baik mom, mom? Terimakasih atas semua yang telah kau berikan untukku dan keluargaku. Maafkan aku telah merepotkanmu”

“Sama sama Al, kamu tidak merepotkan kok” ujar mom tersenyum.

Mom pun meninggalkan ku di kamar ini. Kemudian menutup pintu kamarnya. Aku berbaring di kasur ini mencoba melepas sejenak penat dalam otakku.

Bayang bayang mimpi itu masih sangat terukir jelas di pikiranku.

Niall POV

Aku ingin masuk ke dalam, melihat bagaimana keadaan Allyson sekarang. Tapi kata mom dia sedang beristirahat. Mungkin aku akan kembali kekamarnya nanti malam.

Selama aku mengenalnya aku tak pernah melihat Allyson sesedih ini..

I know you are strong girl. Aku yakin kau akan bisa melewati ini semua..

Aku balik ke kamarku, dan mendengarkan lagu di telingaku.

Aku mengecek instagramku. Sudah lama aku tak mengeceknya..

Aku menemukan postingan terbaru dari 'X-Factor' terdapat pemmberitahuan bahwa akan ada audisi untuk bernyanyi yang akan dimulai 1 bulan lagi..

Aku ingin mengikuti audisi tersebut. Tapi suaraku saja tidak terlalu bagus. Hmm akan ku coba deh.

Aku menutup ponselku dan merebahkan punggung ku di tembok balkon kamarku sambil melihat suasana kota Mullingar yang masih sejuk ini.

FLASHBACK ON

“HEI, AYO PULANG NANTI KAU BISA SAKIT” teriakku.

“Kau ini cemen sekali.. ayolahh.. aku masih ingin menikmati hujan ini.. aku suka hujan” ujar gadis kecil itu.

“Terserah apa katamu, aku tak mau ikut bermain hujan” ujarku sambil melipat kedua tanganku didada.

“Huh, baiklah. Dasar Niall cemen, huh..”

“Nanti kalau kau sakit aku gak mau main sama kamu lagi pokoknya” ujarku.

“Aku kan kuat, memangnya kau” ujarnya sambil memeletkan lidahnya.

Akhirnya hujan pun reda ia menghampiriku yang duduk diteras.

“Hatchii hatchimm” dia bersin.

“Tuh kan apa ku bilang kau sakit kan. Makanya kalau dibilangin nurut” ujarku

“Ni-niall” ujarnya terbata bata.

“Ayo masuk ke dalam” aku mengajaknya masuk.

Dia masuk kekamar ku, dan ia beristirahat sejenak.

“Niall?” panggilnya.

“Iya Al?”  tanyaku.

“Kau tidak akan meninggalkanku kan?” tanyanya tiba tiba.

“Tidak kok Al.. aku akan menemanimu apapun yang terjadi.”

FLASHBACK OFF

Aku tersentak dari lamunanku. Aku langsung mengambil minum kebawah. Dan berniat untuk kekamar Allyson sekarang juga.

Haii,, bagi kalian yang baca vote dong:( jangan jadi silent readers..
Tinggalin jejak kalian di cerita ini😀

Oh iya.. btw, postingan Niall yang terbaru (ada di mulmed) cakep banget woi:v His smile so adorable 😍 Jadi kangen 1D..

See you on next chapter..

Love, Mrs. Horan.

Night Changes // N.HDär berättelser lever. Upptäck nu