Prologue - The Beginning of Everything

Start from the beginning
                                    

Karena rumah tampak sepi, aku yakin Mama sudah berangkat kerja. Aku bersyukur ada toast di atas meja yang memang ternyata merupakan sarapan untukku.

Berniat memakannya sambil berangkat sekolah di jalan, aku menghentikan langkahku saat melewati sebuah meja kecil dimana terdapat sebingkai foto yang terpajang rapi.

Aku tersenyum kecil.

" Aku berangkat, Papa. "

Papaku, George, meninggal dunia 10 tahun yang lalu. Dua hari setelah ulang tahunku yang ke 5, ia meninggal karena kecelakaan pesawat. Papa ... Meninggalkan aku dan Mama di rumah ini.

Saat mengetahui bahwa Papa telah tiada, kesehatan Mama sempat menurun drastis. Tetapi beberapa minggu kemudian, ia mulai tersenyum kembali. Dulu aku sama sekali tidak tahu alasannya. Tapi semakin lama, aku semakin mengerti.

Mama ... Tidak mau membuatku ikut sedih. Jadi, ia berusaha tampak kuat, karena kini ... Aku tidak punya siapapun lagi kecuali Mama. Kepergian Papa memang membuat kami kehilangan besar. Senyuman dan tawa Papa, tidak lagi terlihat di rumah ini.

Aku tidak mau melihat Mama bersedih lagi, karena itu, aku juga ... Tidak akan menunjukkan kesedihanku di depan Mama.

" Gawat! Bel udah bunyi ! " Aku berlari melewati gerbang sekolah dan mendengar bunyi Bel yang menandakan pelajaran akan segera dimulai.

Pintu masuk gedung sekolah sudah ditutup, aku tidak akan bisa masuk. Lebih baik sebelum guru BP datang, aku harus menyelinap masuk ke dalam gedung sekolah.

Tentu saja, aku sudah punya jalur alternatif. Dengan perlahan aku berjalan menuju ke daerah belakang sekolah, membuka sebuah jendela yang tidak terkunci, dan melompat masuk ke dalam ruangan itu.

Ruang Kesehatan.

" Ah, kau lagi. " Ujar seorang pria berjubah putih.

Dia Kent Highway, guru ruang kesehatan, yang merupakan ... Paman ku.

" Paman, aku numpang lewat. " Balasku dengan nada datar.

" Wajahmu tidak menunjukkan bahwa kau senang bertemu denganku. Dan juga, panggil aku Pak Guru. " Paman Kent tampak kesal.

" Paman, jangan berharap aku akan memanggilmu dengan sebutan Pak Guru, deh. " Aku terkekeh.

" Ah, lupakan. Lalu ... Lagi-lagi kau terlambat. Cepatlah kembali ke kelasmu. Pelajaran sudah dimulai. " Paman Kent hanya bisa menghela nafas.

Baru kurang lebih 3 minggu aku menjadi murid kelas 1 di SMA Louie ini. Dan tentu saja, Paman Kent yang merekomendasikannya pada Mama. Paman Kent adalah adik Mama, dan ... Entah kenapa aku kurang suka pada Paman Kent, walaupun terkadang ia baik.

Bayangkan saja !!! Seorang guru kesehatan merokok di Ruang kesehatan sekolah !! D-dan juga , dia hanya minum Kopi yang mengandung Kafein tinggi! Seorang guru kesehatan yang tidak peduli pada kesehatannya sendiri.

" Ah, terima kasih sudah membiarkan jendela itu tidak terkunci. "

Setidaknya aku berterima kasih.

Dengan santai aku berjalan menuju kelasku yang berada di lantai 2. Disaat aku sampai di depan pintu kelasku, aku menghela nafas lalu dengan perlahan membuka pintu itu.

Setelah melihat tidak ada guru di kelas, aku hanya menghela nafas lega. Setidaknya tidak perlu kena marah.

" Oh, pagiii, Anna ! " Sapa beberapa murid di kelas saat melihatku berjalan menuju bangkuku yang terletak di bagian pojok, dekat jendela.

" Pagi. " Jawabku santai.

" Kemana gurunya ? " Tanyaku tak lama setelah itu.

" Ah, katanya ada murid pindahan. Jadi Pak Guru lagi di kantor guru bersama murid baru itu. "

PaperplaneWhere stories live. Discover now