Kekuatan

3 0 0
                                    

Hari ini aku terpaksa pulang telat karena ekstrakulikuler yang wajib diikuti oleh seluruh siswa/siswi. Memebuatku harus berlama-lama tinggal di sekolah. Siswa/siswi diwajbkan untuk memilih salahsatu ekstra baik olahraga maupun pelajaran. Aku lebih suka olahraga, dan yang aku pilih adalah Bola Basket. Meskipun memakan waktu sekitar empat jam seminggu untuk kegiatan ini, aku tetap menikmatinya. Kesampingkan bakat, aku hanya mencari nilai dan kesenangan saja dalam hal ini. Dan akupun tak berniat untuk jadi pemain bola basket profesional.

Manusia memang selalu bermasalah. Dimanapun berada pasti tak lepas dari suatu masalah. Banyak sekali senior-seniorku yang tidak suka dengan keberadaanku dalam tim basket. Hmmmmmmm, padahal aku ingin sekali bisa akrab dengan mereka. Namun entah kenapa mereka selalu memandang sinis padaku dan menjauh. Memang tidak semua seperti itu. Tapi mayoritas memang seperti itu. Ini membuatku agak sedikit terganggu. Namun keadaan seperti ini bukanlah suatu hal yang menjadi penghalang untuk mengisi kolom penilaian kegiatan ekstra di raportku.

Ekstrakulikuler sudah usai. Gelap hampir menutupi langit. Hanya segaris cahaya kuning yang terlihat dibagian barat. Suasana jalanan saat ini terasa sepi. Jarang sekali ada kendaraan yang lewat. Sambil berjalan kulihat senja mulai menghilang dan akhirnya berganti malam. Entah kenapa malam ini terasa aneh dan mencekam tak seperti biasanya.

Bulan terlihat merah, segerombolan kupu-kupu hitam mengitari lampu jalan yang bercahaya putih. Aneh bukan melihat bulan merah dan kupu-kupu hitam dimalam hari seperti ini. Karena penasaran aku mendekatinya. Sesaat kemudian segerombolan kupu-kupu itu menyerbu kearahku. Mereka menyerang dengan tabrakan yang menjengkelkan. Membuat badanku geli dengan sentuhan yang mereka buat. Tapi tiba-tiba mereka mengehentikan serangannya, mundur dan bergerombol lebih dekat kemudian bersatu. Sedikit demi sedikit gerombolan itu membentuk sosok manusia berbaju serba hitam. Setelah sosoknya sempurna terdengar suara dengan nada yang mencekam.

"Nama saya Arok. Saya akan membunuh anda dan mengambil pusaka Arjana dari tubuh anda."

Ahhhh, apa yang dia katakan? Suaranya membuatku ingin lari menjauh. Dan lagi apa yang dia maksud arjana. Didalamku tak ada apa-apa selain organ manusia pada umumnya, kan? Mengapa dia ingin membunuhku?

Sayap kupu-kupu keluar dari punggungnya. Ia mengepakkan sayapnya sambil mengeluarkan jeritan seram. Angin kencang berhembus dari kepakkan sayapnya. Kemudian badannya sedikit melayang sambil bergerak mendekat kearahku. Aku hanya bisa diam mematung melihatnya. Bagiku ini sangat tak masuk akal melihat manusia bersayap kupu-kupu. Tak ada jarak lagi diantara kami sehingga dengan mudahnya ia mencekik leherku. Kuku tajamnya menusuk kulit. Ngilu, perih, sakit sekali.

Aku diangkat sejajar, sulit sekali untuk bernafas dalam keadaan dicekik dan diangkat. Sekuat tenaga aku meronta sampai kesadaranku hampir hilang karena kehabisan nafas. Pandangan gelap, dan aku lemas tak berdaya.

Aku membenci segala bentuk kekerasan. Baik itu ucapan maupun perbuatan. Semasa SD aku adalah anak yang kerap ditindas oleh teman sekelas. Dijahili, dihina, dan dibuang. Aku memiliki keunggulan dalam hal kecerdasan, mungkin. Sehingga teman sekelasku selalu memanfaatkan itu untuk keuntungan mereka agar mendapatkan nilai yang bagus saat ujian. Intimidasi dan ancaman membuatku terpaksa menurutinya. Selalu saja menjadi bahan olokan tiap harinya.

Tapi, aku sudah bosan dengan penindasan dan segala bentuk kekerasan tanpa tujuan yang dibenarkan. Melakukan kekerasan hanya untuk kesenangan semata. Itu tak adil. "Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh............, Aku muaaaaak, aku bosannn, aku benci semua ituuuuuu!".. aku berteriak sekeras mungkin.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 10, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

K.L.W Even She's a FantasyWhere stories live. Discover now