TEN -Wedding

247 12 4
                                    

The wedding day..

Richell pov

Akhirnya hari ini pun tiba , ya hari pernikahan ku , sehari setelah kak Audrey melamarku , kami pun merencanakan hari pernikahanku dan Kak Audrey , dan yah sekarang , tepat 1 minggu setelah lamaran romantis itu.

"Nak, kamu siap?"
Terlihat mama yang sedang manatapku tanpa menghilangkan senyumnya sedikitpun dari pantulan kaca , aku tau mama hanya memaksakan senyuman nya.

"Ma.."
Ucapku pelan sambil berbalik ke belakang menghadap mama ,
Mama mendekat ke arahku lalu membelai puncak kepalaku yang di lapisi kerudung putih yang sudah di tata sedemikian mungkin.

"Kamu cantik sayang.., padahal baru kemarin mama gantiin popok kamu"
Ucapnya yang tangannya tak lepas dari kepalaku ,

"Mama jangan sedih, aku kan masih anak mama" jawabku sambil mengenggam tangan mama yang satu lagi.

"Iya kamu masih anak mama, tapi mulai hari ini kamu udah bukan tanggung jawab mama sama papa sepenuhnya lagi , sekarang kamu sudah menjadi tanggung jawabnya Audrey , lelaki impian mu " ucapnya sambil tersenyum dan sedikit menitikan air mata.
Mendengar hal itupun aku juga menitikan air mata , tidak peduli dengan riasan ku yang hancur , jujur aku benar benar bahagia , tapi mengingat setelah ini aku akan jauh dari mama dan keluargaku aku sedikit sedih.

"Sayang.. kamu ga boleh nangis , ini kan hari bahagia kamu , rusak nih riasan kamu , nanti Audrey berpaling loh , "
Mama menghapus air mataku

"Ta..tapi ma.."

"Udah ah .. jangan bicarain yang sedih sedih lagi , yang penting ingat pesan mama , seperri yang mama bilang , sekarang kamu udah jadi tanggung jawabnya Audrey , kamu harus nurut sama apa kata Audrey , jangan pernah sekalipun melawan , mama bukannya ngedoain tapi pasti di setiap rumah tangga ada pertengkaran² kecil , tapi kalian harus menyelesaikannya secara baik baik, jangan di bawa emosi , jika kamu perlu yang lainnya , tinggal telfon mama oke,"
Jelas mama panjang lebar

"Aa mama.." kataku sambil memeluk mama

"Udah yuk, kebawah , acara ijab qobulnya udah selesai"
Ujar mama mengakhiri percakapan kami.
**
Kaki ku melangkah perlahan turun dari tangga rumahku. Memang , pernikahan ku dan kak Audrey di adakan di rumahku. Mama menuntunku untuk menuruni setiap anak tangga supaya aku tidak menginjak gaun ku sendiri , yang memang gaunnya sedikit rempong hingga aku harus mengangkatnya sedikit ke atas.

Sampai di bawah , terlihat banyak sekali orang yang mengadiri acara ijab qobul , walaupun untuk acara ini cuma di hadiri oleh kerabat-kerabat. Tapi , banyaknya sampai memenuhi ruang tamuku.
Di antara kerumunan orang , yang paling terlihat jelas olehku hanyalah kak audrey yang saat ini duduk di tengah tengah dan saling hadap berhadapan dengan ayahku yang menjadi wali nikahku.
Kaki ku melangkah pelan menuju ke tempat di mana kak audrey berada dan duduk di sampingnya. Dan ku sadari mata kak audrey tidak pernah lepas dariku sedari tadi.

"Kalau kau ingin bilang aku cantik , bilang saja,tidak perlu di perhatikan sampai segitunya"
Bisik ku pelan di dekat telinganya.

"Hhm.."
Dehemnya pelan.
"Kau PD sekali , aku memperhatikan mu karna lihat wajahmu , make up mu terlalu tebal , kamu seperti memakai topeng chella"
Lanjutnya. Tentu saja dengan berbisik.

"Huft.."
Dengus ku sebal , aku pun hanya mengalihkan pandanganku ke arah lain.

"Ehem.., sepertinya calon suami istri ini tidak sabaran sekali ya."
Sindir papa yang berada di depan kami. Dan membuat orang orang yang mendengarnya tertawa dan seketika kurasakan pipiku memanas karna malu. Kulirik kak Audrey yang hanya memasang wajah datarnya walau ku tahu dia juga sedang malu.

Dan acara pernikahan pun berjalan dengan lancar. Kak Audrey juga mengucapkan ijab qobulnya dengan lantang dan satu kali tarikan. Dan yah.. sekarang kami sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Hingga acarapun berlajut ke acara resepsi di sebuah Hotel bintang lima yang khusus kami sewa. Resepsinya..
Aku tidak perlu menjelaskan secara rinci bukan? Karna berlalu dengan sangat sangat membosankan. Hayolah aku hanya duduk sembari terus tersenyum di atas pelaminan bersama kak Audrey dengan muka tanpa ekspresinya , menyalami setiap tamu yang datang. Dan kalian tau apa yang paling melelahkan? . Mantan tunangan kak Audrey , ah tepatnya mantan calon tunangannya sempat membuat keributan karna tidak terima akan pernikahan kami. Tapi , kamarin sempat ku dengar kalau kak Audrey telah memutuskannya dengan baik-baik dan dia menerimanya. Dan kenapa sekarang dia menggila? , ck.. mungkin dia baru menyadari pesona kak Audrey.
Ok sudah cukup menceritakan tentangnya , karna aku sendiri masih kesal dengan perbuatannya dan juga sikap kak Audrey yang hanya diam menyaksikan pernikahannya di acak acak.

Haripun berlalu dengan cepat, ini sudah lewat tengah malam setelah acaranya berakhir. Dan sekarang aku sedang di bantu oleh kak Fiona , kakak perempuannya kak Audrey sekaligus Sepupuku. Ah kalian belum tau bukan. Kak Fiona adalah kakak tertua kak Audrey yang saat ini menetap di Barcelona bersama anak dan suaminya. Dan dia baru sampai tadi pagi ke sini. Kak Fio membantuku untuk berjalan ke arah salah satu kamar hotel karna gaunku sangatlah berat dan panjang. Ah sungguh menyusahkan. Dan kak Audrey? Uh dia sedang berbincang bincang dengan para lelaki di bawah. Hingga aku dan kak Fio sampai di depan kamarku.

"Udah kak , sampe sini aja. Makasih banyak ya , kakak pasti capek."

"Capek an kamu lah, seharian pake gaun kek begini. Audrey bego banget ya milihnya."

"Hahaha.. gpp kok kak. Sekali seumur hidup lho ini."

"Hufft.., yaudah kamu istirahat gih. kakak ke bawah dulu ya."

"Iya kak. Night"

"Night"

Hingga kak Fio pun berlalu memasuki Lift. Dan aku masuk ke dalam kamar ku dan kak Audrey untuk malam ini. Ya kamar kami.. memikirkan nya saja membuat jantungku berdebar tak karuan.
Ku hempaskan pantatku ke kursi yang ada di depan cermin rias.
"Ah aku butuh mandi."
Ucapku pelan karna merasakan tubuhku yang sangat lengket saat aku sudah selesai membersihkan make up dan melepaskan beberapa jepitan yang ada di rambutku dan langsung berlalu ke kamar mandi.

Selesainya mandi, ku langkahkan kaki kembali ke depan meja rias untuk mengeringkan rambutku. Tapi sebelum niatku itu terjadi , seseorang telah terlebih dahulu menarik tanganku mendekat hingga wajahku bertabrakan dengan sebuah dada bidang yang di lapisi baju kaos hitam ketat , yang membuatku seketika gugup mengetahui siapa pemilik dada bidang tersebut.

"Ka..kak Audrey?"

**

Mianhaee ....
Udah lama g up 🙇🙇🙇 😂

My Cousin My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang