M-J :: (17) Kejar

Start from the beginning
                                    

Tatapan gue turun ke lantai.

Nyokap.

Seperti yang Reeveles lakukan pada Revon, dia melilitkan untaian es beku di leher Nyokap.

Nyokap gue.

Gue berteriak memanggil Nyokap. Seluruh kekuatan yang gue pikir gak gue miliki langsung terkumpul. Gue mengambil kursi kayu dan melemparnya ke arah Reeveles. Laki-laki itu dengan cepat menghindar.

"JANGAN BERANI-BERANI NGELUKAIN NYOKAP GUE, YOU SON OF B--"

"Mika!" panggil Miles.

Reeveles yang tadinya hanya berdiri diam langsung melompati jendela kala melihat Miles turun dari tangga. Untaian es beku yang melilit leher Nyokap terlepas. Gue berhenti melempar barang, lalu mendekati Nyokap.

"Ma?" perut gue melilit saat melihat darah segar mengalir di lehernya, leher Nyokap gue. Miles dengan cepat terduduk di samping Nyokap yang ambruk.

Padahal tadi sore gue dan Nyokap bertengkar.

Padahal baru kemarin gue membantah larangan Nyokap.

Padahal baru kemarin gue membalas sentakannya.

"Ma?"

Gak ada sahutan. Mata Nyokap terpejam rapat. Tangan gue bergetar kala mengecek napas Nyokap. Begitu merasakan deru napasnya yang teratur, air mata yang bergumul di pelupuk langsung terjatuh. Gue memeluk Nyokap hati-hati, seolah jika gue menggunakan kekuatan lebih, Nyokap gue pergi jauh.

"Ma, maafin Mika," gue berbisik di telinganya, lirih. "Mika nyesel."

Sulur tanaman perlahan keluar dari jemari Miles, melilit leher Nyokap gue dengan lembutnya. Perlahan, darah segar di leher Nyokap mengering. Sulur tanaman itu pelan-pelan menyerapnya dan menumbuhkan kulit baru. Gue tersenyum penuh rasa terimakasih pada Miles, laki-laki itu membalas senyum gue.

"Kenapa pagi-pagi udah ribut--Mama?!" tiba-tiba Mello datang dari arah Ruang Keluarga dengan piyamanya. Wajah ngantuknya seketika berubah cemas kala melihat Nyokap.

Gue membopong Nyokap menuju kamarnya, menaruhnya hati-hati di tempat tidur sementara Mello mengekori. Wajah Mello tampak sangat cemas. "Mama kenapa, Kak?"

"Mama gak apa-apa, kok. Mello jagain Mama dulu, ya?" gue menepuk puncak kepala Mello, mengusap-usap bahunya menenangkan. Mello mengangguk, membuat gue menghembuskan napas lega. Setidaknya Nyokap aman bersama Mello.

Muncul Juna dan yang lain, semuanya berwajah cemas. Gue menengok ke arah mereka. "Jagain Nyokap gue, ya. Kalo ada apa-apa bilang ke gue."

Miles menyelip dari kerumunan, gue menatapnya. Seolah tau apa yang gue maksud, Miles mengangguk yakin.

"Tapi, Mik. Lo mau kemana?" tanya Julian bingung.

"Gue bakal cepet balik, jagain aja Nyokap," jawab gue acuh tak acuh.

Ana menahan bahu gue. Matanya menatap gue penuh harap. "Gue ikut."

"Lo di sini," bantah gue keras.

"Gue ikut!" nada suara Ana naik satu oktaf.

Gue menarik napas, berusaha tenang. "Lo di sini. Gue mau lo aman. Oke?"

"Tapi--"

"Mika bener. Udah, lo di sini aja," ucap Faren sambil memakaikan topi kupluk miliknya pada Ana sampai-sampai mata Ana tertutup topi.

"Lo ikut, Ren?" tanya gue seraya berjalan menuju pintu utama bersama Miles. Rasanya kami kayak kembar kalau jalan beriringan seperti ini.

"Kita ikut," jawan Revon tiba-tiba. Faren mengangguk sambil mengikuti langkah Revon yang lebih dahulu.

TRS (3) - Mika on FireWhere stories live. Discover now